All Chapters of Bertukar Pengantin : Chapter 11 - Chapter 20
89 Chapters
Bab 11. Sarapan Pagi yang Kacau
Yuriana dan Erland kini menuju restoran mewah yang ada di lantai bawah hotel itu. Seperti biasa, Erland hanya memakai kemeja putih dipadu dengan celana hitam pekat, sementara Yuriana memakai gaun panjang model sederhana namun terlihat anggun dan cantik ditubuh Yuriana. “Jadi, kita sarapan sama semua orang? Bahkan ada orang tuaku juga?” Sebelumnya, Yuriana tidak tahu jika dia dan Erland diundang sarapan bersama oleh Tuan Besar. Erland baru mengatakannya ketika mereka keluar dari kamar. Yuriana tentu kaget tapi itu bukan masalah baginya karena mereka semua adalah keluarganya. Hanya saja, dia masih sedih dan kecewa jika melihat Emran. Dia masih bingung cara menghadapi Emran setelah pertengkaran terakhir mereka. Erland merasa aneh dengan sikap Yuriana yang seolah tidak senang sarapan bersama mereka hingga ketika hampir sampai disebuah ruangan private di restoran itu, Erland malah berhenti dan malah menoleh melihat Yuriana. “Kenapa? Tidak suka sarapan bersama mereka karena tidak sanggup
Read more
Bab 12. Tidak Pulang Bersama Suami
“Erland, tunggu sebentar!”Erland terus berjalan menjauh dari restoran dengan langkah cepat. Yuriana sulit menyusul dengan kakinya yang tidak sepanjang Erland hingga dia berlari kecil sembari berseru memangil suaminya. Namun, pria itu tetap berjalan tanpa berniat berhenti, bahkan menoleh pun tidak dilakukannya. Sehingga ketika Yuriana berhasil mendekati suaminya, dia langsung menahan Erland dengan meraih tangan lelaki itu.Erland akhirnya menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang, melihat Yuriana yang begitu serius menatapnya. “Ada apa?”“Harusnya aku yang tanya sama kamu. Kenapa kamu pergi dari sana? Padahal sarapannya, baru saja dimulai.”Meski Yuriana tahu bahwa Erland bersikap tidak hormat di meja makan karena tidak akur dengan Tuan Besar tapi dia tetap penasaran dengan alasan ketidakcocokan mereka hingga dia bertanya. Mnurutnya, dia harus tahu alasan itu dari suaminya.“Kalau lapar, kita sarapan saja di rumah. Makanan di rumah lebih enak dari makanan restoran ini.” Erland t
Read more
Bab 13. Tidak Akan Mengalah
Di sebuah rumah mewah bergaya barat, terlihat Erland berada di taman yang dipenuhi bunga. Taman yang berdinding kaca itu, berada di samping rumah dan tamannya menghadap ke depan jalan. Pria itu sibuk merapikan beberapa bunga ke pot-pot kecilnya.Mobil Erick-sang adik, masuk melewati pagar rumah itu. Karena luasnya pekerangan rumah hingga mobil Erick bisa masuk sampai di depan taman. Dia menghentikan mobilnya dan turun dari mobil tapi sang pria yang sibuk di taman tidak menoleh sedikit pun meski mendengar suara klakson mobil Erick.“Kak Land!” seru Erick.Erland menoleh sebentar kemudian melanjutkan kesibukannya yang tadinya menanam bunga, kini pria itu menyirami bunga-bunganya.“Sepertinya kakak tidak berhasil membawa kakak ipar kemari,” ucap Erick sembari duduk di salah satu kursi yang ada di taman itu.“Dia tidak ingin kembali bersamaku. Dia lebih senang tinggal bersama dengan Pak Tua yang menyebalkan itu.” Erland menjawab tanpa melihat lawan bicaranya. Dia tetap sibuk dengan bunga-
Read more
Bab 14. Ditolak Secara Tidak Hormat
“Ayo mulai makan!” sahut Tuan Besar.Mendengar perintah Tuan Besar, Yusita pun menjadi diam. Namun bukan berarti dia menyerah untuk mengusik mental Yuriana dengan membuat Yuriana iri pada hubungannya bersama Emran. Dia pun membalik piring Emran lalu mengulurkan tangannya mengambil nasi ke piring Emran. Dia melayani suaminya dengan semangat. Bibirnya tersenyum ketika memberikan nasi dan lauk ke piring Emran. Sekalipun, dia tidak membiarkan tangan Emran bergerak untuk mengambil sesuatu. Dia sudah seperti pelayan untuk Emran. Hal itu memang harus dilakukannya untuk menunjukkan di depan Tuan Besar bahwa dia adalah istri yang baik. Tidak seperti Yuriana yang hanya duduk makan saja di sana.Yuriana tidak mengangkat wajahnya menatap sepasang pengantin baru di depannya. Melihat keharmonisan mereka, malah membuat hatinya sakit. Terlebih dia hanya duduk sendiri seperti orang bodoh. Yuriana memilih diam menikmati makanannya di sana.“Ada lagi yang kau inginkan sayang?” tanya Yusita pada suaminya
Read more
Bab 15. Memangnya Aku Siapa
Yuriana tidak ingin langsung pulang ke rumah. Dia ingin menenangkan dirinya terlebih dulu agar bisa tenang menghadapi Tuan Besar yang mungkin akan kecewa dengan dirinya. Dia malah mampir di sebuah supermarket. Supermarket itu cukup terkenal di sana. Sebab, tidak hanya menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari tapi pusat perbelanjaan itu menyediakan tempat untuk bersantai sambil menikmati berbagai macam kopi hangat. Ada beberapa kursi dan meja di depan dan juga dua pasang kursi di dalam untuk para pelanggan yang ingin duduk menikmati kopi hangatnya, layaknya di cafe.Yuriana kini berjalan masuk untuk memesan kopi. Namun, ada seorang lelaki yang berdiri di depan kasir dengan pakaian santai. Pria itu juga sedang memesan kopi hingga Yuriana hanya bisa berdiri menunggu di belakang pria itu sambil memperhatikan pria tersebut. Dia memperhatikan pakaian sang pria yang memakai kaos hitam dipadu celana training serta sepatu olahraga. Keringat masih belum kering di kepala dan leher belakang sa
Read more
Bab 16. Kau Adalah Istriku
“Kau adalah istriku. Siapa lagi? Atau kau ingin menghilangkan statusmu itu setelah menandatangani perjanjian kita?”“Aku bukan orang yang senang mempermainkan pernikahan Tuan Erland. Jadi walau aku menikah kontrak denganmu, aku tetap menghargai statusku sebagai istrimu karena bagaimanapun juga, pernikahan kita sah dimata hukum. Justru, kamulah yang tidak menghargai pernikahan ini.” Yuriana bicara begitu tegas dengan matanya yang begitu tajam melihat Erland sehingga Erland sangat yakin bahwa Yuriana sakit hati dengan kebohongannya semalam.“Aku tahu kau marah tentang semalam. Aku minta maaf. Dan sebagai bentuk kesalahanku padamu, bagaimana kalau kita bersenang-senang hari ini seperti waktu malam pertama kita di hotel.” Erland mengingat malam pertamanya bersama Yuriana. Bukan hanya dirinya saja yang senang dan menikmati malam panas itu. Yuriana juga menikmatinya dan berpikir bahwa Yuriana senang tidur dengannya. Terlebih, tak ada perempuan yang menolak pesonanya di atas ranjang. Mereka
Read more
Bab 17. Pengawal Pribadi
Yuriana yang berada di taksi menuju Kediaman Oberon, teringat tentang suaminya sampai dia menatap cincin pernikahannya itu. ‘Aku tidak menyangka kalau aku akan menikah kontrak dengan pria kasar seperti dia. Kupikir, aku akan tenang setelah menikah dengan Erland walau dia punya masalah dengan tubuhnya. Setidaknya, dia bisa menghargaiku walau tidak saling mencintai tapi ternyata, dia sebrengsek itu. Entah dosa apa yang sudah kulakukan di masa lalu sampai nasibku seburuk ini?’Tak lama, taksi itu berhenti di depan Kediaman Oberon. Yuriana turun dari mobil setelah memberikan ongkos taksinya. Saat masuk melewati gerbang rumah, mobil Erick datang dari dalam. Mobil itu berhenti di depan pagar sembari membunyikan klakson mobilnya.Yuriana tahu bahwa Erick sudah seperti asisten Erland. Padahal pria itu adik kandung Emran hingga dia kesal melihat Erick yang sering dia temui di Kediaman Oberon tapi jarang menyapanya. Erick membuka jendela kaca mobilnya lalu melempar senyumannya pada Yuriana.“Ku
Read more
Bab 18. Dia Perempuan yang Tulus
Erland tengah berada di ruang kerjanya bersama Paman Hans dan seorang bawahan Erland di perusahaannya. Dia melempar sebuah dokumen ke depan seorang pria paruh baya yang berdiri dengan kepala tertunduk di depannya hingga dokumen itu berhamburan ke lantai. Raut wajah Erland memerah karena amarahnya. Tatapan mata gelapnya, begitu tajam melihat sosok pria di hadapannya tersebut. “Aku sudah memperingatimu sebelumnya tapi kau mengabaikannya dengan terus melakukan kecurangan di perusahaanku. Kau bertindak semaumu, seolah aku tidak bisa melakukan apapun padamu. Dengarkan baik-baik, mulai hari ini, kau dipecat. Jangan pernah tunjukkan wajahmu di hadapanku.”Pria paruh baya itu terkejut mendengar dirinya dipecat tapi dia tidak berani mengatakan apapun di depan Erland. Sebab, memohon dan membela dirinya di depan Erland hanya akan membuat nasibnya semakin buruk dari pemecatan yang dilakukan Erland. Mungkin dia akan berakhir di penjara. Lebih baik dia dipecat ketimbang harus masuk penjara.“Paman
Read more
Bab 19. Coba Mempermalukan Yuriana
Malam tiba. Semua orang duduk di kursi mereka masing-masing. Eriska yang tidak ikut makan malam kemarin, kini duduk di sebelah Yuriana. Yuriana tidak merasa canggung seperti malam kemarin karena duduk sendiri di depan Yusita dan Emran. Ada Eriska yang senasib dengannya. Kakak iparnya itu tidak ditemani suaminya.Suami Eriska meninggal dua tahun lalu dan meninggalkan Eriska bersama anak perempuan semata wayangnya yang berusia tujuh tahun. Setiap makan malam, anak perempuannya itu duduk di sampingnya. Sekarang anak perempuannya itu berada di rumah orang tua mendiang suami Eriska. Jadi Eriska hanya duduk berdampingan dengan Yuriana.“Kak Yuri, bagaimana dengan wawancaranya? Apa kakak diterima?”Yusita coba mempermalukan Yuriana di depan Tuan Besar dan yang lainnya dengan menanyakan tentang wawancara Yuriana. Padahal dia tahu dengan jelas, bagaimana Yuriana ditolak di sana. Terutama di depan Tuan Besar dan ibunya Emran agar mereka menganggap Yuriana bodoh dan tidak punya kemampuan.“Aku d
Read more
Bab 20. Cerita Masa Lalu Erland
“Duduklah Yuri!” titah Tuan Besar menunjuk sebuah sofa di samping meja kerjanya.Yuriana mengangguk sopan kemudian duduk di sofa itu. Sementara Tuan Besar tetap duduk di kursi kerjanya. Yuriana tampak tegang hingga cara duduknya pun terlihat kaku. Dia duduk tegak dengan kepala menghadap ke arah Tuan Besar.“Kau pasti penasaran alasanku memanggilmu kemari,” sahut Tuan Besar Oberon.Yuriana tetap tenang seperti biasanya meski sebenarnya dia merasa tegang dengan alasan Tuan Besar Oberon memanggilnya datang. “Iya tuan. Saya sedikit penasaran.”“Kakek memanggilmu kemari bukan masalah yang terlalu rumit. Kakek cuma mau bahas tentang suamimu.” Tuan Besar yang biasanya bicara agak kasar dan tegas, kini cara bicaranya terdengar lembut, layaknya seorang kakek yang bicara pada cucunya.“Tentang suami saya?” Yuriana mengerutkan keningnya, dirinya semakin penasaran dengan maksud Tuan Besar Oberon yang tiba-tiba membahas suaminya.“Benar. Kemarin di hotel, kamu lihat sendiri sikap suamimu pada kake
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status