All Chapters of Legenda Pendekar Pedang Ganda: Chapter 11 - Chapter 20
119 Chapters
11. Perjamuan Berdarah
Qing Yuan dengan perasaan geram mencengkeram kepala lawan dan memotong kepala itu hingga terlepas dari batang lehernya. Ia bahkan berani melakukannya dengan tanpa sekali pun mengedipkan mata.Hanya ada api amarah yang membuat sisi gelapnya begitu mendominasi diri pemuda tersebut dan mengubahnya menjadi seorang 'Pembunuh Tanpa Hati' yang siap mencabut nyawa musuh Gelar itu juga merupakan julukan milik Yang Hua, gurunya.Pemuda itu lalu mengangkat kepala korban, memerhatikan wajah pria bertopeng yang sudah menjadi mayat itu secara saksama. Qing Yuan pun dibuat sangat terkejut, karena ternyata topeng itu tidaklah sama dengan topeng milik Kelompok Topeng Iblis."Ini!" Sepasang mata di balik topeng Qing Yuan terbelalak lebar. "Ini bukan topeng kelompok kami!"Sekarang dia mulai menyadari, jikalau ternyata ada kelompok lain yang dengan sengaja mencampuri dan mengacaukan urusannya.Terlebih lagi, banyak korban tewas dari pihak kediaman Keluarga Guo sudah berjatuhan sebelum dia dan kelompokny
Read more
12. Pertarungan Lain
"Tentu saja kita harus menumpas mereka semua." Qing Yuan melepaskan sentuhan sedingin esnya pada dagu si anak buah.Qing Yuan kembali tegak berdiri dan berkata dengan berwibawa. "Kalian cepat bertindak, aku ingin kalian menangkap hidup-hidup beberapa orang dari para penyamar itu untuk kita gali keterangannya." "Siap, Ketua! Saya mohon diri sekarang. Ketua jangan khawatir, kami pasti akan mendapatkan salah satu dari mereka." Sang anak buah menyahut dan segera pergi dari hadapan tuannya. Qing Yuan lalu memerintahkan anak buahnya yang lain untuk menyebar dan menghabisi siapa saja yang diketahui menyamar menjadi anggota Kelompok Topeng Iblis.Sekarang dia hanya sendirian saja dan berniat untuk mencari dua target utamanya, yaitu Shen Ming dan Yu Shan.Qing Yuan melangkah perlahan di antara gelimangan mayat dan meneliti topeng-topeng yang juga ternyata tidak sama dengan topeng milik kelompoknya.Qing Yuan berdiri sambil berkacak pinggang di atas mayat-mayat musuhnya. Qing Yuan berbisik g
Read more
13. Cambuk Lidah Naga?
Walaupun dalam keremangan cahaya bulan setengah lingkaran, Qing Yuan merasa geram melihat penampilan orang yang bernama Mo Jiao.Jika diperhatikan lagi, tindak-tanduk Mo Jiao dan gaya pakaian orang itu sangat mirip dengan apa yang sekarang ini dia kenakan. Sekarang dia merasa yakin, jika orang inilah yang menyamar menjadi dirinya.Hal tersebut tentu saja membuat Qing merasa bingung, Karena selama ini, dirinya tergolong orang yang sangat jarang mengekspos diri di depan khalayak ramai.Dari mana orang itu mengetahui gaya berpakaiannya?"Sial! Jadi dia orang yang berpura-pura menjadi diriku?" Qing Yuan menggeram marah di balik ruang bayangnya. "Mo Jiao, aku akan menghapus nama ini dari muka bumi!" Hampir saja Qing Yuan memukul tembok yang diinjaknya hingga hancur, tetapi perang mulut di sana membuat niatnya terurung. Dia bisa mendengar dengan sedikit jelas, bahwa orang itu selalu mengatakan tentang sebuah kitab.Dan itu adalah ... Kitab Mata Dewa?Qing Yuan berharap jika apa yang didenga
Read more
14. Senjata Haus Darah
Shen Ming tak menjawab pertanyaan tentang senjata yang membuat beberapa orang tercengang. Dia hanya berdiri mematung di tempatnya dan tak tergerak untuk menggunakan senjata yang sedang dibicarakan."Cambuk Lidah Naga, aku sudah lama menginginkannya juga. Kebetulan sekali kalau malam ini kedua benda itu kudapatkan," pikir Mo Jiao sambil menatap ke arah Shen Ming dan Yu Shan. "Tapi, bagaimana cara agar Shen Ming mau mengeluarkan senjata tersebut?" "Adik Ming, tidak usah kamu ladeni orang ini! Dia tidak layak untuk bertemu dengan senjata Cambuk Lidah Nagamu!" Yu Shan berseru dan secara tiba-tiba mengeluarkan sebilah tombak keemasan dengan gambar kepala naga dengan lidah menjulur sebagai mata tombak.Shen Ming merasa terkejut dengan sahabatnya yang sudah terlanjur mengeluarkan senjata andalannya yang terkenal sebagai senjata haus darah. Setiap kali tombak ini terhunus, maka dia akan meminta darah dan tidak akan mau kembali sebelum dahaganya terpuaskan.Senjata haus darah?Mo Jiao dan par
Read more
15. Formasi Bunga Mekar
"Tuan Shen, kami ingin melihat kehebatan senjata milikmu! Ayo, segera tunjukkan kepada kami!" teriak salah seorang pria bertopeng sambil memanggul pedangnya dan bergerak maju mendekati Shen Ming. dengan sikap congkak."Senjataku hanya akan keluar untuk menghadapi orang-orang yang layak berhadapan dengannya. Sedangkan kalian, kurasa itu masih jauh dari kata layak." Shen Ming menyahut dengan suara tenang."Puihh! Dasar manusia sombong!" Pimpinan pria bertopeng memaki dengan marah. Dia ... tepatnya, mereka semua merasa kalau Shen Ming sangat meremehkan dan menganggap musuhnya hanya praktisi bela diri rendahan yang tak layak untuk menghadapinya senjatanya."Maka kami akan memaksamu untuk mengeluarkan senjata murahan itu!" Pemimpin pria bertopeng lalu berseru, "Siapkan formasi!" "Siap!" Para pria bertopeng bergerak cepat menyebar, mengepung Shen Ming hingga membentuk lingkaran dengan senjata terhunus.Sorot mata mereka yang semula diwarnai ketakutan, sekarang tampak memancarkan sinar ke
Read more
16. Membantu Musuh
"Bangunlah, Qing Sha. Ceritakan apa yang baru saja terjadi dengan kelompok kalian?" ujar Qing Yuan sambil memberi isyarat dengan tangannya. Dia lalu berbalik badan dan kembali mengarahkan pandangannya ke medan pertempuran. "Baik, Ketua." Qing Sha bangkit dan berdiri di belakang Qing Yuan. Qing Sha kemudian menceritakan kejadian yang baru saja dialami oleh kelompoknya. "Saat kami berada di tepi perbatasan timur, kami tiba-tiba diserang dengan panah api. Kami semua terkejut dan menjadi tercerai-berai.""Keadaan kelompok kami pun sangat kacau, beberapa ekor kuda mati di tempat kejadian akibat terbakar." "Adakah di antara kalian yang terluka?" Qing Yuan langsung menyela dengan kekhawatiran di nada suaranya.Qing Sha diam sejenak seperti sedang mengingat-ingat. "Sepertinya, ada beberapa orang yang terluka akibat terpental dari kudanya dan dua orang dari kelompok kita tewas akibat tertembus panah api. Tubuh mereka terbakar dan jatuh ke jurang."Qing Yuan terkejut hingga ekspresi wajahnya
Read more
17. Niat Merebut Semua Pedang
Sementara itu, Shen Ming sedang berusaha memecahkan formasi yang membuatnya sangat kerepotan. Dia terus berkelitan, berusaha untuk menghindar dari serangan-serangan lawan yang datang dan pergi tanpa henti. "Bukankah seharusnya lama-kelamaan mereka juga akan kehabisan tenaga? Tapi, mengapa tenaga orang-orang itu seperti terus bertambah?" Shen Ming bertanya dalam hati sambil menarik kakinya yang nyaris tertebas oleh senjata musuh. "Gila! Hampir saja!" Shen Ming terpekik keras sambil melesat naik ke udara tinggi.Dua puluh bayangan manusia menyerangnya secara bersamaan dengan pedang membentuk formasi aneh yang sangat menjengkelkan.Untung saja, orang-orang yang menyerang Shen Ming tidak memiliki ilmu peringan tubuh sebaik dirinya, sehingga mereka tidak dapat bertahan lama di udara. Shen Ming mengambang di udara kosong dengan sikap anggun sambil memikirkan cara untuk mematahkan formasi gila yang membuatnya harus menguras tenaga dan tak dapat diam bersantai barang satu kali tarikan napas
Read more
18. Formasi Pedang Bunga Matahari
Tak peduli entah itu kawan atau lawan, setidaknya kekuatan ini memberinya kesempatan untuk menarik napas lega dan dia dapat memulihkan tenaganya.Akan tetapi, ada hal yang lebih penting dari ini, yaitu dengan berhentinya Formasi Bunga Mekar milik para pengikut Mo Jiao.Udara di sekitar tempat tersebut berubah terbalik dan membuat semua orang seakan membeku, mengiringi gerakan lima belas batang bilah pedang yang tiba-tiba tertarik ke suatu arah secara serentak. Senjata-senjata milik para pengikut Mo Jiao terangkat, melesat naik ke udara tinggi, dan membuat semua mata mengikuti ke mana pedang-pedang itu ditarik oleh suatu kekuatan yang mengendalikan mereka.Salah!Bukan hanya senjata-senjata milik para pengikut Mo Jiao saja yang terangkat naik. Bahkan puluhan pedang lainnya yang tergeletak akibat ditinggal mati pemiliknya pun ikut tertarik ke atas. Cahaya kuning pucat sang dewi malam memantulkan sinarnya ke bilah-bilah pedang logam yang menyatu dan berputaran di udara, lalu membentuk s
Read more
19. Hujan Pedang
"Bedebah kecil ini beraninya menggunakan ilmu milik sekte kami!" Mo Jia berteriak marah sambil menghentakkan trisulanya ke bumi dan menimbulkan getaran kuat yang berhasil mengguncang tempat tersebut.Yu Shan yang berdiri tak jauh dari Mo Jiao bisa merasakan betapa dahsyat kekuatan musuhnya. Ayah dari Yu Zhen dan Yu Ling itu pun langsung menancapkan ujung tombaknya ke tanah untuk bertahan."Memang pantas disebut hantu gila dari Puncak Barat. Kekuatannya benar-benar tak bisa diremehkan!" seru Yu Shan dalam hati sambil memegang kuat Tombak Pemecah Lautan. Yu Shan secara diam-diam mengagumi penyerang misterius yang ia kira berada di pihaknya."Kekuatan semacam ini, setidaknya sudah melampaui tingkat budidaya yang dikuasai Zhen'er." Yu Shan masih berkata sendiri dalam hati. "Apakah dia salah seorang tamu undangan perjamuan ini?"Untung saja, Qing Yuan tak mendengar ucapan Mo Jiao yang sedang merasa geram kepadanya.Formasi pedang yang dikendalikan oleh Qing Yuan terus mendorong ke depan, m
Read more
20. Beradu Pukulan Maut
Qing Yuan tersentak atas lamunannya sendiri. Bukankah itu sama saja dengan meremehkan kemampuan diri dan pengajaran yang selama ini ayahnya berikan? "Maafkan aku, Ayah." Qing Yuan memejamkan kedua matanya, menahan penyesalan atas ucapan di hatinya.Ayah yang dimaksud oleh Qing Yuan adalah Yang Hua, sang guru. Pemuda itu memang sangat dekat dengan sang ayah tiri, dan Yang Hua pun selalu menganggap Qing Yuan sebagai anak kandungnya sendiri. Yang Hua bahkan tidak merasa keberatan sama sekali, jika Qing Yuan ingin menggunakan untuk nama marganya. Qing Yuan menjadi Yang Yuan.Qing Yuan memerhatikan setiap gerakan kedua orang yang sedang bertarung di kejauhan sana. Mo Jiao terus berusaha mendesak Yu Shan yang meladeni setiap serangan dari musuhnya dengan sikap tenang."Yu Shan, ternyata hanya seperti ini saja kemampuanmu! Apakah kamu tidak memiliki ilmu lain untuk melawanku?" Sambil menyabetkan trisulanya, Mo Jiao sengaja melepas pertanyaan bernada ejekan sekaligus memprovokasi agar Yu Shan
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status