Share

21. Jangan Gugurkan Bayi Itu

"Apa yang terjadi pada Habiba? Kamu menggendongnya tadi?" Amira menghampiri, memasuki kamar dan mengawasi kondisi Habiba yang akhir-akhir ini tampak memucat.

"Mm... Habiba sakit dan hampir pingsan, makanya aku gendong tadi." Husein menjelaskan dengan tenang. Pintar sekali menyembunyikan rahasia. Ekspresinya pun tidak terlihat gugup.

"Ya ampun, mukanya saja pucat begini. Kelihatan lemas sekali. Mendingan kamu tidak usah kerja dulu. Istirahat saja di rumah," ucap Inez cemas. Ia langsung meraih tangan Habiba dan menggenggam jemari temannya itu.

"Cepat panggil dokter!" titah Amira mendominasi. "Jangan sampai terjadi hal buruk pada Habiba di rumah ini."

What? Panggil dokter? Kalau dokter datang untuk memeriksa Habiba, maka bukan mustahil dokter akan mengetahui kehamilan Habiba, bahkan mengabarkan masalah itu kepada semua orang. Ini gawat! Husein berpikir keras.

"Tidak perlu panggil dokter. Habiba mengaku sedang demam. Dia tidak enak badan. Ada banyak alergi sehingga ia tidak bisa sembarang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Nah ..Farah curiga Biba hamil.
goodnovel comment avatar
inggrid LARUSITA Nganjuk
mau d tutupi kayak apapun tetap bakal ketahuan, sabar biba ya,, ini husein jd keluar negeri kah ?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status