All Chapters of SESAL SUAMI(GAGAL MENJAGA KEWARASAN ISTRI): Chapter 21 - Chapter 30
43 Chapters
Bab.21: Ada Apa dengan Lala?
Aku menangis tersedu, sementara Ayah menepikan mobilnya setelah keluar dari parkiran minimarket. Beliau mencoba menenangkanku dengan memberikan air mineral yang diambil dari dashboard mobil.“Kamu baik-baik saja, Num?” tanya Ayah dengan wajah penuh kekhawatiran.“Hanum baik-baik saja, Yah.” Aku berusaha menenangkan diri dengan menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan. Aku ulangi berkali-kali, hingga merasa lebih tenang.Sementara anak-anak hanya menatap heran ke arahku. Mereka tidak tahu apa yang terjadi kepada ibunya hingga menangis terisak.“Ayah tidak tahu kalau laki-laki itu bekerja disana. Seandainya tahu, tentu tidak akan pergi kesana,” ucap Ayah dengan wajah merasa bersalah.“Ayah tidak salah karena tidak mengetahuinya. Aku sebenarnya sudah tahu, tetapi tidak bisa mencegah saat mobil Ayah sudah memasuki area parkir.”“Kamu sudah tahu, Num? Tahu darimana?” tanya Ayah heran.“Hanum tahu dari Kak Lala, Yah. Dia memperingatkan agar Hanum tidak mendatangi minimarket itu.”“
Read more
Bab.22: Titik Terang
Serta merta aku segera menghampiri ayah. Memapahnya untuk duduk di kursi, sementara kak Lala terlihat cuek dengan kondisi ayah yang mengkhawatirkan.“Kak Lala, tolong ambilkan obat Ayah di kamar," pintaku kepada kak Lala, tetapi dia terlihat mencebik kesal.“Ambil saja sendiri. Kamu kan anak kesayangan Ayah,” jawab kak Lala ketus.Aku hanya bisa mengusap dada dan beristigfar dalam hati melihat perubahan kak Lala yang begitu drastis. Itulah alasannya aku tidak tega meninggalkan ayah walau hanya ke kamar mengambil obat. Aku takut kak Lala bertindak nekat.Akan tetapi melihat kondisinya yang begitu mengkhawatirkan, mau tidak mau harus mengambil obat ke kamarnya. Aku berpamitan kepada ayah, dengan berbisik di telinganya. Walaupun kedua netranya terpejam, tetapi ayah mendengarku. Beliau terlihat menganggukkan kepala, pertanda menyetujui izinku.Setelah mendapat izin dari ayah, aku segera berlari menuju kamarnya dan mengambil obat yang biasa diminumnya jika sedang kambuh. Tidak lupa, segela
Read more
Bab.23: Ancaman Mantan Ipar
"Menurut informasi teman saya, Mbak Lala dekat dengan security yang bekerja di hotel yang berdekatan dengan bengkel, Mbak.”Tidak salah lagi, berarti informasi yang disampaikan Hadi akurat dengan yang pernah disampaikan oleh kak Lala. Bagaimana bisa kak Lala bisa berubah pikiran secepat itu?“Terimakasih informasinya, Mas Hadi. Nanti akan jadi pertimbangan laporan saya kepada Ayah," ucapku seraya menyunggingkan senyum.“Maaf ya Mbak Hanum, saya melaporkan hal ini tidak ada maksud untuk mencari muka atau provokasi. Saya hanya tidak ingin bengkel Pak Hartawan bermasalah jika selalu dilalaikan seperti itu, Mbak Hanum."“Iya Mas, saya tidak beranggapan demikian. Justru saya sangat berterimakasih karena sudah diberikan informasi yang sangat berharga ini."“Sama-sama, Mbak. Saya sudah menganggap Pak Hartawan seperti orang tua sendiri, jadi tidak mungkin membuat beliau kecewa. Saya pamit ya, Mbak.” Hadi berpamitan dan meninggalkan ruanganku.Sepeninggal Hadi, aku berpikir mengenai informasi
Read more
Bab.24: Bertemu Mantan
“Hallo … cantik, kita bertemu lagi. Mungkin kita ditakdirkan untuk kembali berjodoh," ucap laki-laki yang telah menggores luka yang dalam di hati. Dia tersenyum dengan jumawanya.Aku bergeming mendengar ucapan Mas Gunawan. Ingin rasanya berlari sejauh mungkin untuk menghindarinya. Aku muak melihat wajahnya."Kok diam aja? Ayo Mas antar pulang. Apa mau berkeliling dulu pakai mobil mahal Mas ini?" tawar Mas Gunawan sembari menyeringai, semakin membuatku muak.Dia menyombongkan mobil yang dikendarainya. Namun percuma saja, aku sama sekali tidak tertarik. Aku melangkah perlahan meninggalkan Mas Gunawan yang sama sekali tidak turun dari mobil."Hei Hanum, jangan sombong kau jadi perempuan. Sekarang dengan kekayaanku bisa mendapatkan puluhan wanita yang lebih cantik darimu!" teriak Mas Gunawan sembari menjalankan mobilnya perlahan berusaha mengejarku.Aku menghentikan langkah lalu membalikan tubuh dan menatapnya tajam."Jika kamu bisa mendapatkan wanita selain aku, silakan lakukan. Aku bers
Read more
Bab.25: PoV Gunawan
Hidupku kini hancur berantakan. Awalnya berharap dengan memulai kehidupan baru, akan membuatku lebih baik lagi. Namun kenyataannya kehidupan yang baru saja dijalani kembali hancur karena ulah Hanum mantan istriku dan ayahnya. Padahal aku hanya berusaha meluapkan rasa rindu, saat tanpa sengaja bertemu dengannya di parkiran tempat bekerja. Namun kemudian seorang pahlawan kesiangan datang menghalangi niatku. Ya, dia Hadi, orang yang selama ini sangat aku benci. Sejak awal, dia terlihat tidak suka dengan kedatanganku. Mungkin karena perhatian pak Hartawan beralih setelah kedatanganku.Tidak aku pungkiri, jika Hadi adalah anak buah kesayangan Pak Hartawan. Alasannya karena dia karyawan pertama Pak Hartawan yang masih bertahan setelah puluhan tahun lamanya. Namun dengan segala cara akhirnya aku bisa merebut perhatian mantan ayah mertua hingga akhirnya berpaling kepadaku.Aku curiga kepada Hadi yang sepertinya menaruh rasa kepada Hanum. Aku sering memergokinya menatap Hanum diam-diam. Walau
Read more
Bab.26: Sihir
Aku keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar. Tidak habis pikir, bisa-bisanya aku bermimpi Mas Gunawan dan keluarganya. Namun aku masih penasaran, siapa sosok laki-laki asing yang bersama mereka? Rasanya aku belum pernah bertemu langsung dengannya.Akan tetapi jika diingat-ingat, sepertinya aku pernah melihat laki-laki itu. Namun aku lupa, dimana? Seberapa keras aku berpikir, benar-benar tidak dapat mengingatnya. Rasanya ada yang mengganjal dalam hatiku jika mengingat sosok laki-laki itu.Malam harinya, aku mendapatkan pesan dari ayah yang mengatakan tidak akan pulang ke rumah karena akan terbang langsung ke Surabaya untuk mengunjungi beberapa bengkel yang berada disana. Ayah ingin memastikan jika kondisi bengkel baik-baik saja setelah melihat keanehan pada Kak Lala. Aku pun langsung menelpon ayah.“Ayah sekarang dimana?” tanyaku.“Ayah masih dibandara, sebentar lagi akan berangkat, kenapa?” tanya ayah heran.“Ayah pergi bersama siapa?”tanyaku lagi.“Ayah pergi sendiri, k
Read more
Bab.27: Mimpi Buruk
Aku terkejut sekaligus bimbang mendengar kesimpulan Hadi, antara harus percaya atau tidak. Memang aku akui dunia mistis itu ada, tetapi rasanya tidak percaya jika kak Lala terkena sihir. Setahuku kak Lala adalah wanita yang kuat dan tidak mudah percaya kepada orang lain. Dia juga tidak pernah mempunyai musuh, kecuali kepada mantan suamiku.“Lalu apa yang harus saya lakukan, Mas?” tanyaku penasaran.“Tidak ada cara lain, orang yang terkena sihir harus disembuhkan dengan cara di rukiyah, Mbak,” jawab Hadi mantap.“Rukiyah? Apakah Kak Lala mau?” Aku balik bertanya kepada Hadi.Setahuku rukiyah dilakukan kepada orang yang bersangkutan secara langsung,sedangkan kak Lala sulit dicari keberadaannya.“Harus mau kalau ingin sembuh. Saya khawatir jika dibiarkan terlalu lama, bisa semakin parah.”Aku menarik napas dalam dan kembali menghembuskannya perlahan. Berat rasanya menerima kenyataan jika kakak satu-satunya itu terkena sihir. Pantas saja sikap kak Lala berubah drastis belakangan ini. Sela
Read more
Bab.28: PoV Kak Lala
Aku akhirnya menceritakan kepada Hanum, mengenai Hidayat. Laki-laki yang belakangan ini berusaha mendekatiku. Namun entah kenapa aku tidak tertarik kepadanya. Salah satu yang menjadi alasan adalah karena wajahnya mirip dengan mantan adik iparku.Gunawan, laki-laki parasit yang sudah menghancurkan mental adik yang aku sayangi. Oleh sebab itu, aku selalu menolak pemberiannya. Aku tahu itu adalah usaha untuk mencari perhatian. Namun aku tidak ingin dia berharap lebih jika menerima pemberiannya.Kini aku sudah kembali ke Surabaya setelah sebelumnya pulang ke kampung halaman untuk bertemu ayah, adik dan ketiga keponakan yang lucu dan menggemaskan. Aku tidak lagi melihat Hidayat datang untuk mengantarkan makan siang. Baguslah, aku tidak perlu menyakiti hatinya karena selalu menolak pemberiannya.“Mbak Lala, hari ini mau makan siang apa?” tanya Bagus salah satu karyawan ayah sekaligus anak buah di bengkel yang aku handle.“Makan apa ya, Mas Bagus? Terserah Mas deh, aku ngikut aja,” jawabku
Read more
Bab.29: Nyawa Terancam
"Ayah kenapa, Mas Hadi?” tanyaku tidak sabar sekaligus cemas.“Pak Hartawan pergi bersama Mbak Lala. Salah seorang karyawan ada yang melihatnya. Namun setelah itu, Pak Hartawan tidak pernah terdengar kabar lagi. Teman saya sudah menghubungi bengkel lainnya di Surabaya untuk menanyakan keberadaan Pak Hartawan, tetapi tidak ada yang tahu. Terakhir Pak Hartawan berkunjung ke bengkel mereka satu bulan sebelumnya.”Mas Hadi menatap wajahku dengan serius. Tidak dapat dipungkiri, raut wajahnya pun menyimpan kecemasan dan ketegangan. Namun sepertinya dia sungkan untuk mengatakannya kepadaku. Bagaimanapun, Hadi adalah karyawan kepercayaan ayah. Dia pasti juga mengkhawatirkan ayah.“Lalu, apa yang sebaiknya kita lakukan? Sementara Mbak Lala nomor ponselnya sudah tidak aktif," tanyaku meminta saran kepada Hadi.“Maaf sebelumnya Mba Hanum, kalau saya lancang . Akan tetapi saya harus menyampaikan ini semua. Percaya atau tidak, dalam penerawangan saya saat ini Pak Hartawan berada dalam bahaya. Jik
Read more
Bab.30: Selamat Tinggal Ayah
Suara itu tidak asing di telinga. Suara itu adalah suara ayah dan suara … kak Lala. "Apa mungkin kak Lala yang menyekap ayah?” tanyaku dalam hati.Hadi membagi tugas untuk kami bertiga. Bagus mendapat tugas mengawasi situasi di luar, sementara aku dan Mas Hadi mencari jalan masuk ke rumah tua itu. Beruntung pada bagian belakang rumah, ada sebuah pintu yang sudah rusak sehingga tidak dapat dikunci dan menjadi akses kami masuk.Kami kembali melangkah dengan mengendap-endap dan berusaha tidak mengeluarkan suara. Kami memasuki hampir semua ruangan yang terdapat di rumah tua itu untuk mencari keberadaan ayah dan kak Lala.Benar saja, saat kami membuka pintu sebuah ruangan yang terletak di paling ujung terdapat kak Lala dan ayah yang dengan terkejut menatap ke arah kami berdua.“Hanum, kamu datang untuk menyelamatkan Ayah, Nak?” pekik ayah dengan wajah gembira.Sementara kak Lala menatap bengis ke arah kami berdua. Aku bergegas menghampiri ayah, berniat ingin melepaskan ikatan yang terliha
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status