Semua Bab Gadis Imut Kesayangan Sugar Daddy: Bab 61 - Bab 70
105 Bab
Driving License dan Sebuah Mini Cooper untuk Emmy
"Emmy, ke marilah, aku ingin bicara sesuatu denganmu!" panggil William mengajak pacarnya bicara berdua di teras depan rumah kakek neneknya.Gadis itu menghentikan kesibukannya membantu Nenek Dahlia membereskan peralatan makan kotor di meja makan. Dia segera menghampiri William lalu duduk di bangku bambu bersebelahan dengan sugar daddynya."Ada apa, Kakak Sayang?" tanya Emmy penuh perhatian."Aku mau nanya, kamu punya driving license nggak? SIM A maksudku, Baby!" ujar William sembari merangkul bahu Emmy.Gadis itu menggelengkan kepala, dia menjawab, "Sayangnya nggak punya, Kak. Sebetulnya aku bisa menyetir mobil ketika di US, Mister Evan Knightingdale biasanya kalau kelelahan bekerja menyuruh aku yang mengemudikan mobilnya untuk bepergian ke luar kota!""Ohh, it would be nice too, Baby. Okay, kita cari driving license aja yuk di kantor polisi. Sepertinya kawanku bisa membantu membuat SIM A sekarang asalkan kamu memang lulus test mengemudi. Ayolah kita berangkat sekarang saja!" balas Wi
Baca selengkapnya
Kekuatiran Wiliam Terbukti
"Kamu bagus deh cara nyetirnya, Baby. Dulu sewaktu di US sering ya bawa kendaraan di jalan raya?" komentar William yang duduk di bangku sisi pengemudi. Pacarnya mengantar William pulang ke kantor Fame Palette Artisans Co yang juga menjadi tempat tinggal William petang itu."Lumayan sering sih, Kak Willy. Bosku kebanyakan ambil proyek di luar kota Massachussets dulu," jawab Emmy sembari mengarahkan mobil menuju alamat rumah sugar daddynya.Hal itu mengingatkan William kepada mantan bos Emmy di US yang sempat mengejar gadis itu hingga mendatangi rumahnya tempo hari. "Btw, Mister Knightingdale gimana kabarnya? Apa dia masih menghubungi kamu, Emmy?" selidik William dengan curiga. Dia begitu posesif bila berkaitan dengan gadis kesayangannya itu."Setelah insiden ribut di rumah Kak Willy, dia sudah nggak pernah menghubungiku lagi. Mungkin agar aku bisa bekerja dengan baik dan tidak kena masalah dengan kamu, Kak!" jawab Emmy jujur. Akhirnya mobil baru yang dibelikan William tadi sampai di de
Baca selengkapnya
Mendadak Gelap
"CKIIIIITTT!" Suara rem diinjak dalam dan menyebabkan ban mobil menggasak aspal terdengar nyaring.Tubuh Emmy terguncang ke depan karena Mini Cooper berharga ratusan juta yang baru saja dihadiahkan William untuknya nyaris menabrak sebuah mobil Avanza hitam yang memotong jalurnya."Aduh kok serem banget sih! Preman-preman itu mau ngapain ya? Mana mobil ini mahal banget dan baru tadi sore keluar dealer, ckk ... nyesel aku tadi nggak dengerin omongan Kak Willy!" ujar Emmy dengan gelisah. "TOK TOK TOK!" Kaca jendela mobil Emmy diketok dengan keras di sebelahnya oleh pria berperawakan besar dan gagah. Namun, dia tidak sendiri, ada dua pria lain yang menemani pria tadi."Neng turun dong! Ayo cepetan, kita mau ada perlu sama lo!" seru pria berambut gondrong sebahu dengan jaket kulit warna hitam.Emmy tidak mau keluar dari mobil, dia mengambil ponsel dan menelepon nomor William agar pria itu bisa menolongnya. Dia segera berbicara ketika panggilannya dijawab, "Halo, Kak. Aku ada di jalan deka
Baca selengkapnya
Dalam Dekapan Sugar Daddy Kesayangannya
Di ranjang IGD Rumah Sakit Abdi Waluyo, Emmy sayup-sayup mendengar suara pria bercakap-cakap. Dia yang tadinya pingsan akibat dibekap sapu tangan yang dibubuhi obat bius pun mulai perlahan membuka matanya. Lampu terang di langit-langit ruangan membuatnya silau. "Uggh!" lenguh Emmy sembari menutup kembali matanya. Tubuhnya serasa lunglai tanpa tenaga, indera pendengarannya yang mulai normal. "Baby, are you okay?" tanya William meraih tangan Emmy ke dalam genggamannya. Raut wajahnya dipenuhi kecemasan menatap pacar kecilnya.Emmy merasa bersalah karena membuat William kuatir dan entah bagaimana tadi pria itu bisa menolong dia dari ketiga preman kekar yang tadi menculiknya. "Kak, tadi premannya kok bisa lepasin aku sih? Apa kamu kelahi sama mereka?" ujar gadis itu penasaran."Iya, aku tadi hajar empat preman yang culik kamu. Dibantuin sama Mang Ali juga dikit sih. Kata dokter yang periksa kamu, nggak ada yang bahaya kok. Habis ini bisa pulang, tapi mendingan kamu pulang sama aku ke rum
Baca selengkapnya
Menyembunyikan Emmy dan Kuliah Pagi Ortu
"Selamat pagi, Sir, Ma'am!" sapa Haikal ramah dan sopan membungkukkan punggungnya saat membukakan pintu teras depan. "Pagi. Lama banget sih bukain pintunya, Mo? Mana William, apa belum bangun bossmu itu?" sahut Tuan Garreth MacRay sembari melangkah masuk menuju ke sofa ruang tengah. Haikal pun berusaha menenangkan dirinya agar tidak membuat ayah ibu majikannya curiga dengan pacar bossnya yang menginap di rumah itu semalam tadi. "Iya, biar saya bangunkan beliau, Sir. Silakan ditunggu sebentar ya," jawabnya sopan.Dengan segera Haikal mengkomando ART di rumah itu agar menghidangkan kue buatan Chef Juno dan dua cangkir teh manis hangat di ruang tengah. Dia lalu bergegas menaiki tangga ke lantai dua dan mengetok pintu kamar William."TOK TOK TOK." "Pak Boss, bangun! Ada Daddy Garreth dan Mommu Amanda di bawah!" seru Haikal dengan jelas di depan pintu kayu Eboni yang tertutup rapat itu.William yang mendengar perkataan kepala ART nya segera bangun, dia juga menepuk-nepuk lengan Emmy. "B
Baca selengkapnya
Sugar Babynya Masih Terlalu Muda
"All right, kalau kau masih bersikeras membela gadis bernama Emmy itu terserah kau saja, Will. Namun, Dad dan Mom sudah sepakat, kami tak akan merestui hubungan kalian. Vanessa Tobias adalah pilihan logis dan terbaik sejak awal!" tutur Tuan Garreth MacRay usai sarapan bersama istri dan putranya.Pria lajang berusia 37 tahun itu menghela napas dalam-dalam, dia menoleh menatap ayahnya di sisi kanan kursinya. "Sebenarnya yang dibutuhkan dalam sebuah pernikahan yang bahagia itu apa, Dad? Status sosial.yang tinggi dan harta berlimpah kah?" tanya William serius, dia ingin tahu alasan ayahnya menganggap Vanessa jauh lebih baik dibanding Emmy."Well, itu dibutuhkan juga bukan karena kita tidak hidup sendiri dan masih harus berhubungan dengan banyak kolega. It's about pride as a man and family name, My Son!" Tuan Garreth MacRay memberikan penekanan kepada William dari sisi tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga MacRay yang harus menjaga reputasi di kalangan pergaulan mereka."Kita berbeda
Baca selengkapnya
Kecelakaan yang Menimpa Emmy
"Kakek mau ke mana malam-malam begini?" tanya Emmy yang sedang menonton televisi di ruang tengah.Pria tua beruban itu menghentikan langkahnya, dia menoleh melihat cucu tunggalnya lalu menjawab, "Punggung Kakek encok, mau jalan ke apotek pojok perumahan buat beli balsem nyeri otot, Emmy!" "Ehh ... jangan jalan sendiri, Kek. Aku aja deh yang beliin, Kakek Hasan tunggu di sini sebentar ya!" sergah Emmy lalu bergegas keluar dari rumah agar kakeknya tidak tambah sakit. Apotek yang dituju oleh Emmy tidak jauh dari rumahnya, hanya berjarak 150 meter saja dan bisa ditempuh berjalan kaki. Gadis itu pun berjalan santai di tepi jalan Perumahan Pondok Cemara Kembar ke jalan utama.Tanpa diduga oleh Emmy dirinya diikuti dan dicegat oleh sebuah mobil Fortuner putih hingga nyaris jatuh ke selokan demi menghindari terserempet."Ya ampun, hampir aja ketabrak!" cicit Emmy dengan jantung berdegup kencang. Dia pun mundur untuk mengitari bagian belakang mobil tanpa berpikir yang berlebihan kenapa mobil
Baca selengkapnya
Hasil Test MRI Emmy
"Selamat malam, di mana pasien atas nama Emmy Estelia Setiawan dirawat, Sus?" tanya William heboh di meja pendaftaran pasien. Napasnya terengah-engah karena berlari-lari."Selamat malam, Pak. Pasien sedang menjalani test MRI di laboratorium lantai tiga. Anda bisa menemuinya nanti setelah diputuskan terapi selanjutnya oleh dokter yang merawat Nona Emmy!" jawab perawat jaga yang menemui William di ruang lobi rumah sakit.Pria itu pun menyahut, "Baik, Sus. Terima kasih informasinya!" Dia segera naik lift menuju ke lantai tiga.Di ruang tunggu Laboratorium MRI, Kakek Hasan dan Nenek Dahlia duduk bersebelahan. William bergegas menghampiri mereka lalu menyapa, "Selamat malam, Kek, Nek. Bagaimana kondisi Emmy? Apa kata dokter?""Ehh, malam, Nak William!" balas Kakek Hasan. Nenek Dahlia yang menjelaskan situasi yang dialami oleh Emmy dan kondisinya menurut dokter yang diagnosis awalnya kemungkinan mengalami gegar otak dan patah tulang paha kanan. Untuk peneguhan diagnosa maka Emmy dikirim ke
Baca selengkapnya
Diusir Dengan Uang Satu Milyar
Sudah seminggu Emmy harus dirawat inap di rumah sakit karena kakinya dioperasi akibat patah tulang paha tertabrak mobil. William pun rajin menjenguknya setiap pagi dan malam ketika dia tidak bekerja di kantor. Namun, di siang dan sore hari memang perawatan Emmy ditemani oleh kakek nenek gadis itu.Hingga suatu siang yang mendung, kunjungan tiba-tiba yang tak pernah diduga oleh Emmy dan keluarga kecilnya itu mengejutkan mereka. Tuan Garreth dan Nyonya Amanda MacRay sengaja membesuk gadis itu tanpa sepengetahuan William. "Selamat siang, Emmy. Dan ini pasti kakek nenek kamu ya? Apa kabar? Kami orang tuanya William!" ujar Tuan Garreth MacRay dengan sopan sambil berjabat tangan bergantian bersama istrinya."Selamat siang, Pak. Iya, kami memang kakek dan neneknya Emmy. Silakan kalau mau menjenguk cucu kami!" jawab Kakek Hasan ramah.Namun, keramah tamahan tersebut berubah dalam sekejap saja menyusul perkataan ayah William yang tanpa basa-basi mengutarakan maksudnya menemui mereka bertiga.
Baca selengkapnya
Akan Kusimpan Kenangan Indah Kita Selamanya
Sebulan berlalu pasca operasi paha kanan Emmy, dia sudah diperbolehkan turun dari ranjang pasien. Fisioterapi juga mulai dijalani oleh gadis itu setiap harinya bersama tim dokter dan perawat Rumah Sakit Abdi Waluyo. "Kalau untuk kembali seperti normal kakinya mungkin butuh waktu bertahun-tahun, Nona Emmy. Yang sabar ya!" pesan Suster Menik yang membantu Emmy berlatih berjalan di palang sejajar ruangan fisioterapi.Gadis itu mengangguk dengan senyum tipis, dia sudah pasrah harus menjalani hari-hari ke depan seperti apa pun konsekuensinya. Tabrakan mobil tempo hari menyisakan trauma dalam dirinya. Terkadang bila bertemu pengunjung rumah sakit dengan penampilan jaket kulit hitam dan celana jins, Emmy masih merasakan phobia."Sus, kapan saya diizinkan untuk pulang?" tanya Emmy sembari melangkah hati-hati ditopang palang sejajar."Bisa pulang kapan saja kok, besok saat dokter visitasi ke kamar, Nona Emmy bilang langsung kalau sudah pengin pulang! Mungkin harus pakai kursi roda dulu ya bia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status