All Chapters of Gadis Imut Kesayangan Sugar Daddy: Chapter 71 - Chapter 80
105 Chapters
Kalut Kehilangan Sugar Babynya
"Semua obat dan suplemen untuk tulang plus saraf sudah saya resepkan di sini ya, Nona Emmy!" ujar Dokter Reynaldi Gultom yang merawat gadis itu pasca operasi bedah tulang. Emmy menerima kertas resep itu lalu berkata, "Terima kasih atas perawatan Anda selama saya di sini, Dokter Rey. Saya sangat menghargai bantuan Anda!""Sudah jadi kewajiban saya sebagai dokter, Nona Emmy. Semoga paha kanan Anda bisa pulih seperti sedia kala, sayang sekali kalau tidak. Anda masih muda dan belum menikah, terkadang ketidaksempurnaan fisik menjadi penghalang mencari pasangan yang bagus!" tutur Dokter Reynaldi Gultom prihatin. "Iya, semoga bisa pulih sempurna, Dok!" jawab Emmy singkat tanpa ingin membahas tentang jodohnya. Hari ini pun dia akan meninggalkan William yang dia dambakan karena pria itu begitu sempurna.Akhirnya setelah proses pelunasan biaya administrasi rumah sakit selesai, Emmy didorong dengan kursi roda oleh Kakek Hasan ditemani Nenek Dahlia ke bagian depan pintu keluar Rumah Sakit Abdi
Read more
Akibat Cedera Hati Serius
Sepulang dari rumah Emmy yang kini telah dijual ke Pak Rahmat, pria yang sedang bersedih hati itu langsung naik ke kamarnya. Bukan hanya pikirannya yang kacau, badannya pun ikut terimbas. Lambungnya mulai perih, nampaknya GERD William kambuh karena stres berlebihan.Haikal segera menyusul dan merawat majikannya. Pemuda kemayu itu duduk di tepi ranjang William yang berukuran king size. Sementara di tengah tempat tidur itu William memegangi perutnya yang melilit dan serasa terbakar. "Pak Boss, apa mau eike panggilkan Dokter Michael Gunawan ke sini?" tawar Haikal dengan raut wajah cemas."Iya, bilang aja GERD gue kambuh lagi, Mo!" balas William dengan suara parau. Setelah Haikal keluar dari kamar tidurnya untuk menelepon di lantai bawah, William menangis pilu. Dia tak mampu menahan perasaan sedih karena kehilangan Emmy. "Kamu kenapa pergi ninggalin aku, Baby? Huhuhu!" ucap William menangis tersedu-sedu padahal dia seorang pria dewasa yang bertubuh besar. Cintanya terlalu dalam kepada s
Read more
Diterima Menjadi Dosen ITB
"Hujan tak lagi menghapuskan rindu ini. Hujan tak bisa menghapus hadirmu. Pabila aku tak mendapatkanmu. Izinkan aku menyimpannya, kenangan ini selamanya!" Suara lagu dari radio di dalam kamar tidur baru Emmy di kota Bandung seolah menambah suasana sendu hati gadis itu.Emmy duduk di atas ranjang yang bersebelahan dengan kaca jendela kamarnya. Di luar memang sedang turun hujan deras. Rasa rindunya pun menjadi-jadi terhadap William. Namun, dia telah berjanji kepada Tuan Garreth MacRay untuk tidak lagi menghubungi pria yang dicintainya itu dan membiarkan William menjalani pertunangannya dengan Vanessa Tobias.Dia pun menangis terisak-isak sambil membenamkan wajah di telapak tangannya. 'Kakak Sayang, aku kangen kamu!' lirih hati kecilnya. Kemudian dia menatapi rinai tetesan air dari angkasa yang mengetuk-ngetuk kaca jendela dengan ritmis."Emmy, apa kamu sudah lapar? Masakan Nenek sudah siap!" Wanita beruban dengan rambut tergelung rapi di belakang kepala itu melongokkan wajahnya di pintu
Read more
Didesak Dengan Dada Besar
"Mo, panggil satpam buat usir wanita barbar ini!" seru William seraya menepis cengkeraman tangan Vanessa di lengannya.Sesungguhnya tadi William tak punya selera makan siang, tetapi karena Haikal memaksanya maka dia mengalah untuk turun makan. Namun, sekarang justru Vanessa bertingkah seperti wanita gila yang mengasarinya dengan berteriak-teriak, menggebrak meja, serta mencekal tangannya.Tanpa bertanya apa-apa lagi, Haikal mengangkat gagang telepon paralel di dinding dapur untuk menghubungi pos satpam dan memanggil siapa pun yang dalam shift jaga siang ini. "Halo. Ini Asep, ya ... ada apa?" jawab satpam penjaga rumah William.Dengan fasih Haikal segera menyampaikan perintah William ke satpam, "Haloo ... Kang Asep, ke dapur ya. Jemput tamunya Pak Boss, disuruh anter ke luar pintu gerbang sekarang, nggak pake lama. Hatur nuhun!" Vanessa yang juga mendengar perkataan Haikal melotot memandangi kepala ART kemayu itu lalu berpindah ke wajah William yang sama sekali tidak mengindahkannya.
Read more
Obat Perangsang Dalam Champagne
"WILL TUNGGU!" teriak Vanessa mengejar pasangan dansanya yang kabur. Dia tak mempedulikan ratusan pasang mata yang memperhatikannya dengan penasaran.Dengan pembawaan elegan seolah tak ada hal yang menghebohkan terjadi di pesta dansa Keluarga Tobias, William mengambil sepiring menu di meja saji yang tersebar mengelilingi tepi lantai dansa. Dia makan saja santai, wajahnya seolah tanpa dosa telah menginjak kaki Vanessa, nona muda grup Tobias itu.Hingga wanita itu sampai di hadapan William dengan berkacak pinggang. "Kau pria kejam!" sembur Vanessa disertai rentetan makian dalam volume pelan yang hanya bisa didengar oleh tunangan bengalnya itu saja."Maaf, itu bukan sepenuhnya salahku. Sebelumnya aku telah memperingatkanmu untuk bersikap sewajarnya. Justru kau yang menggesek-gesekkan melon kembarmu yang nyaris tumpah dari bustier gaunmu. Aku tak suka wanita murahan. Coba tawarkan trik itu ke Tuan Muda Montgomerry atau Tuan Muda Chavelier, mereka menatapmu sejak tadi setelah kuperhatikan!
Read more
Dosen Baru yang Imut-imut
Ruang kuliah yang masih belum ada dosen pagi itu berisik seperti pasar kaget saja. Para mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain Institute Teknologi Bandung sibuk mengobrol tentang apa saja bersama rekan-rekan sekelas mereka."Kabarnya Prof. Jatmiko pensiun ya?" celetuk Heri."Alhamdulillah!" sahut Joni yang langsung mendapat toyoran di kepalanya dari para rekannya.Darwis pun berkata, "Yaelah lo Jon ... Jon!""Yaa ... habisnya Prof. Jatmiko 'kan killer oii!" ujar Joni membela dirinya.Vinsa, mahasiswi yang paling cantik di angkatan mereka pun berkata, "Si Joni bener tuh, gue juga berharap dosen baru kita bakal lebih ramah dan ganteng!""Ciee ... ciee ... ngarep lo, Vin! Lha kalo dosen barunya cewek, masa lo mau lesbiola? Wekawekaweka!" sahut Darwis membully Vinsa yang diam-diam dia taksir sudah lama sejak awal ospek.Tiba-tiba dari arah pintu masuk kelas, seorang gadis berwajah manis dan perawakannya mungil langsing masuk dan menyapa dengan suara riang, "Selamat pagi, Semuanya!"Para
Read more
Konten Reels Tantangan Viral
"Selamat pagi, Bu Emmy!" sapa Ryan Mahendra di depan pintu teras rumah tempat tinggal Emmy selama di Kota Bandung.Mata yang ternaungi oleh deretan bulu mata lentik itu melebar terkejut karena gadis tersebut mengenali salah satu mahasiswanya di ITB berdiri di teras rumahnya. Emmy berusaha tetap tenang dan menjawab, "Selamat pagi juga, Ryan. Apa ada keperluan mendesak dengan saya?" "Ehm ... kalau dibilang mendesak sih bisa iya bisa nggak ya, Bu Emmy." Pemuda jangkung tanpa cambang di wajah klimisnya yang lumayan itu menggaruk-garuk kepalanya. "Saya cuma mau jemput Ibu buat berangkat bareng ke kampus pagi ini. Apa sudah siap, Bu?" lanjutnya."Lho, nggak usah repot-repot deh. Saya bisa naik gocar kok, Dek Ryan. Kebetulan sudah pesan!" tolak Emmy dengan halus. Beruntung driver taksi online pesanannya sudah tiba di depan pagar rumahnya.Dengan wajah tertekuk kesal, Ryan pun terpaksa menelan kekecewaan tak bisa mengantar wanita incarannya ke kampus. Dia pun berkata, "Nanti pulang kampus, s
Read more
Mendadak Diuber Mas-Mas
"Mbak Dosen, tunggu!" panggil seorang pemuda berpenampilan trendy dengan paras lumayan ganteng sambil membawa sebuah buket bunga mawar merah.Emmy yang membalik badan di lorong kampus ITB karena baru saja turun dari taksi online mendadak parno melihat karangan bunga indah di tangan pemuda itu. 'Ohh ... NO. Nggak lagi deh, apa-apaan mereka ini sih kok jadi kayak hewan liar aja aku diuber-uber mau ditembak!' jeritnya dalam hati sekalipun berusaha tetap tenang. "Iya. Selamat pagi, Dek. Ada apa ya?" tanya gadis itu dengan berwibawa karena dia memang seorang dosen di kampus ITB.Sandy Priyadi, nama pemuda yang mencoba tantangan viral reels di internet itu untuk menembak dan melakukan serangan pedekate ke Emmy. Dia bergegas menghampiri dosen cantik yang bertubuh imut-imut itu lalu menyerahkan karangan bunga mawar merah di tangannya ke Emmy. Namun, Emmy malah mundur selangkah. "Ini buat kamu, Mbak Emmy. Jangan ditolak ya!" ujar Sandy dengan tampang memelas."Ehh ... saya alergi kembang, De
Read more
Si Cantik Sudah Sold Out
"Pak Boss, kita sudah sampai di komplek kampus ITB. Mungkin gedung tempat Neng Emmy mengajar bisa ditanyakan ke satpam kampus karena saya kurang paham!" ujar Mang Ali saat menghentikan mobil di depan pintu masuk lobi kampus favorit di Bandung itu.William mengucap terima kasih lalu dia bergegas turun dari mobil sedan mewahnya. Ketika dia sedang melangkah menuju ke pintu masuk lobi, dua orang pemuda melewati sebelah kirinya sambil berbincang, "Si dosen cantik yang viral itu infonya mengajar di gedung timur lantai dua, Fer!""Okay, kita langsung saja ke sana ya, Don. Katanya doi tuh jutek orangnya, aslinya gue cuma iseng bin kepo aja kayak apa dia gitu? HA-HA-HA!" sahut Ferdi yang membawa sebuah bingkisan berbentuk hati untuk menembak Emmy.Kebetulan sekali, pikir William. Dia pun mengikuti kedua pemuda yang menurutnya tampangnya standar. Terlebih lagi dia seorang pria yang posesif terhadap kekasihnya. Mengetahui Emmy digoda oleh banyak lelaki membuat emosinya bergejolak. 'Berani-berani
Read more
Memboyong Emmy Ke Jakarta
"Akhirnya kalian bisa bersatu kembali setelah terpisah lama. Nak William, pada intinya Kakek dan Nenek setuju untuk merestui hubungan cinta suci kalian. Hanya saja setahun yang lalu orang tua Nak William yang mengusir Emmy dari Jakarta. Lantas bagaimana kalian mendapat restu dari keluarga MacRay?" tutur Kakek Hasan ketika ditemui di rumah petak sederhana keluarga kecil Emmy yang berada di Bandung.Tentang orang tuanya yang menentang hubungan mereka, sebenarnya William pun sudah tahu sejak rencana pertunangan dengan Vanessa Tobias dulu. Namun, dia tak butuh wanita konglomerat. Dia hanya ingin seorang gadis yang mencintai sama indahnya dengan dirinya."Masalah itu sudah saya urus selama kepergian Emmy, Kek. Saya tegas menolak perjodohan dengan perempuan konglomerat calon istri pilihan dad and mom. Hal yang menyedihkan justru kenyataan yang merancangkan kecelakaan beruntun itu adalah Vanessa Tobias dibantu eksekusinya oleh anak buahnya!" William membuka fakta di balik kemalangan Emmy dan
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status