All Chapters of Menjadi Istri Tuan Arrogant : Chapter 141 - Chapter 150
164 Chapters
Bab 141. Masakan Kenneth
Bella masih membawa bunga mawar pemberian Kenneth, jumlahnya ada puluhan dan itu terasa berat. Bagaimana bisa pria itu menghitung kesalahannya menggunakan setiap tangkai bunga mawar.Aromanya sangat harum, apa ada kesalahan seharum ini? Bella tersenyum tipis setiap kali menatap bunga pemberian Kenneth. Hingga tidak lama kemudian terdengar seseorang memainkan biola di tempat itu, suara mengalun indah sampai Kenneth mengulurkan tangan."Mau menari denganku?" tanyanya bak seorang pangeran sedang mengajak tuan putri berdansa.Bella meletakkan mawar kemudian dengan senang hati menerima tawaran Kenneth, mereka berdua menari bersama di depan anak-anak, Flo dan Gio memperhatikan sembari tersenyum, tiba-tiba Gio juga mengajak adiknya untuk menari bersama.Bella terkekeh melihat kedua anaknya, "Lihatlah mereka, gemas sekali aku melihat." ucap Bella."Mereka mencontoh orang tuanya, jadi kita perlu waspada dengan apa yang kita lakukan karena tindakan itu akan mereka ikuti."Bella mengangguk setuj
Read more
Bab 142. Malam bergairah
Satu mangkuk cukup besar kini sudah berisi potongan buah yang Kenneth kupas tadi, dan sekarang kedua manusia itu bersantai di dekat kolam renang menikmati angin yang berhembus. Selama lima belas menit pertama tak ada pembicaraan, Bella masih sibuk menyantap buah. "Masa kerjamu berapa lama di perusahaan City Bank?" tanya Kenneth membuka obrolan. "Aku menetap di sini, kecuali jika ada kenaikan jabatan lagi mungkin aku akan kembali ke Illinois." Bella menoleh, "tiba-tiba kamu bertanya seperti itu?" "Hanya ingin memastikan aku tidak kehilanganmu lagi tanpa aku ketahui, cukup tiga tahun tanpa dirimu yang menghantui pikiranku, sekarang jangan pergi seperti itu lagi." Bella menghela nafas, "Ternyata sudah tiga tahun, banyak yang telah terjadi dalam masa itu." "Benar, sekarang aku bahkan sudah memiliki seorang gadis kecil yang memanggilku Daddy." Kenneth tersenyum saat membayangkan pertemuan pertamanya dengan Flo, gadis itu menabrak kakinya sampai jatuh tersungkur sampai bagian keningnya
Read more
Bab 143. Momen berdua
Setelah semalam berbagi kehangatan yang sama, pagi ini mereka bangun seperti pasangan suami istri yang baru saja melewati malam pertama. "Pukul berapa sekarang?" tanya Bella. Kenneth meraih ponsel lalu melihat baru pukul tujuh pagi, "Masih ada waktu, anak-anak juga pasti masih tidur," pria itu bergerak memeluk Bella yang hanya mengenakan baju kemeja Kenneth. "Aku perlu bersiap sebelum anak-anak bangun." Bella mindahin tangan Kenneth dari perutnya lalu turun merapikan kembali pakaian yang berserakan di lantai. Ketika mengambil pakaian itu, Bella teringat dengan semalam. Wajahnya mendadak menghangat, tanpa ia sadari hubungannya dengan Kenneth semakin dalam. Di belakang Bella, Kenneth memperhatikan Bella yang terlihat sexy mengenakan kemeja besar miliknya. Seandainya saja setiap hari pemandangan yang Kenneth lihat seperti ini pasti akan jauh lebih menyenangkan, Kenneth pun beranjak dari tempat tidur hanya mengenakan celana boxernya, bagian kegagahan milik pria itu tercetak jelas saat
Read more
Bab 144. Riwayat medis
Sore hari mereka sudah pulang ke rumah masing-masing kecuali Flo yang ikut dengan Kenneth, kesempatan kali ini langsung Bella manfaatkan menuju ke apotik terdekat untuk bertanya obat apa yang sebenarnya Kenneth konsumsi. Sejak kemarin Bella penasaran, hari ini ia harus mengetahuinya. "Hm, permisi. Boleh saya bertanya sesuatu," Bella mengeluarkan sebutir obat yang ia ambil dari Kenneth, "tolong katakan ini obat apa?" tanya Bella. "Mohon tunggu sebentar, Nyonya. Kami akan lihat lebih dulu." Bella mengangguk, ia duduk menunggu tidak sampai sepuluh menit dan petugas tadi kembali, "Jadi bagaimana?" tanya Bella. "Ini obat antidepresan, jenisnya ada beberapa tapi yang ini cara kerjanya untuk menyeimbangakan suasana hati dan emosi si penderita depresi. " Jawaban tersebut sudah Bella duga, ternyata benar kalau Kenneth mengkonsumsi obat depresi, padahal jika dilihat sosok Kenneth adalah orang normal, siapa yang mengira kalau pria itu harus mengkonsumsi obat seperti ini. Bella melihat pet
Read more
Bab 145. Therapi
Pukul sepuluh malam Kenneth pulang tanpa membawa Gio, putranya itu kembali tidur dengan Flo, setiap kali Flo menyingkap selimut, Gio akan memperbaikinya agar adiknya tidak kedinginan. Saat anak-anak sudah tidur, Bella pun membuka MacBook untuk melihat pekerjaan yang sempat tertunda. Besok ia akan bekerja seperti biasanya sebelum mengajak Kenneth untuk ke psikiater, meski pria itu terlihat biasa saja, namun mentalnya sedikit terganggu. Ada kemungkinan ketika Kenneth tak bisa mengontrol emosi, pria itu akan menyakiti dirinya sendiri. Perlahan malam mulai semakin larut, tak sadar sudah pukul satu dini hari Bella menyelesaikan setengah dari pekerjaan baru istirahat. Pagi hari Carlo menawarkan diri mengantarkan Gio ke sekolah, Bella pun tidak mempermasalahkan, ia dan Flo juga pergi ke perusahaan. Dari pagi sampai sore Bella di sibukkan dengan rapat grup dan juga tumpukan dokumen, Flo sendiri asik bermain atau sesekali mengganggu para karyawan yang sedang bekerja. "Maaf, Sir. Anda ingi
Read more
Bab 146. Stok sabar bertambah
"Dokter menyarankan kita datang selama dua pertemuan lagi, jadi atur jadwal kerjamu di hari itu." ucap Bella yang sedang mengemudi. Kenneth tidak menjawab apapun, pria itu hanya melihat pemandangan di depan dengan perasaan aneh yang ia rasakan setelah melakukan hipnoterapi, rasanya lebih lega tapi juga membingungkan. Tatapannya melihat Bella, "Apa yang aku katakan saat tidak sadar tadi?" "Aku tidak begitu mendengar ucapanmu, kau hanya bergumam tidak jelas, tapi setiap memanggil namaku itu terdengar jelas, bisa kamu ceritakan apa yang ada di mimpimu tadi?" Kenneth menggeleng, "Entahlah, aku tidak ingat." Bella menoleh kemudian membelokkan mobil ke area makanan manis kesukaan anak-anak, "Aku akan membeli makanan kesukaan Gio dan Flo," Bella melepaskan sabuk pengaman kemudian turun dari kendaraan. Kenneth juga turun dari kendaraan, sepertinya ia butuh bersantai sebentar agar perasaan aneh yang ia rasakan ingin menghilang, mungkin ia kaget karena melakukan hipnoterapi untuk pertama k
Read more
Bab 147. Kebersamaan
"Apa ini kue buatan Gio?" tanya Kenneth sambil meraih satu potongan kecil yang sudah Bella tata di meja, "hm, enak walaupun ini terlalu manis."Pupil mata Kenneth melihat Gio datang menghampiri bersama Flo, mereka sudah berpakaian rapi dan juga sudah membereskan kamar mandi bersama Kenneth dari busa."Kue buatanku enak?" tanya Gio."Enak, nanti kalau membuat kue lagi sebaiknya Gio kurangi menambahkan gula ke dalamnya." jawab Kenneth.Wajah Gio tampak sumringah kalau kue buatannya enak, "Aku akan belajar lebih banyak lagi untuk membuat kue," Gio membantu Flo duduk di kursi kemudian menyerahkan kue buatannya.Bella juga sudah menyediakan kue yang tadi sempat dibeli bersama Kenneth, masakan di sajikan dan mereka pun makan malam bersama, Bella memperhatikan Kenneth begitu peduli dengan anak-anak.Kalau memang kasih sayang Kenneth lebih besar pada anak-anak, Bella juga tidak bisa memaksa Kenneth untuk menyayanginya sebesar pria itu pada anaknya, pasti ada porsi tertentu yang bisa Kenneth b
Read more
Bab 148. Hari pelelangan
Keesokan harinya, Bella berangkat bekerja sementara ia mempercayakan Flo dengan Kenneth. Pukul sepuluh, Kenneth membawa Flo ke rumahnya, hari ini adalah proses pelelangan rumah dilakukan. Pukul sebelas nanti tempat itu akan ramai oleh para pembeli, Kenneth perlu memastikan kondisi rumahnya tak ada kerusakan, sejauh ini rumah itu memang terawat dengan baik. "Mommy dulu tinggal di sini?" tanya Flo. Kenneth menoleh ke arah putrinya, Kenneth tersenyum sambil menyentuh putri kecilnya itu, "Dulu mommy dan Gio tinggal satu rumah, nanti kalau daddy pindah rumah, Flo mau kan tinggal dengan daddy?" "Sama mommy juga?" "Tentu saja." jawab Kenneth. Namun ketika Kenneth sudah bersiap menyambut kedatangan para pembeli, suara kendaraan berhenti di depan dan seseorang berjalan masuk menghampiri. "Apa-apaan ini Kenneth?" "Aku menjual rumahku, ada tempat lebih bagus untuk tempat tinggal baru, kapan nenek tuba?" tanya Kenneth balik. Sesil melihat gadis kecil di sebelah Kenneth, wajahnya mirip den
Read more
Bab 149. Restu nenek
Sore hari Kenneth menghubungi Bella untuk bertemu sebentar, dan kini mereka sudah ada di satu mobil yang sama. Bella baru saja meletakkan tas ketika pria di sebelahnya berkata, "Apa kamu tidak keberatan kalau bertemu dengan nenek?" "Kenapa mendadak kamu ingin aku bertemu dengannya?" "Bukan aku yang berniat mempertemukan kalian, tapi nenek lah yang ingin bertemu denganmu. Karena itu aku bertanya apa kamu tidak keberatan bertemu dengannya, sekarang Flo ada bersama nenek." Sontak Bella menoleh, "Kau serius?!" "Sungguh, aku tidak bercanda. Nenek sudah mengetahui hubungan kita, karena itu dia ingin bertemu denganmu." Bella terdiam, ia kembali teringat kalau dulu ia sempat dimaki oleh wanita tua itu karena tak pantas dekat dengan Kenneth, bahkan parahnya Bella juga pernah mendapatkan tamparan, mendadak detak jantungnya berdegup kencang. "Mungkinkah dia ingin aku pergi darimu?" "Aku tidak tau," Kenneth meraih tangan Bella dan menggenggamnya, "kalau itu terjadi aku akan ada di pihakmu
Read more
Bab 150. Pindah rumah
Dua hari kemudian Kenneth membawa anak-anaknya dan juga Bella untuk memasuki rumah baru bersama, lokasinya tak begitu jauh dari rumah lama Kenneth dan akhirnya mereka pun tiba di rumah dua lantai dengan halaman luas. "Apa ini rumah barumu?" tanya Bella, semua furniture terlihat baru. Tempatnya juga lebih luas. "Kamu suka?" Kenneth balik bertanya. "Meskipun aku suka, rumah ini bukan milikku." Bella menyusuri tiap ruangan, di belakang dekat dengan kolam renang ada ruangan gym, lalu di dekat tangga ada ruang kerja Kenneth dan satu ruang tamu. Di lantai atas ada dua kamar anak dan satu kamar utama. Ada juga ruangan khusus untuk penyimpanan puluhan bahkan ratusan buku milik Kenneth di salah satu ruangan di lantai bawah. Ketika Bella melihat rumah baru Kenneth, pemilik rumah itu sendiri membawa anaknya untuk menunjukkan kamar baru mereka, Flo dan Gio terlihat antusias, apalagi kamar mereka saling berdekatan. "Kamarnya cantik, banyak boneka." Flo memeluk boneka paling lembut, nuansa kam
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status