All Chapters of Gadis Imut Kesayangan Sugar Daddy: Chapter 51 - Chapter 60
105 Chapters
Mengalah Demi Orang Tua?
"No. Anda pasti salah, Nona MC. Saya hanya ingin bertemu mommy and daddy. Mana mungkin bertunangan dengan Vanessa Tobias!" tolak William dengan tegas, dia tak ingin terbelit dalam kerumitan perjodohan yang tak diinginkannya.Jennifer Permatasari menoleh ke arah Nyonya Amanda MacRay untuk meminta bantuan. Putra sang penyelenggara pesta pertunangan tersebut menolak untuk menjalani acara yang digelar untuknya. "Mungkin bisa Anda bahas nanti saja, Sir. Kasihan orang tua yang malu kalau pertunangan dibatalkan di depan para tamu!" bisik MC ternama ibu kota itu kepada William.Dengan menghela napas berat, William mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. Memang ada sekitar dua ratus pasang mata atau lebih yang memandanginya penuh penasaran. Beberapa nyonya-nyonya sosialita berpenampilan glamour berbisik-bisik melirik dirinya."Hmm ... baiklah, lanjutkan acaranya. Aku akan mengurus sisanya nanti seusai segalanya berlalu seturut rencana mom and dad!" putus William pada akhirnya.Jennifer meng
Read more
Wanita Bule Pirang Tunangan Pacarku
"Stop, William! Jangan membuat kita berdua dan keluarga malu karena bertengkar di pesta pertunangan," seru Vanessa Tobias dari belakang pria itu. Dia menubruk punggung William dan nyaris terpental karena tunangannya mendadak berhenti.Lengan kokoh pria itu segera menopang Vanessa agar tak berakhir jatuh terlentang di lantai. Dia pun bernapas lega seraya berkata, "Thank you, Will.""Aku masih tidak menyetujui ide pertunangan kita. Perlu kau tahu, aku sudah punya pacar. Kami sudah merencanakan untuk menikah juga sebelum orang tua kita mengambil langkah untuk menjebakku dalam situasi menyebalkan ini, Vanessa!" tutur William sambil bersedekap antisipatif."Ohh, apa aku mengenal wanita itu? Mungkin ada baiknya kami berkenalan dan membahas tentang siapa yang lebih pantas menjadi istrimu nantinya," jawab Vanessa yang sontak mendapat decakan kesal dari William.Tanpa mempedulikan tentang gosip dan omongan miring mengenai dirinya, William melenggang pergi dari kediaman MacRay. Dia meminta sopi
Read more
Menghibur Emmy Di Bawah Air
"Jaga mulutmu, Vanessa! Aku tidak suka mengasari wanita, jadi tolong jangan memancing amarahku!" tegur William keras dengan tatapan tajam ke tunangannya.Cincin pertunangan itu sulit dilepas, tetapi bisa dengan bantuan air dan sabun nanti, pikir William. Dia merasa untuk bekerja dengan tenang akan sulit bagi mereka berdua. Maka dia berkata kepada Vanessa, "Apa keperluanmu ke mari, Vanessa? Katakanlah cepat karena aku akan pergi keluar sebentar lagi!"Alis wanita berambut pirang panjang bak Barbie itu berkerut mendengar perkataan William yang mengusirnya dengan tega padahal dia baru saja sampai di kantor tunangannya. "Aku hanya ingin menghabiskan waktu berhargaku bersamamu saja, Will. Kita bisa mengobrol agar lebih akrab bukan?" balasnya bernada merajuk."Aku sibuk, kalau begitu aku pamit dulu, Vanessa!" jawab William lalu berjalan ke meja kerjanya meringkas laptopnya dan memasukkan ke ransel kerjanya bersama ponsel serta dompet. Kemudian dia berkata kepada Emmy, "Baby, kamu ikut aku b
Read more
Mengganti Cincin yang Melingkar Di Jari Manisnya
"Emmy, sebelum aku mengantarkanmu pulang. Kita mampir ke suatu tempat dulu ya, ada yang mau kubeli!" ujar William di dalam mobil yang melaju ke sebuah mall populer di Jakarta Pusat. "Boleh, memang Kak Willy mau beli apa?" tanya Emmy penasaran."Nanti juga kamu tahu kok, Baby, sabar ya," jawab William tersenyum misterius. Gadis itu pun tidak bertanya lebih lanjut. Emmy malah berkata, "Tugas dari Joyce udah kelar kukerjain tadi, Kak. Nitip dibawa ke kantor aja ya biar nggak ketinggalan di rumahku!"William terkekeh, asisten arsiteknya yang satu ini memang rajin dan cekatan. Sejak perjalanan ke Maroko dan Benua Eropa, dia sudah hapal dengan kebiasaan Emmy yang tak suka menunda pekerjaan. Sebenarnya mereka berdua cocok sebagai partner dari semua sisi, ayah ibunya saja yang belum mengenal Emmy.Perjalanan jelang petang itu pun berakhir di depan pintu masuk utama Mall PI. Pria blasteran tersebut membantu Emmy turun dari mobil lalu bergegas langsung ke outlet perhiasan mewah Frank & Co. Wil
Read more
Rencana Jahat Vanessa
"Apa, Dad?" tanya William dengan kalem. Dia tak akan terpancing emosi menghadapi amarah ayahnya.Tuan Garreth MacRay merasa kehilangan muka di hadapan sobat dekatnya. Putranya benar-benar tak ada logika. Dia pun menegur William dengan tegas, "Kau keterlaluan. Vanessa adalah pilihan Dad and Mom. Kenapa malah kau kembalikan cincin pertunanganmu padahal baru kemarin malam kamu memakainya?!" "Kalau Dad mau silakan dipakai saja, tapi aku telah membeli cincin pasangan penggantinya. Wanita pemilik satu cincin yang identik dengan yang kukenakan ini adalah Emmy Estelia Setiawan. Dia yang kuinginkan, bukan Vanessa Tobias!" jawab William bersikukuh menolak pertunangannya. Dia memperlihatkan cincin emas bergrafir motif batik Parang yang unik dan spesial itu."Wanita itu yang menamparku di kantor Will tadi pagi, Pa!" Vanessa tak lupa mengadukan Emmy kepada Tuan Sebastian Tobias, ayahnya. Dia masih geram dan sakit hati karena diperlakukan dengan kasar oleh pacar William itu yang hanya berasal dari
Read more
Pipi dan Bibir Belepotan Lipstik
"Selamat pagi, Kakak Sayang. Kok tumben banget sih yang jemput aku bukan Mang Ali aja, kamu juga ikutan?" tanya Emmy menyambut sugar daddy-nya yang sudah tampil rapi jali di teras depan rumahnya. Wajar kalau Emmy curiga, sebenarnya ada apa sebenarnya? William merangkul bahu gadis belia itu untuk duduk ke bangku bambu di teras. "Aku mau minta kamu sekalian bawa baju ganti sebelum berangkat ke kantor. Nanti selesai kerja mandi di rumahku saja, jangan pulang. Aku sudah janji sama mommy buat bawa kamu ke kediaman MacRay, ketemu calon mertua!" terang pria blasteran itu sambil terkekeh.Mendadak Emmy gelisah di tempat duduknya, dia tak menyangka harus bertemu orang tua kekasihnya secepat ini. Bagaimana kalau dia disuruh menikah kilat? "Ehm ... nanti malam kita ketemu sama ortu Kak Willy buat apa? Cuma kenalan saja 'kan? Nggak yang aneh-aneh 'kan?" cecar Emmy dengan pertanyaan bernada kepo maksimal."Mau kenalin calon menantu pastinya. Yuk buruan ambil gaun di lemari kamu lalu kita berangk
Read more
Lips Service Saja, Ya?
Emmy memeluk pinggang sugar daddynya, dia mendongak seraya bertanya, "Kakak Sayang, nggak diapa-apain sama si Nenek Lampir ini 'kan?""WHAT?!" seru Vanessa tak terima dengan julukan dari Emmy barusan."Ya memang 'kan kelakuan kamu jahat kayak Mak Lampir, ngaku aja kamu pura-pura diapa-apain sama Kak Willy padahal sebaliknya pasti!" tuduh Emmy yang tepat kena sasaran. Dia tak mudah dikadali seperti dengan tipuan murahan.Vanessa mendadak cemberut hingga membuat wajahnya yang memang tak muda lagi semakin berkerut-kerut. Kemudian Emmy pun berkata menohok, "Jealousy can makes permanent wrinkles, Miss Vanessa!" (Kecemburuan dapat menimbulkan kerutan permanen)"Kau! Dasar kurang ajar!" Tangan Vanessa terayun akan menampar wajah Emmy, tetapi dengan sigap William menangkapnya dan menepisnya hingga wanita itu terhuyung-huyung hilang keseimbangan di atas high heels 15 centimeternya."Tolong, tinggalkan kantorku secepatnya dan tak perlu kembali, Vanessa! Satpam penjaga depan rumahku akan kuberi
Read more
Memang Sudah Tergila-Gila
"Kakak Sayang, apa kamu yakin orang tuamu akan senang ketemu sama aku?" tanya Emmy ragu ketika menginjakkan kakinya di teras rumah megah bak istana bangsawan Eropa itu yang tak lain adalah kediaman MacRay.William tahu betapa menyeramkan situasi ini bagi seorang gadis belia dengan status sosial seperti Emmy. Tak ada yang bisa dibanggakan dari latar belakang keluarga kekasihnya ini. Sekalipun Emmy sendiri lulusan Harvard University."Kita hanya perlu menemui mom and dad, bukan dalam rangka menyenangkan hati siapa pun, okay?" balas William yang tak ingin membuat Emmy terbebani karena pertemuan perdana dengan keluarganya.Pria bertubuh jangkung atletis dengan rahang kokoh yang ditumbuhi cambang tipis itu melingkarkan lengannya di lekuk pinggang Emmy. Dia mengajak gadis yang akan menjadi pendampingnya di masa depan menemui Tuan Garreth MacRay dan Nyonya Amanda MacRay di ruang keluarga."Young Master William sudah tiba, Sir, Madam!" ujar kepala pelayan keluarga MacRay, Arthur Laiden ketika
Read more
Passionate Kiss
"Uncle Garreth, biarkan saja Will—suatu saat dia akan sadar yang mana emas dan mana kuningan!" ucap Vanessa menohok seraya melirik ke arah Emmy dengan tatapan merendahkan."Ohh, really? Kurasa aku telah memilih apa yang kubutuhkan kok. A woman would be precious if she treated right. Bagiku Emmy berharga dan aku yakin dia bisa membuatku menjadi pria paling beruntung karena memilikinya!" balas William dengan pemikirannya yang optimis terlepas dari mana asal keluarga gadis itu."Good luck then, Will! Aku masih akan menerimamu dengan tangan terbuka, kapan pun kau berpaling kepadaku," jawab Vanessa lalu menyelesaikan makan malamnya sebelum berpamitan lebih dahulu kepada keluarga MacRay. Vanessa tak menghiraukan Emmy seolah gadis itu tak ada di ruangan yang sama dengannya. Dia mengecup pipi William dengan mesra dan mencuri sebuah ciuman dari bibir tunangannya tanpa izin. "I love your lips, Gorgeous. Wish it will be mine!" desahnya di tepi telinga William dengan menggoda.Tindakan berani Va
Read more
Dikerjai Preman Suruhan Vanessa
"CIIIIITTT! BRAAKK!" Suara rem menggasak aspal disusul benturan keras terdengar mengerikan di indera pendengaran.Kejadian tabrakan antara sepeda motor tua dan mobil mewah impor Eropa itu disaksikan banyak orang di sekitar jalan dekat rumah Emmy. Sang pengemudi mobil bergegas turun dan menghampiri sepasang lansia yang menaiki sepeda motor tua tadi di belakang mobil yang penyok."Apa-apaan ini?! Kalau naik kendaraan yang hati-hati dong! Ayo ganti rugi kerusakan mobilku, Kek!" omel si pemilik mobil seraya bertolak pinggang."Ma—maaf, tadi rem saya nggak sampai buat hentikan sepeda motor ini, Mas!" jawab Kakek Hasan dengan ketakutan. Dia mencemaskan bila sang pemilik mobil sedan mewah itu serius menuntut ganti rugi, dari mana dia bisa mendapat uang sebanyak itu? Kakek Hasan hanya pensiunan tentara zaman dulu yang tunjangan veterannya hanya cukup untuk belanja kebutuhan sehari-hari.Rekan si pengemudi yang mobilnya tertabrak pun sibuk memotret Kakek Hasan bersama sepeda motor bututnya dan
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status