Angela berdiri di ambang pintu. Pistol masih terarah ke Gilbert, kedua tangannya mantap. Wajahnya datar tanpa ampun, dingin seperti es, seperti sosok pembunuh bayaran yang telah mati rasa. Tak ada setitik pun belas kasihan di matanya. Hanya ada satu hal: mengakhiri ancaman Gilbert.Gilbert terjatuh, tubuhnya menumbuk lantai keras. Darah menggenang di sekelilingnya, meresap cepat ke karpet kumal apartemen itu.Angela menurunkan pistolnya, menatap tubuh tak bernyawa itu tanpa ekspresi. Nafasnya teratur. Penuh kendali.Aslan menatap Angela dengan campuran kagum dan heran. “Angela…” bisiknya. Dia tak menyangka wanita yang selama ini dia kenal manis dan perhatian, memiliki sisi sekeras baja.Angela bergeming, hanya menjawab singkat.“Sudah selesai.”Magnus mengangguk pelan, menyeka sudut bibirnya dari darah. “Ya… sudah selesai.”Dari luar, sirene polisi mulai mendekat, membelah kesunyian malam.Aslan mendekati Angela, masih menatapnya penuh tanya. Namun wanita itu sudah lebih dulu memaling
Terakhir Diperbarui : 2025-06-26 Baca selengkapnya