All Chapters of Terperangkap Pesona Pria yang Kukira Lumpuh : Chapter 161 - Chapter 170
195 Chapters
161. MELARIKAN DIRI
Vania menunggu dengan tidak sabaran hingga dari dalam jendela mobil, dia melihat Liam yang kembali dengan tergesa-gesa. "Dimana? Apakah mereka ada di sana?" Vania bertanya dengan tidak sabaran." "Tidak ada siapapun di dalam sana. Hanya rumah kosong yang sudah lama tidak ditinggali. Sebaiknya kita segera pergi dari sini karena kita tidak tahu ada apa saja di sini." Tempat yang mereka singgahi kali ini adalah sebuah rumah di tengah ilalang yang tumbuh. Sebenarnya sejak awal yang sudah berpikir bahwa tidak mungkin majikannya ada di sini. Hanya saja dia berusaha untuk berpikir positif. Berharap bahwa mereka bisa ditemukan di sini. Akhirnya rombongan mobil mereka kembali bergegas dengan mobil Vania yang memimpin. Mereka segera pergi menyusuri jalanan dan berharap ada secercah cahaya yang menjadi titik terang keberadaan Eric dan Anna. Di sisi lain, entah sudah berapa lama dia tertidur, ingatan terakhir kali yang Anna ingat adalah kedua tangannya ditahan saat dia mencoba untuk melawan.
Read more
162. KONDISI ANNA
Tepat pada saat itu Liam sudah berada di depan Eric. Seketika itu juga dia baru bisa keluar sembari menggendong Anna. Segera Eric membawa Anna berjalan meninggalkan hutan sesuai dengan arahan Liam. "Maaf sudah membuat Anda menunggu, Tuan," ucap Liam, dia mengulurkan tangan, hendak berganti menggendong Anna. "Biar saya yang menggendong Nyonya Anna." Namun, Eric segera menolak dengan berkata, "Biar aku saja. Pastikan tidak ada orang yang mengikuti kita!" "Baik." Eric segera membawa Anna masuk ke dalam mobil yang ditumpangi oleh Vania. Ketika dia masuk, seketika Vania langsung terkejut melihat kondisi Anna yang sudah berdarah-darah di bagian bawahnya. "Eric, apa yang terjadi? Kenapa Anna bisa perdarahan seperti ini?" Eric terbelalak, dia baru melihat darah di kedua kaki Anna. Dilihatnya sang istri yang sudah pucat dengan kedua mata terpejam."Anna, Sayang ... bertahanlah!" "Segera ke rumah sakit terdekat!" Eric memberikan perintah. "Anna, bangunlah, ya! Jangan tidur, Sayang! Kamu
Read more
163. PENYESALAN
Eric hanya bisa pasrah setelah mendengarkan penjelasan dokter mengenai kondisi kedua mata istrinya. Saat ini Anna sedang beristirahat setelah diberikan obat penenang. Kehilangan penglihatan yang dialami oleh istrinya itu tentu saja sangat membuat jiwanya terguncang. Hingga Anna terus saja menangis dan berteriak meminta penglihatannya kembali. Ditambah dengan mereka yang baru saja kehilangan bayi, Eric sangat memahami reaksi yang diberikan oleh sang istri. Perlahan Eric mengangkat tangan kemudian menyentuh luka lebam di area sekitar mata Anna. Pukulan tongkat baseball yang dilayangkan oleh Agatha ternyata mengenai saraf yang ada di area sekitar mata Anna hingga membuat pandangannya gelap. Meskipun dokter berkata bahwa hal ini masih bisa diobati, tetap saja Eric sangat cemas dan takut jika keadaan akan terus seperti ini.Eric menundukkan kepala, menenangkan diri sejenak sebelum akhirnya dia bangun kemudian memberikan kecupan di dahi Anna. Diusapnya kepala Anna kemudian dia memberikan j
Read more
164. SIKAPNYA SULIT DIMENGERTI
Butuh waktu sampai Anna bisa kembali pulih seperti sedia kala. Tidak cukup sehari atau dua hari, bahkan hingga di hari ke 10, Anna tetap tidak bisa melihat apapun yang berada di depannya. Setiap harinya hanya mengurung diri di kamar. Anna sangat terluka dan merasa tidak berdaya dengan kondisinya sekarang. Dia menolak untuk makan dan hanya sedikit saja yang masuk ketika ada Vania. Eric melihat itu menjadi sedih, dia pun berusaha untuk tetap di dekat Anna. Membawa serta pekerjaannya ke vila supaya bisa mengawasi istrinya. "Bagaimana? Apakah ada tanda-tanda pria itu?""Maafkan saya karena belum bisa menemukan mereka. Saya sudah mencari ke pesisir pantai tetapi saja tidak ada. Pelabuhan dan juga bandara, seluruhnya sudah kami lihat dan tidak ada data orang keluar dengan menggunakan nama Jason Aldric Shailendra." Eric terdiam mendengarnya, jika Jason tidak keluar dengan nama aslinya, mungkinkah dia menggunakan nama palsu untuk bisa pergi keluar dari pulau Bali? "Kalau gitu, sebarkan f
Read more
165. MENGHAJAR DAPHNE
Anna masih belum bisa menerima kondisinya. Setiap kali dia mau melakukan sesuatu, selalu saja sulit dilakukan. Anna tidak bisa bergerak dengan bebas dan selalu saja membutuhkan bantuan orang lain bahkan hanya untuk sekedar ke kamar mandi. Dan yang lebih membuat frustasi adalah, Anna tidak bisa lagi menyalurkan hobinya. Tidak ada yang dapat dia lakukan untuk mengalihkan perhatiannya dari semua yang sudah dia alami.Anna sudah tidak sanggup lagi dengan smeuanyang menimpanya. Dia berjalan menuju meja riasnya kemudian membuka laci dan mengambil meraba-raba beberapa benda di dalamnya hingga dia mengeluarkan sebuah gunting. "Tidak ada gunanya aku hidup," Anna berucap lirih, dia pasrah, dia akan pergi meninggalkan semua kepahitan yang dirasakannya. Anna mengangkat tangan yang memegang gunting dan seketika itu juga gerakannya tertahan."Apa yang kamu lakukan?" Mendengar suara itu, air mata Anna langsung keluar. Dia menangis dengan kencang, Eric langsung saja memeluknya erat. Eric sangat
Read more
166. SEMANGAT DARI PAPA
Setelah selesai memberikan pelajaran pada Daphne, Vania kembali ke kediaman putranya. Tepat ketika dia sampai, tiba-tiba suaminya datang. Seketika amarah Vania kembali naik sebab teringat dengan kelakuan anak tirinya."Untuk apa kamu datang? Apakah kamu senang dengan semua yang telah menimpa putramu? Itukah yang kamu inginkan? Kamu menginginkan mereka untuk berpisah, dan sekarang karena mereka masih bersama, jadi kamu merasa bahagia putramu yang lain telah membunuh calon cucuku."Edmund memejamkan kedua matanya, tangannya terkepal dengan erat, dia berusaha untuk menahan dirinya. Dengan nada suara yang rendah, "Aku tidak pernah merasa seperti yang telah kamu katakan."Vania tertawa setelah mendengarnya, kemudian tatapannya kembali menjadi tajam, "Tidak mungkin! Kamu yang meminta Anna untuk pergi meninggalkan Eric.""Memang benar bahwa aku sangat ingin mereka berpisah. Tapi itu sebelum aku mengetahui bahwa Anna sedang mengandung cucuku. Aku pun merasa marah dengan sikap Jason yang berse
Read more
167. PEMBALASAN ERIC
Ekspresi wajah Hans berubah, semenjak putrinya sudah tidak lagi menjabat sebagai CEO Gwenevieve grup, dia sudah mau lagi berurusan dengan keluarga itu. Hans merasa sangat sakit hati dengan perlakuan Cedric padanya putri dan cucunya.Sejak awalpun dia sudah menentang Cedric mengangkat Anna yang ternyata adalah anak kandungnya. Harga dirinya tercoreng, dia langsung menjauhkan diri dari mantan menantunya itu. Hans pun sudah berusaha untuk membujuk Agatha supaya mau kembali ke rumah, tetapi wanita itu menolak dengan alasan bahwa dia harus mempertahankan semua yang sejak awal menjadi miliknya dan Clarissa. Sekarang apa yang terjadi pada cucu tirinya, dia sama sekali tidak tahu sebab dia memang sudah tidak mau tahu apapun yang terjadi pada Cedric dan anaknya. Namun, Hans sangat terkejut dengan pertanyaan Eric yang tiba-tiba. Tidak pernah ada satu orangpun yang mengetahui mengenai masalah keluarganya. Hans tersenyum, dia berusaha menekan perasaannya, "Maaf, Tuan. Tapi, kenapa Anda bisa t
Read more
168. BALASAN YANG SETIMPAL
Pandangan Hans pada Eric semakin berubah, dia mengira bisa menang melawan anak kemarin sore, tetapi tidak menyangka bahwa ternyata Eric sudah menyiapkan hal ini sebelumnya. "Saya tidak bisa melakukannya," Hans berkata dengan tegas. Clarissa adalah satu-satunya cucu perempuan yang dia miliki. Satu-satunya yang membuat keluarga Saffron menjadi lebih berwarna. Tidak mungkin dia menyakiti cucu kesayangannya. Bila kebanyakan orang menyukai cucu laki-laki, hal berbeda dialami oleh Hans. Dia lebih menyayangi Clarissa dibandingkan dengan Leo. "Kalau gitu, jangan salahkan saya!" Kini bukan hanya ponsel asisten Hans yang berdering, tetapi ponsel itu juga sama. Hans mengangkat panggilan itu dengan penuh keraguan. "Tidak seperti itu. Anda tenang saja. Saya pasti akan segera membereskannya," ucap Hans melirik Eric dengan sinis. Sementara Eric, dengan santainya dia melihat sekitar. Seperti tengah melihat sebuah drama yang menarik minatnya. Kehancuran di depan mata, Hans semakin tidak k
Read more
169. AKHIR DARI PEMBALASAN DENDAM
Patrick memegang wajahnya yang terkenal pukulan sang ayah. Perlahan, dia mengangkat kepala dan melihat Hans dengan tetapan yang penuh dengan pertanyaan."Ayah, apa yang Ayah lakukan? Kenapa tiba-tiba memukulku?" Patrick sama sekali tidak mengerti.Hans menunjuk Patrick dengan sangat marah, wajah dan kedua matanya kini sudah memerah. Amarah dalam dirinya sudah meluap bak gunung yang memuntahkan isi perutnya. "Setelah semua yang kamu lakukan, kamu masih tidak mengetahui Hans perbuatanmu itu?" Napas Hans berubah dengan cepat, "Kenapa saya bisa memiliki anak seperti kamu?!" "Ayah, sebenarnya ada apa ini? Kenapa tiba-tiba marah sampai seperti ini?" Patrick baru saja datang ketika dia mengetahui kekacauan yang ada di perusahaan. Membuat putra kesayangannya tidak bisa menduduki kursi CEO Enchantica grup. Lalu ketika dia ingin meminta bantuan dari sang ayah, dirinya malah dipukuli tanpa tahu alasannya. "Wanita bernama Daphne ...!" Hans berteriak dengan sangat kencang, amarah yang sangat
Read more
170. KONDISI YANG SEMAKIN BAIK
Daphne menyentuh pipinya yang terasa panas akibat tamparan keras dari suaminya. Dia menolehkan kepala dan melihat Edmund yang menatap dengan penuh kemarahan. "Sayang, kenapa kamu memukulku seperti ini?" Daphne sama sekali tidak mengerti alasan dibalik sang suami melakukan hal ini padanya. Edmund menatapnya dengan jijik, kini dia menyesal karena sudah mempercayai wanita ini selama bertahun-tahun. Dirinya yang bodoh, sampai rela meninggalkan anak dan istrinya yang sangat berharga. Edmund melemparkan amplop yang diberikan pada Eric di kantor tadi ke wajah Daphne. "Sayang, ini apa?" "Jangan pernah memanggilku dengan sebutan itu lagi! Jika kamu melakukannya, akan kujahit mulutmu sampai tidak lagi bisa digunakan!" Mendengar ancaman Edmund, seketika membuat tubuh Daphne bergetar. Melihat betapa marahnya pria itu saat ini, dia pasti akan merealisasikan ancamannya. Daphne melihat amplop yang dilemparkan oleh suaminya, perlahan dia membuka dan membaca isi amplop tersebut. Seketika itu
Read more
PREV
1
...
151617181920
DMCA.com Protection Status