All Chapters of Gadis Imut Kesayangan Sugar Daddy: Chapter 31 - Chapter 40
105 Chapters
Belahan Sempit Tanpa Bulu
"Mmm ... yummy!" Emmy bergoyang lidah menikmati kelezatan daging steak Rib Eye lembut yang gurih di mulutnya.William pun sedang makan bersama gadis itu, tetapi dia lebih tertarik untuk memandangi wajah kekasihnya dibanding fokus ke makanan di piring. "Crackers ini restoran yang lumayan terkenal di Berlin lho. Bersulang, Emmy!" ujarnya.Mereka mengangkat cawan bertangkai tinggi berisi sparkling wine bergelembung-gelembung udara kecil dan mendentingkan kedua permukaan kaca itu hingga berbunyi pelan. Emmy meminum wine mahal itu lalu tersenyum. "Semuanya enak, Kak. Terima kasih sudah ditraktir makan malam!" pujinya."Aku nggak pernah deh membiarkan cewek buat membayar bill kalau kuajak kencan," sahut William sambil memotong daging steak Tenderloinnya dengan pisau dan garpu. "Tapi aku pernah traktir Kakak Sayang kopi dan donat di bandara waktu pertama kita ketemu dulu," balas Emmy terkikik karena teringat pertemuan tak disengaja dengan sugar daddynya itu.William pun tertawa pelan. "Iya,
Read more
Bersamamu Di Bawah Hujan Salju Pertama Di Berlin
"You ... you are my universe and I just want to put you first!" Teriakan para penonton yang ikut menyanyi bersama idola mereka, Chris Martin terdengar membahana di lapangan alun-alun Gendarmenmarkt, Berlin pagi jelang siang itu. Emmy menggoyangkan badannya bersama William yang memeluknya dari belakang dengan protektif. Mereka berdua menikmati serunya konser di tengah lautan manusia yang menonton performance boyband idola jutaan umat manusia itu.Vokalis Coldplay itu mengacungkan mikrofon yang dipegang tangan kanannya ke depan panggung dan membiarkan para fans beratnya menyanyikan refrain part lagu legendaris bandnya, My Universe. "Are you happy, Girl?" seru William di tepi telinga pacarnya lalu mengecup pipi kanan Emmy."Happy dong, Kakak Sayang. Konsernya keren banget, seumur-umur lagi sekali bisa nonton live performnya si Chris Martin bareng Coldplay!" jawab Emmy penuh semangat. William pun tak kalah bersemangatnya karena lagu berikutnya yang dimainkan adalah Viva La Vida, salah
Read more
Terbang Ke Dublin
"Excelent! Desain townhouse ini sesuai dengan yang saya inginkan. Terima kasih, Mister William MacRay," ujar Mister Abelardo Zweig usai melihat tampilan 3D desain rumah tiga lantai buatan William di laptop lengkap dengan cetak birunya. Kemudian William menutup layar laptopnya sembari menyerahkan CD ke tangan kliennya. "Salinan file sudah saya simpan di CD. Satu untuk Anda dan satu lagi untuk kontraktor pengembang yang akan membangun rumah Anda, Sir!" "Senang bekerja dengan Anda, Mister William MacRay. Hasil pekerjaan Anda sangat bagus dan prosesnya cepat. Apakah setelah ini kalian berdua akan pulang ke Jakarta?" balas pria Jerman itu dengan ramah."Masih belum, ada tiga tempat lagi yang harus kami datangi sebelum pulang ke Indonesia. Dari Berlin lalu ke Dublin, setelah itu ke Porto, dan terakhir di Praha. Kebetulan klien-klien saya bersedia menunggu kedatangan saya demi membangun proyek sesuai keinginan mereka dengan desain saya!" tutur William sebelum berjabat tangan perpisahan den
Read more
Menikmati Irish Stout Beer
Malam itu sekitar pukul 19.00 waktu Dublin, William merangkul bahu Emmy memasuki Temple Bar Dublin. Tempat nongkrong legendaris yang sangat terkenal dan wajib dikunjungi bila sedang melancong ke Irlandia. Bangunan luar pub itu bercat merah terang yang sangat eye catching di pusat jantung kota Dublin. Di dalam bar tersebut ramai pengunjung yang mayoritas berjenis kelamin laki-laki memenuhi meja-meja makan dan juga bertengger di kursi tinggi yang mengelilingi meja bartender yang panjang melingkari para pria yang sibuk menyajikan berbagai macam minuman pesanan tamu.Suara penyanyi laki-laki diiringi band musik country terdengar dari atas panggung yang menjadi hiburan malam itu. Namun, William tidak tertarik dengan penampilan live music show tersebut, dia mengedarkan pandangannya mencari klien yang memiliki janji temu di Temple Bar Dublin. "Will, di sini!" teriak seorang pria bercambang subur merah menyala yang sekilas berwajah mirip Ed Sheeran dengan mata biru yang cemerlang melambaika
Read more
Asiknya Bermain Salju
"Uggh!" lenguh Emmy menggeliat usai tidur panjang yang nyaman. Dia sontak membuka matanya karena teringat tadi sedang berada di taksi pulang ke Hotel Hilton Dublin. Ketika melihat langit-langit kamar hotel berpencahayaan remang-remang dan merasakan lengan berat melingkari perutnya, Emmy menoleh ke sebelahnya. Dia lega karena sugar daddynya nampaknya yang telah menggendongnya turun dari taksi hingga ke kamar tempat mereka menginap selama di Irlandia.Wajah William saat terlelap begitu tampan, hidung mancungnya dan bulu matanya yang lentik membuat Emmy betah menatap pria itu berlama-lama. Rahang yang kokoh itu jarang tanpa cambang tipis karena hormon testosteronnya membuat bagian itu bersemak subur.Hujan salju masih turun deras di luar sana, Emmy pun merasa kedinginan sekalipun kamar hotel itu sudah dipasang pemanas ruangan oleh William sebelum tidur. Dia mulai menggigil karena kemungkinan suhu udara di Dublin telah turun hingga di bawah 0°. William terbangun karena gadis itu bergera
Read more
From Dublin To Porto
"Yummy! Mister Alan pintar memasak, kalkun barbekyu ini lezat dan empuk sekali," puji Emmy saat mereka bertiga menikmati makan malam bersama sobat sugar daddynya.William pun mengangguk setuju dengan mulut penuh makanan. Dia menelannya lalu menimpali, "Kurasa dia memang berbakat di bidang kuliner selain memimpin perusahaan IT.""Hanya hobi yang berasal dari kebiasaan saja, aku tidak fokus belajar cara memasak dengan benar. Akan tetapi, aku memang ingin memiliki sebuah restoran yang bisa dijadikan tempat berkumpul keluarga dan sahabat. Oya, katamu maket tiga dimensinya sudah selesai, Will? Setelah dinner aku ingin melihatnya dulu agar bisa memberi masukan seandainya ada yang kurang cocok," ujar Alan Whittaker sambil memotong daging kalkun berwarna cokelat keemasan di piringnya."Tentu saja, aku juga butuh masukan agar sesuai dengan keinginanmu, Alan," jawab William lalu melanjutkan makan malam yang menyenangkan itu.Seusai makan malam mereka bertiga pun bersantai di ruang keluarga di a
Read more
Kiss Me, Daddy!
"Wow, indah sekali lukisan dinding di Stasiun Sao Bento ini, Kak!" puji Emmy sesuai tebakan William. Gadis imut itu tertegun memandangi lukisan ubin keramik yang menggambarkan kisah sejarah yang pernah terjadi di kota Porto, Portugal.William merangkul bahu pacar kecilnya dan membiarkan gadis itu berdiri memandangi lukisan penaklukan Moroko oleh Henry sang navigator yang nampak epik dan impresif. Karya seni dua dimensi tersebut memang indah, tepat seperti kata Emmy."Seharusnya kalau kamu mau melihat semua lukisan ubin di stasiun kereta ini, ada empat cerita besar yang berbeda tema, Emmy. Hanya saja sudah petang mungkin lihat sekilas sambil berjalan ke pintu keluar stasiun saja ya!" tutur William yang disetujui dengan anggukan oleh Emmy. Mereka pun melangkah menyusuri lorong menuju ke gerbang keluar Stasiun Sao Bento sambil menyeret koper masing-masing. Langit telah gelap di atas kota Porto, William pun memutuskan untuk mencari taksi agar mereka bisa langsung beristirahat di hotel. A
Read more
Dijodohkan Dengan CEO Wanita
Suara denting gelas kristal dan obrolan yang berdengung bak sarang lebah terdengar di antara permainan musik mini orkestra di sebuah hunian mewah yang berada di Jakarta. Acara pesta kalangan jetset memang selalu ada saja, kali ini adalah perayaan hari jadi ke-25 Grup Seven Seas Victory, sebuah perusahaan asing swasta yang bergerak di bidang properti dan konstruksi milik keluarga Tobias."Hello, Amanda. Bagaimana kabarmu?" sapa Nyonya Lindsay Tobias kepada kolega dekatnya, Nyonya Amanda MacRay seraya memberikan kecupan di pipi kanan kiri wanita berambut hitam legam bersanggul elegan tersebut."Hai, Linsay. Congrats untuk perusahaanmu dan Peter!" balas ibunda William MacRay itu. Kemudian dia juga berjabat tangan dengan putri sulung konglomerat yang menggelar acara megah malam ini. "Apa ini benar Vanessa? Wah, cantik sekali!" ucapnya terkesima dengan penampilan perempuan muda di sebelah Nyonya Lindsay Tobias.Perempuan bermata biru keturunan bule Amerika Serikat dengan rambut pirang luru
Read more
Double Impact, Baby!
"Apa gambar yang aku buat sudah benar, Kak Willy?" tanya Emmy sambil menyesap hot chocolate di cangkir pinjaman hotel. Dia berdiri di dekat jendela kamar yang menghadap ke jalan raya.Lagi-lagi siang itu mereka berdua harus tertahan di kamar saja, hujan salju turun lebat sejak semalam dan membuat suasana mendung. Tidak nyaman bila berjalan-jalan di kota Porto dalam kondisi dingin membeku karena salju menumpuk tebal di jalanan."Pekerjaanmu bagus, Emmy. Lanjutkan lantai berikutnya. Ada total 30 lantai, bukan?" balas William lalu meletakkan kertas strimin biru di meja tulis yang digunakan Emmy untuk bekerja dalam kamar Hotel Sheraton Porto.William bangkit dari tempat tidur lalu menghampiri gadis kesayangannya yang nampaknya sedang merenggangkan otot-ototnya yang kaku akibat terlalu lama duduk menghadap meja serta menggambar proyeksi bangunan dalam bentuk dua dimensi berskala. Dia memijat bahu serta lekuk leher Emmy sembari bertanya, "Apa kamu capek, Baby?" Sebuah ciuman didaratkan di k
Read more
Good Bye Porto, Welcome To Vatican
Tanggal 24 Desember pagi, William menemui kliennya di lobi Hotel Sheraton Porto bersama Emmy. Semua barang mereka telah dipacking rapi dan diletakkan di samping sofa. "Mister Ronaldo Fabricio, kuharap kontraktor yang Anda pilih akan mampu mewujudkan desain yang saya buat bersama Emmy. Semuanya telah saya teliti ulang dan semuanya sesuai dengan perhitungan ideal massa bangunan sesuai tinggi gedung pencakar langit yang Anda inginkan," tutur William dengan serius sembari menemani kliennya melihat maket 3D yang dibuatnya sebagai proyeksi gedung pencakar langit 30 lantai di layar laptopnya.Mister Ronaldo Fabricio terkekeh puas melihat hasil pekerjaan arsitek rekomendasi kolega dekatnya itu. Dia berkata, "Bravo, pekerjaan Anda sungguh excelent, Mister Will. Saya tak sabar melihat hasil bangunan ketika selesai nanti. Maket tiga dimensinya begitu mengesankan. Akan saya sampaikan salinan blue print serta dokumen dari Anda ke kontraktor pengembang pilihan saya secepatnya!" Kemudian William p
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status