Semua Bab Ranjang Perselingkuhan: Terjerat Pesona Ipar Menawan: Bab 51 - Bab 60
167 Bab
Bab 51 Dua Anak dari Dua Wanita
Celine menatap heran pada sebuah pintu yang ada di hadapannya. Pada pintu tersebut terdapat tulisan nama dokter beserta spesialisasinya. "Kenapa kita berada di sini?" tanya Celine pada suaminya.Sean tersenyum manis pada wanita yang masih duduk di kursi roda itu, dan berkata,"Kita akan memeriksakan kehamilanmu, Sayang.""Ha-hamil?" tanya Celine seolah tidak percaya dengan apa yang didengarnya.Sean menganggukkan kepalanya, membenarkan apa yang ditanyakan oleh sang istri."Kata dokter yang memeriksa kamu tadi, saat ini kamu sedang hamil. Selamat ya, Sayang. Mama sangat bahagia sekali. Akhirnya setelah sekian lama, Mama akan memiliki cucu," ujar Anna dengan binar kebahagiaan di matanya."Aku hamil?" tanya Celine dengan gugup.Sean menundukkan badannya, dan mendekatkan wajahnya pada telinga sang istri. Kemudian dia berkata,"Selamat, Sayang. Kita akan mempunyai anak."Celine terdiam. Pikirannya berkecamuk antara tidak percaya dan bahagia. Akan tetapi, ada rasa tidak bahagia dan kekecew
Baca selengkapnya
Bab 52 Mengalah atau Lanjut?
Plak!"Keterlaluan kamu, Sean!" seru Raisa setelah menampar pria yang disebutnya sebagai ayah dari anak dalam kandungannya.Sontak saja semua mata kembali tertuju pada pasangan tersebut. Seketika Anna mendengus kesal. Dengan tatapan matanya yang masih tertuju pada Raisa, dia pun mengomel dari tempatnya berada saat ini."Dasar wanita tidak tahu diri! Berani-beraninya dia membuat malu kita di tempat umum!""Nyonya Celine!" seru seseorang dari bilik pengambilan obat."Ma, Celine ambil dulu obatnya," ucap wanita yang terlihat sedikit pucat.Anna beralih menatap menantunya. Dengan sigapnya dia memegang tangan sang menantu, dan berkata,"Duduklah di kursi roda. Mama yang akan mengambil obatnya."Ada dua pasang mata yang memperhatikan mereka dari jauh. Kedua pria yang memakai kacamata tersebut, sedari tadi mengawasi mereka ketika berada di rumah sakit.Setelah mengambil obat milik menantunya, Anna mendorong kursi roda Celine menghampiri Sean dan Raisa yang masih sibuk berbicara."Sean, ayo p
Baca selengkapnya
Bab 53 Ledakan Amarah
Di tempat lain, dua orang pria masih memperhatikan Sean yang sedang bersama Raisa. Sepasang kekasih tersebut berada di dalam ruangan dokter yang memeriksa kandungan Raisa.Senyuman bahagia Raisa membuat Sean kembali bimbang. Kini dia berada dalam masalah yang dibuatnya sendiri. 'Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Padahal rencanaku tinggal selangkah lagi, kenapa Raisa bisa hamil di saat yang bersamaan dengan Celine?' batin Sean merutuki kebodohannya."Sayang, apa kamu senang?" tanya Raisa dengan manjanya.Wanita yang sedang bermanja-manja itu, tidak merasa malu sedikit pun di hadapan dokter dan perawat yang sedang memeriksanya. Bahkan dia tidak sungkan untuk selalu bergelayut manja pada lengan Sean. Setelah pemeriksaan selesai, dokter memberikan semua hasil pemeriksaannya. Sean meminta semua metode pemeriksaan dilakukan pada Raisa. Dia menginginkan hasil yang akurat, sehingga semua metode pemeriksaan untuk kehamilan harus dilakukannya.Pria yang pikirannya sedang kalut itu, k
Baca selengkapnya
Bab 54 Bimbang
Pertanyaan dari sang papa membuat Sean terperangah. Dia tidak mengira jika Antonio akan mempertanyakannya."Bagaimana Papa tahu?" tanya Sean sembari mengernyitkan dahinya.Antonio hanya menyeringai, seolah menjawab pertanyaan putranya menggunakan ekspresi wajahnya."Dari mana Papa mengetahuinya?" tanya Sean kembali.Sean benar-benar sedang bingung saat ini. Pasalnya, dia mengajak Raisa untuk memeriksakan kehamilannya ke rumah sakit lain setelah Anna dan Celine meninggalkan mereka. Tujuan Sean hanya satu, agar dokter yang memeriksa Celine tidak mengetahui hubungannya dengan Raisa. Sudah bisa dipastikan, bahwa nantinya dokter tersebut akan melapor pada kedua orang tuanya apabila mengetahui hal itu."Berikan hasil pemeriksaan itu padaku," perintah Antonio dengan tegas, sambil menatap ke arah amplop besar berwarna putih yang ada di tangan kanan Sean.Sean mengikuti arah pandang sang papa. Dia menghela nafasnya. Beberapa detik kemudian dia menyeringai, dan berkata,"Apa Papa mengawasi ku?"
Baca selengkapnya
Bab 55 Berbagi Wanita
Kaki Sean terasa berat melangkah. Semua harus diputuskannya saat ini juga. Selain itu, dia juga harus menghadapi istrinya yang sudah pasti marah padanya."Tidak ada pilihan lagi. Aku harus menjauhkan Raisa dari kota ini. Tapi, bagaiman jika dia tidak mau? Ah, kepalaku rasanya mau meledak memikirkan masalah ini," ucap lirih Sean seraya berjalan menuju kamarnya.Tepat di depan pintu kamarnya, Sean berdiri. Dia menatap pintu tersebut, seolah bimbang untuk membukanya. Dia menghela nafasnya membayangkan kemarahan yang akan dihadapinya dari sang istri.Namun, dia harus segera bertemu dengan istrinya untuk membujuknya. Dengan perlahan handle pintu itu pun digerakkan, dan dia membuka pintu tersebut dengan sangat pelan dan hati-hati."Bagaimana keadaan wanita jalang itu?" tanya Celine, tanpa menoleh ke arah pintu, ketika mendengar suara pintu terbuka.Sean tidak menjawab. Dia meneruskan langkahnya menghampiri sang istri yang sedang merebahkan dirinya di atas ranjang, dengan menghadap ke arah y
Baca selengkapnya
Bab 56 Ngidam
"Aku ingin makan masakan buatanmu," ucap Celine dengan wajah mengiba.Seketika Sean menghela nafasnya. Dia menatap sang istri, seolah enggan melakukan keinginannya, seraya berkata,"Apa harus aku yang memasaknya?"Dengan cepatnya Celine menganggukkan kepalanya. Dia memasang wajah melasnya, dan berkata,"Apa kamu tidak akan menuruti kemauan istrimu yang sedang mengidam?"'Inilah kenapa aku tidak mau jika istriku hamil. Semua istri akan merepotkan suaminya dengan alasan ngidam. Setelah itu, suami akan direpotkan dengan bayi mereka yang baru lahir,' batin Sean sembari menghela nafasnya."Sayang," rengek Celine seraya menggerak-gerakkan lengan suaminya."Baiklah. Aku akan masak untukmu dan anak kita," ucap Sean lemas, sembari mengusap lembut pada perut sang istri."Tunggu di sini, dan jangan ke mana-mana," perintah Sean sebelum keluar dari kamar."Tunggu! Kamu mau masak apa?" tanya Celine dari tempat tidurnya.Selama beberapa saat Sean berpikir. Kemudian dia berkata,"Apa kamu mau nasi go
Baca selengkapnya
Bab 57 Balas Dendam Kecil
"Aku tidak suka. Nasi goreng ini terlalu pedas," ucap Celine dengan entengnya.Seketika Sean menghela nafasnya. Ingin sekali dia mengomel, tapi hanya bisa dilakukannya dalam hati saja.'Sudah aku duga. Untung saja yang memasak bukan aku. Tunggu, apa nantinya akan ada kedua, ketiga dan seterusnya? Aku harus menyuruh seseorang untuk standby setiap saat ketika aku menyuruhnya pada saat Celine ngidam.'"Baiklah. Tidak apa-apa jika kamu tidak suka," tukas Sean sembari memaksakan senyumnya."Aku mau makan pasta," ucap Celine dengan manja.'Aaaarrrghhh! Ini baru beberapa jam dia mengetahui kehamilannya, tapi sudah sangat menyebalkan dan merepotkan. Bagaimana untuk selanjutnya?!' teriak Sean dalam hatinya.Sean kembali memaksakan senyumnya. Dengan sangat hati-hati sekali dia bertanya pada istrinya,"Mau makan di restoran biasanya, atau aku pesankan saja, biar diantarkan ke rumah?"Sontak saja dahi Celine mengernyit mendengar pertanyaan dari sang suami. Dia pun berkata,"Kenapa harus beli? Buk
Baca selengkapnya
Bab 58 Cerai
"Ada apa?" tanya Sean yang baru saja keluar dari dapur."Tuan, wanita yang waktu itu datang lagi," ujar sang pelayan dengan nafas yang terengah-engah."Wanita? Siapa?" tanya Sean sambil mengernyitkan dahinya.Celine menghentikan makannya. Dia mendengarkan percakapan antara suami dan pelayan tersebut."Maaf, Tuan. Nona Raisa membuat keributan di depan," tukas pelayan yang baru saja datang menghampiri mereka.Seketika Sean membelalakkan matanya. Dia menoleh ke arah sang istri yang masih duduk di kursi makan, dan menatap marah padanya."Di mana dia sekarang?" tanya Sean pada pelayan tersebut."Sedang ditangani oleh dua orang laki-laki yang biasanya datang ke sini menemui anda, Tuan," jawab pelayan tersebut sambil menundukkan kepalanya.'Sial! Kenapa mereka membawa Raisa datang ke mari?' batin Sean mengumpat marah."Sean!" "Tolong aku!""Suruh orang-orang ini melepaskan aku!"Teriakan-teriakan Raisa terdengar hingga ke dalam rumah megah tersebut. Dia memberontak ingin berlari masuk ke da
Baca selengkapnya
Bab 59 Di Antara Dua Pilihan
"Tidak! Kita tidak akan bercerai!" ujar Sean seraya berjalan menghampiri sang istri.Celine melemparkan pada Sean, sebuah amplop besar berwarna putih bertuliskan nama rumah sakit di depannya.Sean mengambil amplop tersebut, dan membukanya. Dia melihat dengan seksama hasil pemeriksaan kandungan istrinya. Ternyata, usia kandungan Celine dan Raisa berbeda. Jarak kehamilan mereka berselang dua minggu, dan Raisa lebih dulu mengandung dibandingkan Celine."Bawalah hasil pemeriksaan itu agar kamu ingat betapa bersalahnya kamu telah melukai hatinya. Aku akan membawa anak ini bersamaku. Aku akan mengajukan gugatan cerai padamu. Tunggu saja kedatangan surat cerai itu," ujar Celine dengan menatap penuh kebencian pada suaminya.Sontak saja Sean berlutut di hadapan sang istri. Dia memegang erat dengan paksa kedua tangan istrinya, dan memohon padanya."Tidak, Sayang. Jangan lakukan itu. Aku mohon, tetaplah di sini bersamaku.""Sampai kapan pun, anak ini akan tetap bersamaku. Kamu tidak berhak untuk
Baca selengkapnya
Bab 60 Negosiasi
Sontak saja sepasang suami istri paruh baya itu terkesiap. Mereka saling menatap dan menggelengkan kepalanya secara bersamaan."Tidak. Jangan lakukan itu. Kami akan menyelesaikan semuanya," ujar Antonio dengan menatap serius pada sang menantu."Kami sudah menantikan kehadiran cucu di dalam keluarga ini. Jadi, kami mohon, jangan pisahkan kami dengannya," imbuh Anna, mengiba pada sang menantu.Wanita berparas cantik yang sedang hamil tersebut, menghela nafasnya. Tak terasa air matanya pun menetes mengiringi helaan nafasnya yang terasa berat dalam dadanya. "Celine sudah lelah, Ma, Pa. Hubungan mereka sudah terlalu jauh dan menyakiti perasaanku. Aku tidak rela memiliki anak tiri dari wanita jalang itu. Begitu pula dengan anakku. Dia tidak akan rela mempunyai saudara tiri dari wanita yang menyakiti hati ibunya," tutur Celine dengan suara yang bergetar.Antonio tidak bisa melihat air mata wanita. Terlebih lagi dari menantunya yang sedang mengandung, dan disakiti oleh putranya. "Begini saj
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
17
DMCA.com Protection Status