All Chapters of Mendadak Jadi Pengantin Pengganti: Chapter 21 - Chapter 30
124 Chapters
21. Kalung Imitasi
“Papa yakin kalau ini bukan Kak Jesika?” Sera menyodorkan lagi ponsel pada papanya yang tengah menyesap teh hangat. Sanjaya sudah melirik, tapi meletakkan lebih dulu tehnya sebelum melihat kembali foto di layar pipih itu lagi. “Ck! Kamu tahu gimana kakak kamu kan, Ser. Papa rasa itu memang bukan dia. Hanya mirip.” “Tapi ini benar-benar mirip, Pa.” Atiqah ikut duduk daln langsung menyerobot ponsel itu dari tangan sang suami. “Biar aku perhatikan lagi.” Kening perlahan menurun, mata mulai jeli manatap. Atiqah terus mengamati sebuah foto yang terlihat dari jarak jauh itu. wajahnya sungguh mirip, tapi tampilannya berbanding jauh terbalik dengan Jesika. “Mama rasa ini bukan Jesika. Dan juga, mana mungkin dia menikah dengan Antonio yang notabenya bukan orang sembarangan.” Sera manggut-manggut. Jika dipikir sejauh itu, memang terlalu mustahil bagi Jesika bisa sampai menikah dengan sosok Antonio. “Oh iya, mama tahu berita yang sedang heboh, kan?” tanya Sera antusias. “Tuan Antonio meni
Read more
22. Namanya Nyfi
Makan malam datang. Jesika berjalan tidak jauh di belakang Antonio yang entah kenapa selalu sibuk dengan ponselnya. “Apa dia tidak takut kesandung?” gumam Jesika dengan wajah manyun. Antonio mendadak berhenti di tengah tangga. Kali ini Jesika berhasil menghindar sebelum keningnya terabrak punggung lebar itu seperti beberapa minggu yang lalu. Jesika terdiam tidak berani mendahului. “Oh shit!” Seketika Jesika langsung melompat kaget mundur menaiki satu tangga. Tangannya mengusap dadanya yang beregup lebih cepat. Di depan, Antonio mengetik sesuatu dengan cepat seperti jemarinya menekan lebih kuat pada layar ponsel. “Berita bodoh!” umpatnya lagi. Jesika meringis ngeri sekarang. Harus apa sekarang? menyerobot lebih dulu, atau kembali ke kamar? Sepertinya dua pilihan itu tidak ada yang akan membuatnya aman. “Tuan …” Sama sekali tidak ditanggapi, Antonio kembali berjalan menuruni tangga. Jesika langsung memanyunkan bibirnya sambil mendengkus. Jesika hampir saja melempar kepalan ke uda
Read more
23. Datang Ke Agensi
Sudaah terlalu lama Antonio bersembunyi menghindari masalah yang ada. Hampir dua bulan sejak pernikahan, Antonio sama sekali tidak berminat dengan undangan beberapa acara untuk memberi klarifikasi tentang kasusnya. Namun, sekarang beberapa media mulai mengatakan kalau Antonio sudah mengirim beberapa bukti ke kantor polisi.Berita tentang penangkapan orang yang membuat nama Antonio tercemar juga sudah ditangkap. Orang itu mengaku mendapat suruhan dari seseorang. Sayangnya sekalipun dia harus dipenjara, mulutnya tidak akan mau membicarakan mengenai siapa orang di belakangnya.Hari ini, Antonio datang ke kantor agensinya untuk sebuah acara. Bukan siaran langsung, tapi hanya untuk sebuah mengisi majalah yang akan terbit. Tentunya Antonio akan melakukan sesi wawancara dulu.“Jadi Antonio datang?” tanya seseroang yang tengah menunggu pintu lift terbuka.Dua orang ini termasuk mengenal Antonio karena memang berasal dari agensi yang sama. Hanya saja meski begitu belum tentu dekat. Antonio han
Read more
24. Bertemu Tak Sengaja
Antonio tampak memasang wajah pias usai menelpon Jesika. Bukan karena Jesika, tapi tentunya karena nenek yang tanpa izin membawa Jesika keluar rumah.“Ada apa, Tuan?” tanya Tian sebelum membukakan pintu mobil.Tian tampak gelisah, jelas dari raut wajahnya yang datar. “Nenek membawa Nyfi keluar.”“Lalu?”Antonio berdecak lalu menyingkirkan tangan Tian dari gagang pintu mobil. “Aku masih belum siap kalau banyak orang yang bertanya tentang Nyfi.”Tian memegang daun pintu mobil yang sekarang terbuka dengan senyum tipis. “Jadi Tuan sedang mengkhawatirkan Nona Nyfi.”“Sialan! Jangan bicara asal kamu!”Antonio melengos lalu masuk ke dalam mobi. Di luar, Tian diam-diam tengah terkekeh geli. Dia menutup pintu lalu memutari mobil dan ikut masuk dari pintu kemudi.“Jadi, mau ke mana sekarang, Tuan?”“Pergi ke restoran dekat perusahaan papa. Glen menungguku di sana.”“Tuan Yakin?”Tian memukul sandaran kursi kemudi membuat Tian sempat terkejut.“Tidak usah banyak tanya! Kamu pikir aku takut denga
Read more
25. Gelembung Air
“Mari ikut duduk dengan kamu, Nek,” Montana beranjak, lalu memberi satu kursi kosong untuk nenek. Dia lupa kalau di belakang Megan ada Jesika.“Tidak usah. Nenek akan makan di sebelah sana,” tolak Megan dengan lembut.Megan menarik lengan Jesika lalu mengajaknya pergi menuju meja nomor tiga. Meja yang tidak terlalu jauh dengan posisi Antonio duduk saat ini.“Hei, apa dia istrimu?” sikut Glen sambil memainkan kedua alis dan dagu terangkat. Tatapan yang lain sudah begitu penasaran.“Hm.”“Kenapa tidak kamu kenalkan pada kamu?” tanya Amelda.“Iya, seharusnya kamu kenalkan dia pada kami,” sambung Montana.Tatapan mereka semua penuh rasa curiga sekarang. otak mereka mulai berasumsi yang bukan-bukan tentunya. Melihat bagaimana Antonio yang tampak cuek ketika melihat istrinya datang, lalu ketika dia sama sekali tidak mencoba untuk mengenalkannya pada teman-teman.“Siapa mereka, Nek?” tanya Jesika.Jesika menarim satu kursi untuk nenek duduk lebih dulu, lalu menarik satu kursi kosong lagi unt
Read more
26. Jangan Berlebihan
Jesika meletakkan wadah air sabunnya di dekt toilet dekat kolam renang. Setelahnya, Jesika masuk ke dalam untuk mengambil minum. Tenggorokan benar-benar kering dan tubuhnya berkeringat sekalipun petang hampir datang.Di saat Jesika tengan menuang air kedalam gelas, di belakang ada seseorang yang tengah mengamatinya dengan sinis. Kedua tangan terlipat seperti hendak mengintimidasi lalu memberi sebuah penghinaan.“Apa yang kamu lakukan pada Antonio?”Jesika hampir saja tersedak karena rasa terkejut. Dia sudah sedikit menumbahkan air dari dalam gelas, tapi buru-buru menariknya lalu meletakkan kembali di atas meja. Sambil mengelap kasar bibirnya yang basah dengan lenggannya, Jesika pun menoleh.“Nyo-nyonya?”Agatha menatap sinis lagi. “Aku heran kenapa Antonio bisa menikah dengan kamu? muncul dari mana kamu bisa sampai tepat di sana sudah mengenakan gaun pengantin?”Jesika menelan susah payah salivanya. Matanya berekedip lebih cepat tanda ia mulai gugup. Semua orang di rumah ini belum tah
Read more
27. Tidur Di Kamar Lain
“Aku harus tidur di mana?” Jesika tengah mondar-mandir di lantai utama lantai dua.Sambil terus mondar-mandir Jesika sesekali menggigit ujung-ujung kukunya mencoba untuk berfikir. Selama tinggal di sini, Jesika belum pernah berani masuk ke ruangan lain kecuali kamarnya sendiri bersama Antonio. Menurut Jesika masuk ke ruangan lain bisa dikatakan tidak sopan karena memang dirinya hanya orang lain di sini. Kalau pun menjelajahi rumah ini, Jesika hanya akan berakhir di balkon atau taman di belakang rumah. di lain ruang, Jesika hanya akan masuk ke sebuah ruang yang tentunya tak berpintu.Jesika menghentikan gerak kedua kakinya lalu menatap pintu yang tadi ditutup dengan keras. Ujung jemarinya masih ia gigiti, lalu tidak kama kemudian mulai merengek.“Harus apa sekarang? tidur di mana aku?”Jesika melangkah ke tepi, berpegangan pada pagar besi pembatas lalu melihat ke lantai bawah. Suasana di bawah sana terlihat sepi. Sekarang masih pukul enam, Jesika akan bertemu dengan penghuni rumah saat
Read more
28. Komputer
Jesika selalu memandangi punggung lebar itu setiap kali berjalan di belakang Antonio. Dua pundak yang kokoh, badan tegak, lalu pinggang yang pas, kedua kaki yang panjang. Jesika tidak bisa menjabarkan lebih detail, tapi dia akan selalu mengatakan kalau pria itu memang sempurna.Lalu, apa yang membuat kekasihnya kabur? Apa dia seorang psycopath?Semalam selepas makan malam, Jesika ingin mengajak nenek ngobrol sekaligus bertanya tentang hal itu, namun sayangnya nenek tidur lebih awal karena paginya ada acara. Meskipun umurnya hampir mencapai tuju puluh tahu, tapi sungguh Wanita berambut putih Bernama Megan masih sangt fit.“Tuan …” panggil Jesika lirih.Antonio menoleh. Sambil menunggu Jesika membuka suara lagi, Antonio meraih tas dan ponsel yang dipegang Jesika.“Boleh aku bekerja? Aku suntuk berada di rumah.”Antonio terdiam lalu menoleh pada Tian yang berada tepat berdiri didepan moncong mobil.“Jadi uang yang aku berikan padamu tidak cukup?”“Bukan, bukan. Uang itu sangat cukup, leb
Read more
29. Ketenaran yang Sirna
Nyatanya sekalipun Antonio putra dari salah satu pengusaha ternama dan juga salah satu cucu pemilik agensi besar, tidak membuat Namanya yang sedang buruk bisa terlupakan begitu saja. Mengenai rumor tentang pelecehan yang Antonio lakukan memang sudah beres, tapi pada kenyataanya pamor dia sebagai artis tetaplah menurun. Beberapa acara dan konser yang seharusnya ia lakukan pun terpaksa dibatalkan. Ada yang diikuti penjelasan, ada juga yang menghentikannya begitu saja.Melihat siapa yang berdiri menyapanya sekarang, Antonio sungguh tak berminat walau hanya sekedar tatap mata.“Hei! Hei!” wanita itu mundur lalu menghalangi jalan Antonio. “Jangan begitu. Kita tetap teman satu agensi, kan? Dan juga … memang kamu tidak merindukanku?”“Aku sedang tidak ada mood untuk bertengkar. Sebaiknya kamu menyingkir.”“Jangan begitu, Aku sudah lama menunggu kamu untuk datang lagi ke sini. Setidaknya ayo kita mengobrol.”Antonio menghela nafas panjang. “Aku tidak ada waktu sekarang. aku sedang buru-buru.”
Read more
30. Melihatnya
“Jadi kamu mau mengambil tawaran papa waktu itu?” tanya Jack. Jack meletakkan berkas yang baru saja diantar bawahannya ke ruangannya di atas meja. Setelah itu, dia menghampiri sang putra yang duduk dengan wajah datar di sofa sambil bersandar.“Aku tidak ma uterus-terusan dikejar wartawan,” ujar Antonio.“Hanya itu?”Antonio menarik badan duduk dengan punggung mencondong bersangga kedua siku tangan pada paha lalu mengehela nafas panjang.“Bukan hanya itu saja. Aku bosan dengan semua ini. aku muak dengan berita yang semakin tidak bermutu.”Cukup memalukan memang datang kesini memohon pada ayah kerena waktu itu pernah menolak secara mentah-mentah tentang pekerjaan yang ditawarkannya.“Papa tidak bisa membiarkanmu mengurus perusahaan ini. kalau mau, kamu bisa mendirikan perusahaan sendiri.”Antonio terdiam menyimak.“Papa hanya tidak mau kamu menjadi topik hangat lagi karena masuk ke sini. Kamu bisa dianggap menumpang jabatan oleh mereka.”Mulanya Antonio berpikir kalau ucapan ayahnya it
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status