All Chapters of Bermain Api Dengan Tuan Mafia: Chapter 21 - Chapter 30
42 Chapters
21. Lebam Di Tangan Mika Yang Dilihat Tuan Ergan
"Kenapa kamu masuk tanpa mengetuk dulu? Kami sedang berbicara,” tanya Ergan. Pria tua itu tampak tidak senang karena Eros sudah seenaknya masuk ke dalam ruangannya selagi ia sedang berbicara dengan Mika. "A-ayah, maafkan aku. Aku kira kalian pergi, jadi aku sedikit panik,” jawab Eros dengan sedikit gugup. Ia tahu kalau ia sudah melakukan sesuatu yahg salah yang akan membuat ayahnya marah. “Maafkan aku.”"Jaga sopan santunmu, Eros.” Tatapan mata Ergan berubah menjadi sangat menakutkan, Mika memperhatikan ayah dan putranya itu dan sadar kenapa Eros sangat takut kepada Ergan."Ayah, mungkin Eros takut sesuatu yang buruk terjadi padaku. Dia memang selalu seperti ini, dia selalu khawatir padaku,” ucap Mika dengan sengaja ia membela Eros karena suaminya itu terlihat ketakutan. Ia sekarang sadar kalau kelemahan Eros, ada pada ayahnya."Tapi tidak dengan masuk tanpa permisi, dan mengganggu orang yang sedang berbincang." Tapi tetap saja Ergan tampak tidak bisa memaklumi sikap tidak sopan putr
Read more
22. Mika Selalu Jadi Orang Yang Disalahkan
Sekitar pukul 9 malam, Mika pulang dari rumah kedua orang tuanya setelah menghabiskan waktu di sana. Dan ketika berjalan masuk ke halaman rumah, ia melihat mobil Eros sudah terparkir di garasi. Melihat itu, Mika mengernyit heran, karena Eros sama sekali tidak mengiriminya pesan untuk segera pulang ataupun memarahinya. “Apa dia sudah tidur terlebih dahulu dan tidak menyadari kalau aku tidak berada di rumah?” gumam Mika, karena ia mengetahui kata sandi rumah Eros, Mika langsung membuka pintu rumahnya. Baru saja ia melangkah masuk, ia melihat ada high heels milik seorang wanita di rak sepatu dan Mika mengenal high heels itu milik siapa. "Eros, aku pulang,” ujar Mika berusaha memberitahu suaminya kalau ia sudah berada di rumah. Namun, tidak ada jawaban. Mika masuk ke dalam rumah dan memandang ke sekitar, mencari keberadaan Eros. "Eros,” panggilnya lagi. Dan baru saja Mika berjalan memasuki ruang keluarga, ia terkejut karena ada seorang wanita yang sedang duduk di sofa."Berisik, ini su
Read more
23. Mengenal Kai Lebih Dekat
Pukul 12 malam, Mika memastikan kalau Eros dan Paula sudah pergi tidur. Ia diam-diam pergi ke lantai dua dan berdiri di depan kamar Eros. Mika dan mencoba untuk mendengarkan ke dalam kamar tapi tidak ada suara apa-apa, itu berarti mereka sudah tidur. “Baguslah kalau mereka sudah tidur,” gumam Mika lega. Namun, baru saja Mika hendak melangkah pergi, ponselnya bergetar. Ia terkejut, ia takut Eros yang sedang tertidur di kamar mendengar suara getaran ponselnya. Mika segera berlari menuruni tangga dan langsung mengecek pesan di ponselnya. "Mika, apa Eros sudah tidur?" tanya Kai setelah Mika mengangkat teleponnya. Mika menganggukan kepalanya sembari mengehela nafasnya. "Iya, tadi aku mengecek ke lantai 2 dan tidak terdengar suara apapun dari kamarnya,” jawab Mika. "Kalau begitu tunggu aku, aku akan segera berada di sana." Dan setelah itu Kai mematikan sambungan teleponnya. Karena takut Eros dan melihat Mika yang sedang bersiap-siap untuk pergi, Mika mengambil mantelnya dan memutuskan u
Read more
24. Mika Bukanlah Tipe Wanita Kai?
"Ayahku hanya ingin acara kecil-kecilan.""Kenapa? Padahal kamu bisa membuat pesta besar dan mengundang seluruh karyawan perusahaan.""Aku sudah menawarinya, tapi dia tidak mau."Terdengar suara dua orang sedang berbincang dan suara itu yang membuat Mika terbangun dari tidurnya. Ia melihat ke sekitar ruangan dan ia sadar kalau dirinya tidak berada di sofa lagi. Ia berada di kamar tamu. "Kenapa aku bisa ada di sini? Apa aku tidur sambil berjalan kesini? Eros akan marah kalau tahu aku tidur di sini," gumam Mika. Ia beranjak bangun dari tempat tidur itu dengan terburu-buru dan berjalan keluar dari kamar itu. Ia masih belum menyadari kalau Eros tidak sedang sendirian. "Eros, maafkan aku. Aku tidak tahu bagaimana bisa aku tidur...." Ucapannya terhenti tiba-tiba ketika ia melihat seorang pria yang tidak asing, duduk berhadapan dengan Eros. Ternyata suara perbincangan mereka berdua yang membangunkannya dan membuat Mika kini tersadar. "Astaga, istriku sudah bangun! Ayo kesini sayang. Kamu
Read more
25. Fitnah dan Perlakuan Buruk Karena Penampilan Mika
Setelah kepergian Eros, Mika dan Kai langsung pergi ke pusat perbelanjaan atau mall. Dan sepanjang perjalanan masuk ke dalam Mall, Kai terus menggenggam tangannya dan entah kenapa Mika menjadi gugup.“Rasanya seperti kencan, padahal kita hanya membeli hadiah untuk Tuan Ergan,” batin Mika. Ini pertama kalinya Mika keluar berdua bersama seorang pria, ia bahkan tidak pernah melakukan ini bersama Eros yang adalah suaminya sendiri.Mika juga terus memperhatian genggaman tangan Kai. Perlakuan Kai membuat mereka terlihat seperti pasangan. "Mika, apa ada dress yang kamu suka?" tanya Kai membuat Mika terkesiap kaget dan tersadar dari lamunannya. "A-aku tidak tahu, mungkin aku akan membeli dress yang tidak terlalu formal."Ia mendongakan kepalanya lalu menatap ke sekitar mencari dress yang sekiranya akan cocok untuk ia kenakan ke makan malam dengan Tuan Ergan. "Tapi semua dress di sini tampak cantik, aku jadi bingung,” keluh Mika. Ia tidak bisa memilih dress mana yang akan ia beli, melihat Mi
Read more
26. Pembalasan Kai Dari Hinaan Yang Telah Mika Dapatkan
"Siapa yang mendorong gadis ini, hingga hampir jatuh?" tanya Kai sembari menatap semua orang yang menghina Mika tadi. Mereka semua terdiam, seperti takut dengan aura kemarahan yang dikeluarkan Kai. Dari penampilan Kai saja, mereka sudah tau kalau Kai bukan orang biasa. "Bukan kami, lagipula dia yang menyebabkan kericuhan seperti ini, dan sepertinya karyawan itu juga yang mendorongnya," ucap salah satu pelanggan menunjuk karyawan toko yang sedari tadi hanya diam. Kini tatapan Kai teralihkan pada karyawan toko yang sudah melangkah mundur, ketakutan. Karyawan toko itu menggelengkan kepalanya kencang, tidak mengaku kalau ialah yang sudah mendorong Mika. "B-bukan aku! Aku sedari tadi berdiri di sini," jawabnya gugup dan dari kegugupannya itu Kai bisa tahu kalau karyawan toko itu menyembunyikan kebenarannya. "Sudahlah, Kai. Aku tidak apa-apa. Ini hanya kesalahpahaman," ucap Mika membela karyawan toko itu. Ia tidak ingin memperbesar masalahnya. "Kenapa malah jadi mengalihkan pembicaraan?
Read more
27. Sikap Mika Yang Membuat Kai Jatuh Cinta
“Tuan, Nona. Saya mohon maafkan saya. Saya tidak punya uang untuk mengganti pakaiannya karena itu saya melakukannya.” Karyawan itu terus memohon, ia memegangi kaki Mika, meminta pengampunan darinya karena takut dengan raut wajah Kai. Ia tahu kalau Kai tidak akan melepaskannya dengan mudah dan akan membalas apa yang telah ia lakukan, karena itu ia berharap Mika memaafkannya.  Mika menghela nafasnya, meski karyawan itu sudah sangat jahat kepadanya tapi Mika tidak mau dianggap sama jahat dengannya. Ia menyunggingkan senyumannya dan mengangguk.  "Sudah, berdirilah. Saya memaafkan anda, jadi ayo bangun. Saya mengerti kalau menjadi karyawan toko itu bukan pekerjaan yang mudah,” ucap Mika sembari menarik tubuh karyawan itu untuk berdiri bersamanya. Dan ucapan Mika membuat karyawan itu sangat lega dan senang.
Read more
28. Kai Mengakui Kalau Dirinya Menyukai Seseorang
"Sudah lama sekali aku tidak mengunjungi Tuan Ergan,” ucap Kai ketika mereka hampir sampai di rumah Tuan Ergan. "Kamu dan Eros sepertinya sangat dekat, ya?” tanya Mika. Tuan Ergan bahkan sampai mengenal Kai, itu berarti hubungan mereka lebih dari sekedar teman, mereka sudah seperti keluarga.  "Iya, kita sudah berteman sejak kuliah dan Eros selalu mendukungku meski aku masuk ke dalam organisasi ilegal,” jawab Kai. Mika hanya menganggukan kepalanya, ia sebenarnya tidak pernah mempunyai teman, apalagi teman yang seperti keluarga seperti Kai dan Eros.  "Aku tidak tahu bagaimana rasanya.” Kai yang sedang menyetir, langsung melirik ke arah Mika sebentar. "Apa kamu tidak punya teman? Bukankah kamu masuk ke universitas favorit di kota ini?” tanya Kai dengan sedikit terkejut, kepribadian Mika sangat bagus dan wanita itu sangat
Read more
29. Kai Akan Membuat Mika Menjadi Miliknya
Mereka selesai menyantap makan malam. Ergan langsung beranjak bangun dari duduknya dan menatap ke arah Eros. "Eros, bisakah kita berbicara sebentar di ruang kerjaku?” tanya Ergan dan dibalas anggukan kepala oleh Eros. "Tentu saja, ayah. Kalian tunggu sebentar ya,” balas Eros. Ia segera bangun dan berjalan mengikuti ayahnya. Sedangkan Mika dan Kai hanya menganggukan kepala mereka. Dan kini hanya ada mereka berdua di meja makan itu, Mika masih merasa sedikit canggung karena pengakuan Kai tadi di depan Eros dan Ergan. Ia senang tapi juga khawatir, perasaannya bercampur aduk. "Sepertinya mereka membicarakan sesuatu yang serius, atau urusan pekerjaan,” ucap Kai mengawali pembicaraan diantara mereka. "Benar, tidak mungkin mereka mengatakannya di depan kita. “Tidak ingin terlihat kalau dirinya gugup, Mika membalas ucapan pria itu. Sampai Kai tiba-tiba beranjak bangun dari duduknya dan berpindah duduk di samping Mik
Read more
30. Hidup Mika Yang Menyedihkan
Pukul 10 malam, Mika dan Eros sampai di rumah. Mereka masuk ke dalam rumah dan Mika segera membantu Eros melepaskan jas yang ia pakai lalu menggantungnya.  "Kamu benar-benar dekat dengan Kai?” tanya Eros, dengan reflek Mika menoleh ke arah Eros yang sedang membuka kancing kemejanya satu persatu dengan raut wajahnya yang tidak terlihat senang.  "Tidak terlalu, aku tidak menganggap kami dekat. Tapi dia selalu mengajakku mengobrol dan berada dekat denganku. Mungkin karena itu dia beranggapan kalau kita dekat,” jawab Mika. Ia sengaja berbohong, karena tidak mungkin ia mengatakan hubungan mereka yang sebenarnya. "Tapi kamu terlihat akrab dengan dia,”ucap Eros, ia ikut menatap Mika dan menatapnya dengan tajam. “Tidak, Eros.” Mika berusaha meyakinka
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status