Semua Bab Menantu Pahlawan Negara: Bab 2611 - Bab 2620

Walaupun sikapnya terkesan sedikit menjilat, tetapi Wilgo tidak bermaksud untuk mengenalkan Domio pada Ardika.Tentu saja Ardika tidak akan memedulikan hal ini. Setelah daging domba tersebut matang, dia mencelupkannya di dalam mangkuk saus, lalu memakannya. Setelah itu, dia baru berkata dengan acuh tak acuh, "Aku bukan tipe orang yang pilih-pilih makanan. Yang sudah matang, sudah bisa kumakan. Pak Wilgo, kamu fokus makan makananmu saja, nggak perlu memedulikanku.""Karena kalau kamu seperti ini, aku akan merasa sangat malu. Aku akan merasa seperti berutang budi pada orang lain. Aku ini adalah tipe orang yang nggak suka berutang budi.""Kalau nggak begini saja, pembayarannya kita bagi dua saja, Pak Wilgo?"Saat berbicara, Ardika benar-benar mengeluarkan selembar kartu bank dari sakunya, lalu meletakkannya di atas meja. Sangat jelas dia tidak senang bercanda.Melihat pemandangan itu, ekspresi Wilgo langsung sedikit berubah.Sementara itu, ekspresi Domio yang duduk di sebelah kirinya juga

Secara naluriah, Wilgo mencondongkan tubuhnya ke depan, sorot mata penuh harap memenuhi matanya. "Kalau begitu, Ardika, apakah kamu punya cara untuk menyembuhkan penyakit ini?""Ya, tentu saja. Saat itu sudah kubilang pada Betty aku bisa menyembuhkannya, maka aku bisa melakukannya."Ardika berkata dengan penuh percaya diri, "Selain itu, hal ini sangat sederhana bagiku. Tanpa butuh waktu panjang, hanya setengah jam saja, kondisi tubuhnya itu sudah bisa ditangani."Bahkan Vita yang sudah dilumpuhkan, Ardika juga bisa memulihkan wanita itu hingga seperti sedia kala. Kekuatannya sama sekali tidak terpengaruh.Bagi orang lain, kondisi Betty ini mungkin sudah tidak bisa disembuhkan, tetapi bagi Ardika, hal ini benar-benar sangat mudah."Pfffttt!"Domio tidak bisa menahan diri dan tertawa mengeluarkan suara. Dia merasa Ardika benar-benar konyol.Nada bicaranya terkesan seperti baru saja mendengar sesuatu yang di luar nalar.Wilgo juga berkata dengan agak curiga, "Setengah jam? Kamu sepercaya

"Dan Keluarga Darma, walau aku nggak suka selalu ada masalah yang datang tanpa sebab, kalau ada orang yang cari mati, aku juga nggak keberatan untuk memenuhi keinginan orang tersebut. Lagi pula, aku juga cukup senggang.""Adapun mengenai wakil ketua cabang atau ketua cabang Provinsi Denpapan, aku lebih nggak tertarik lagi. Begini, berbicara yang kurang mengenakkan, posisi sebagai ketua cabang Gotawa saja sangat merepotkan bagiku.""Ditambah lagi sekarang kamu juga hanya seorang wakil ketua cabang. Hasil akhir belum ditentukan. Apa kamu nggak merasa terlalu cepat membicarakan hal-hal seperti ini?""Yang terpenting adalah, sekarang kamu mengajukan penawaran-penawaran ini, juga hanya ingin membuatku merasa ini adalah penawaran yang tepat untuk sementara waktu. Dengan kepribadian Pak Wilgo, seharusnya sudah biasa kalau kamu nggak memenuhi janjimu, bukan?""Percaya atau nggak, begitu aku menyembuhkan Betty, detik berikutnya kalian pasti ingin membunuhku lagi, memikirkan berbagai macam cara

Ardika mengamati Domio dari ujung kepala hingga ke ujung kaki, hingga membuat pria itu merasa agak kesal, dia baru berkata pada Wilgo dengan nada bicara main-main, "Pak Wilgo, belakangan ini kamu mulai berkecimpung di dunia siaran langsung, ya?""Selebriti internet dari mana yang kamu undang ini? Hmm, aktingnya cukup bagus."Ucapan yang dipenuhi dengan nada bicara mengejek ini membuat wajah Wilgo berkedut.Saat baru datang tadi, jelas-jelas Rosa menyapa Domio dengan panggilan Paman Domio dengan sopan.Bocah yang satu ini jelas-jelas sedang berpura-pura bodoh."Dasar bajingan!"Benar saja, amarah Domio langsung memuncak begitu mendengar ucapan Ardika ini. Dia menggertakkan giginya dengan kesal, seolah-olah ingin mencekik mati Ardika saat itu juga."Kamu bahkan nggak pernah mendengar namaku?""Tahukah kamu apakah nanti kamu bisa berdiri dan berjalan keluar dari restoran hotpot daging domba ini tergantung pada suasana hatiku?""Biarpun kamu nggak pernah mendengar tentangku, seharusnya kam

"Adapun mengenai menjadikan Rosa sebagai presdir, nggak perlu kamu sebutkan lagi. Grup Gozam adalah milik ayahnya, tentu saja juga miliknya.""Adapun mengenai dia sendiri, dia akan mundur dari Grup Gozam. Setelah itu, dia akan ikut bersama Staco, muridku untuk kembali ke Provinsi Aste. Sebulan kemudian, mereka akan mengadakan pesta pernikahan."Domio mengalihkan pandangannya ke arah Wilgo dan berkata, "Kak Wilgo, sebagai seorang paman seperguruan, aku mengambil keputusan ini untuknya nggak salah, 'kan?""Tentu saja, Kak Domio adalah tetua Rosa, tentu saja boleh mengambil keputusan ini," kata Wilgo sambil mengangguk.Awalnya menantu pilihannya adalah Jerfis, hanya saja kalau dilihat dari situasi sekarang, Rosa lebih bersedia mengikuti Ardika, pria dengan status sebagai suami orang ini tanpa status, juga tidak bersedia menikah dengan Jerfis.Dia tidak bisa memaksa Rosa untuk menikah dengan Jerfis lagi, jadi membiarkan putrinya menikah dengan Staco tentu saja lebih baik.Lagi pula, kali i