"Kalau begitu, suruh dia sebutkan alasannya."Staco berkata dengan raut wajah sangat muram dan suara dingin, "Kalau nggak, jangan salahkan aku menyerang tanpa berbelas kasihan!"Kalau Ardika tidak bisa memberinya jawaban yang memuaskan, dia akan langsung menyerang, mematahkan lengan dan kaki bocah ini terlebih dahulu.Ardika tetap berdiri di tempat, berkata dengan santai, "Nggak ada alasan, aku hanya nggak suka melihatnya.""Ah, sialan ... Kak Staco, cepat serang dia! Aku ingin menghabisinya! Aku ingin menghabisinya!"Junisa yang terjatuh di lantai itu mengangkat kepalanya, bahkan rambutnya dipenuhi dengan nasi yang lengket-lengket. Begitu mendengar ucapan ini, dia langsung kesal setengah mati, hampir menggila saat itu juga.Ekspresi Staco berubah menjadi makin muram, dia langsung menggulung lengan bajunya."Rosa, kamu juga sudah mendengar ucapannya, 'kan? Jangan bilang aku nggak memberimu muka."Rosa panik setengah mati. Dia berbalik dan berkata pada Ardika dengan suara rendah, "Ardik
Read more