Share

bab 35. kejujuran

last update Huling Na-update: 2025-06-28 23:46:35

Bab 34 — Angela dalam Versi Baru

Angela membuka matanya perlahan. Cahaya matahari yang menerobos dari celah gorden menyapu kulit wajahnya yang pucat. Ia mendesah pelan, mengedarkan paindangan ke sekeliling kamar yang sebenarnya nampak asing.

Apartemen pribadi milik Aslan di pinggiran kota Paris—tempat yang jarang dikunjungi pemiliknya, tempat yang tak terjamah oleh kebisingan kota, dan tempat yang—anehnya—membuat Angela merasa aman.

Ia bangkit perlahan, duduk di tepi ranjang. Tubuhnya hanya dibalut kemeja putih milik Aslan, menggantung longgar di bahunya. Setelan hitam yang ia kenakan semalam sudah bersih karena semalam dia cuci. Bau tubuh Aslan masih melekat di kemeja itu, membuat jantungnya berdetak pelan tapi berat.

Angela tidak menyesal. Tidak sedetik pun.

Gilbert telah mati. Dan dunia seharusnya berterima kasih padanya.

Angela bangkit, berjalan ke depan cermin besar yang menempel di lemari. Ia menatap refleksinya dalam diam. Rambutnya berantakan, pipinya memerah, dan bekas ciuman
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Mengejar Cinta Bujang Lapuk yang Pernah Kusakiti   Bab 35– Luka yang Tersembunyi

    Keheningan menyelimuti ruangan setelah Angela jujur mengaku jika dia adalah Aiko, mantan kekasih Gilbert, pria yang berusaha menghancurkan Aslan dengan cara paling keji. Aiko juga yang mendekati Aslan, mengencani pria itu dan mencoba meracuninya.Aslan tidak langsung merespons. Ia hanya berdiri mematung, wajahnya dingin, tatapan matanya kosong seperti tak percaya. Hanya detak jarum jam yang terdengar, seolah sedang menghitung mundur ledakan emosi yang sedang ditekan.“Kenapa?” tanyanya akhirnya. Satu kata yang pelan… tapi tajam.Angela tak bisa berkata apa-apa. Air mata mengalir deras, tapi ia tetap berdiri tegak di hadapan lelaki itu, menerima semua rasa sakit yang siap dilemparkan padanya.Aslan tertawa miring. “Selama ini… kamu hanya pakai wajah berbeda buat ulang semua permainanmu ya?” Suaranya mulai meninggi.“Tidak! Aslan, dengar aku dulu—”“AKU SUDAH CUKUP DENGAR!” bentaknya membuat Angela terdiam membeku.“Asal kamu tahu, aku benci dibohongi. Tapi untuk pertama kalinya dalam h

  • Mengejar Cinta Bujang Lapuk yang Pernah Kusakiti   bab 35. kejujuran

    Bab 34 — Angela dalam Versi BaruAngela membuka matanya perlahan. Cahaya matahari yang menerobos dari celah gorden menyapu kulit wajahnya yang pucat. Ia mendesah pelan, mengedarkan paindangan ke sekeliling kamar yang sebenarnya nampak asing.Apartemen pribadi milik Aslan di pinggiran kota Paris—tempat yang jarang dikunjungi pemiliknya, tempat yang tak terjamah oleh kebisingan kota, dan tempat yang—anehnya—membuat Angela merasa aman.Ia bangkit perlahan, duduk di tepi ranjang. Tubuhnya hanya dibalut kemeja putih milik Aslan, menggantung longgar di bahunya. Setelan hitam yang ia kenakan semalam sudah bersih karena semalam dia cuci. Bau tubuh Aslan masih melekat di kemeja itu, membuat jantungnya berdetak pelan tapi berat.Angela tidak menyesal. Tidak sedetik pun.Gilbert telah mati. Dan dunia seharusnya berterima kasih padanya.Angela bangkit, berjalan ke depan cermin besar yang menempel di lemari. Ia menatap refleksinya dalam diam. Rambutnya berantakan, pipinya memerah, dan bekas ciuman

  • Mengejar Cinta Bujang Lapuk yang Pernah Kusakiti   bab 33 : di bawah guyuran shower

    Air shower mengguyur tubuh Aslan, menelusuri setiap lekuk ototnya yang kekar. Tubuhnya berkilau basah, napasnya berat, mencoba menenangkan diri setelah percakapan dan tatapan-tatapan yang tanpa sadar dia berikan pada Angela. Air dingin tak mampu sepenuhnya meredam bara dalam dadanya. Tanpa Aslan sadari, Angela diam-diam membuka pintu kamar mandi. Langkahnya sangat hati-hati, nyaris tanpa suara. Gadis itu hanya mengenakan kemeja putih Aslan yang kebesaran, yang kini makin membentuk tubuhnya karena basah terkena uap hangat dari kamar mandi. Angela mendekat perlahan. Hatinya sendiri berdegup tak karuan, tapi ada sesuatu dalam dirinya yang mendorong untuk semakin mendekat. Hingga akhirnya, kedua tangannya melingkar memeluk pinggang Aslan dari belakang. Aslan tersentak, tubuhnya menegang seketika. “Angela?” gumamnya, terkejut sekaligus bingung. Dia buru-buru berbalik, dan pemandangan di depannya membuat napasnya terhenti. Kemeja putih di tubuh Angela basah dan menempel ketat, mem

  • Mengejar Cinta Bujang Lapuk yang Pernah Kusakiti   bab 32 : kemeja putih yang menggoda

    Angela berdiri di ambang pintu. Pistol masih terarah ke Gilbert, kedua tangannya mantap. Wajahnya datar tanpa ampun, dingin seperti es, seperti sosok pembunuh bayaran yang telah mati rasa. Tak ada setitik pun belas kasihan di matanya. Hanya ada satu hal: mengakhiri ancaman Gilbert.Gilbert terjatuh, tubuhnya menumbuk lantai keras. Darah menggenang di sekelilingnya, meresap cepat ke karpet kumal apartemen itu.Angela menurunkan pistolnya, menatap tubuh tak bernyawa itu tanpa ekspresi. Nafasnya teratur. Penuh kendali.Aslan menatap Angela dengan campuran kagum dan heran. “Angela…” bisiknya. Dia tak menyangka wanita yang selama ini dia kenal manis dan perhatian, memiliki sisi sekeras baja.Angela bergeming, hanya menjawab singkat.“Sudah selesai.”Magnus mengangguk pelan, menyeka sudut bibirnya dari darah. “Ya… sudah selesai.”Dari luar, sirene polisi mulai mendekat, membelah kesunyian malam.Aslan mendekati Angela, masih menatapnya penuh tanya. Namun wanita itu sudah lebih dulu memaling

  • Mengejar Cinta Bujang Lapuk yang Pernah Kusakiti   31. Akhir dari Gilbert

    Gilbert berjalan mondar-mandir dengan napas terengah-engah, tubuhnya dibanjiri keringat dingin. Sorot matanya liar, penuh amarah yang hampir tak terkendali. Pisau kecil di tangannya tak lepas menempel di leher Ellen. Ujungnya nyaris menembus kulit pucat gadis itu. Setiap tarikan napas Gilbert menggetarkan tubuh Ellen yang kini membeku dalam ketakutan.“Cepat! Kau akan memanggil Angela masuk, Ellen! Kau akan bilang padanya bahwa kau butuh dia… bahwa kau terluka… bahwa dia harus menolongmu!” Gilbert menggertakkan giginya, suaranya rendah namun tajam bak belati yang menusuk jantung Ellen.Mata Ellen membelalak, wajahnya sudah basah air mata. Lututnya lemas, hampir tak sanggup menopang tubuhnya sendiri.“Gilbert… tolong… jangan lakukan ini… Angela tak bersalah… aku yang salah… aku yang harus menebus semuanya…” suaranya parau, tersendat oleh tangis.Namun Gilbert tak peduli. Dia terus berjalan dengan langkah tak tentu arah, kepalanya menunduk, lalu mendongak dengan tatapan gila. Tiba-tiba—

  • Mengejar Cinta Bujang Lapuk yang Pernah Kusakiti   bab 30. Jebakan di dalam jebakan

    Hujan deras mengguyur atap tua gudang tempat Gilbert bersembunyi. Suara tetesan air yang jatuh dari atap berlubang seolah mengiringi napasnya yang memburu. Wajahnya kusut, jenggot tipis tak terurus menghiasi dagunya. Matanya sembab dan liar, menatap ponsel usang di genggamannya. Satu per satu kontak yang dulu mengagungkannya kini hanya menjawab dengan nada sambung tak berujung. Tak ada yang mau menolongnya. Tak ada lagi yang sudi bersentuhan dengan nama Gilbert si buronan. "Brengsek!" Gilbert mengumpat, melempar ponsel hingga pecah berantakan di lantai beton dingin. Dia menyisir rambutnya yang basah kuyup karena keringat dan hujan yang menetes dari atap. Sudah habis semua. Uang tinggal recehan. Kendaraan disita. Aset dibekukan. Dan Rebecca—wanita yang dulu dia menjadi istrinya pun telah ia jual, Gilbert bahkan tak peduli lagi. Baginya hanya ada satu tujuan: membalas dendam pada Aslan. “Aku tak akan kalah begitu saja... Aslan harus hancur! Harus!” desisnya, matanya merah penuh d

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status