Saking kesalnya, Luna tertawa dan berkata, "Ibu memutuskan segalanya? Kalau begitu, mengapa saat Handoko dipukul oleh Kakek, Ibu nggak maju untuk melawan?!"Desi tertegun sejenak, lalu berkata dengan marah, "Itu adalah ayahku, juga kakek kalian, wajar saja kalau dipukul sekali dua kali olehnya. Kenapa? Memangnya sebuah keluarga bahkan nggak boleh ada aturan?""Apa mungkin kalau aku memukul Ardika sekali dua kali, kalian juga ingin membantunya membalasku?"Melihat sikap Desi yang begitu tidak masuk akal, mereka semua tidak berdaya menghadapi wanita gila itu lagi."Nyonya Desi, maaf, maaf. Tadi aku menerima sebuah panggilan mendesak, untuk sesaat aku nggak memperhatikannya!"Tepat pada saat ini, Asnah berlari-lari kecil keluar dari dapur dengan membawa ponselnya. Dia segera meminta maaf, lalu menatap Desi dengan ekspresi panik."Nyonya Desi, penyakit keponakanku itu bertambah parah lagi, masih belum menemukan rumah sakit. Dia nggak punya kerabat di ibu kota provinsi, juga nggak ada yang
Read more