All Chapters of Diputus Pacar, Dinikahi CEO : Chapter 21 - Chapter 30
86 Chapters
Bab 21. Liburan ke Bali
Wisnu dan Arini sudah tiba di Bali. Dua hari yang lalu Arini sudah menjelaskan pada Wisnu jika dia mendapat hadiah liburan ke Bali. Suaminya setuju dan turut merasa senang karena Arini sudah berhasil melakukan tugas pertamanya dengan baik. Tiba di bandara mereka langsung menuju hotel dengan taksi. Perjalanan dari bandara ke hotel ditempuh selama setengah jam. Sampai di hotel mereka sudah bisa melakukan check in. Keduanya masuk kamar. Arini merasa lelah, meminta izin pada Wisnu untuk tidur sebentar hingga menjelang sore. Pada jam empat sore, Arini terbangun. Kemudian dia minta suaminya untuk mengantarkannya ke pantai. Ternyata hotel tempat mereka menginap cukup dekat dengan pantai. Sehingga mereka cukup jalan kalo saja untuk tiba di pantai. Di pantai, Arini duduk di tempat yang teduh. Wisnu membelikan es kelapa untuknya. Perempuan itu tidak tertarik untuk bermain air pantai. Dia hanya ingin duduk-duduk sambil menikmati keindahan sore hari di pantai. "Mas, habis ini aku masih kerja
Read more
Bab 22. Meeting
"Pelayan terbaik? Bisa, Pak. Asal Bapak mau bekerja sama dengan perusahaan kami." Jawaban Arini terlihat meyakinkan. Padahal jantungnya berdebar kencang. Dia merasa takut pria yang duduk di hadapannya akan berbuat macam-macam padanya. Karena dari tatapan pria itu sudah terlihat seolah siap menerkam Arini. "Bagus. Kalau begitu besok datang lagi kemari, saya undang kamu untuk makan siang bersama sambil ngomongin bisnis, bisa?" Arini ingin cepat-cepat pergi dari ruangan itu. Dia mengiyakan dan pamit meninggalkan ruangan itu. Di luar Arini mempercepat langkahnya untuk segara pergi dari kantor perusahaan itu. Arini kembali ke PT. Kalingga, masuk ke ruangannya. Dia duduk lalu menelepon Denis, sekretaris Kalingga. "Selamat siang, Pak. Saya baru pulang dari PT. Bunga Mawar. Baru aja sampai." "Siang, Bu Arini ada kabar apa?" "Ada undangan makan siang di sana, Pak. Siapa yang mau datang, saya, atau pak Kalingga sama Pak Denis?" Arini akan senang jika bukan dia yang datang ke undangan m
Read more
Bab 23. Suap
Arini membuka satu kancing baju paling atas karena merasa gerah. Sikapnya pun mulai berubah. Dia terlihat lebih menggoda dari sebelumnya.Para perempuan lain iri dengan Arini. Mereka memang telah disiapkan oleh para CEO untuk memenangkan hati sang manajer.Mereka terus berusaha mendekati sang manajer, tetapi dia terus menolak. Manajer itu lebih tertarik pada Arini karena perempuan itu tampak menolak sang manajer dibandingkan dengan perempuan lain yang memang harus menggoda sang manajer.Tangan Arini terus bergerak di sekitar lehernya. Manajer itu merasa Arini sudah menggodanya.Hasrat sang manajer tersulut. Tidak sabar untuk menyentuh setiap jengkal dari tubuh Arini.Pria itu menjadi tidak sabar. Dia menarik tubuh Arini agar menempel pada tubuhnya. Dia bayangkan akan mencumbu perempuan yang ada di hadapannya di depan banyak orang tanpa rasa malu sedikit pun.Manajer itu menegak minuman keras lalu ingin menempelkan bibirnya pada bibir merah Arini yang sangat menggoda. Namun, Arini den
Read more
Bab 24. Balikan
"Kamu mau menyuap saya dengan proyek satu trilyun? Oh saya enggak tertarik sama sekali. Pokoknya besok saya tuntut PT. Bunga Mawar atas perilaku pelecehan seksual terhadap karyawan saya!" Pria itu menjadi marah besar. Dia langsung menutup panggilan telepon setelah ucapannya yang terakhir. Dia tidak rela dengan semua perlakuan manajer pemasaran PT. Bunga Mawar itu pada Arini.Ditambah semakin kesal dengan suap yang ditawarkan manajer itu agar Kalingga membatalkan tuntutan. Bahkan dia semakin tidak sabar untuk melaporkan si manajer ke polisi. "Beruntung kita enggak pernah kerja sama dengan PT. Bunga Mawar, ternyata cara-cara mereka kotor sekali. Suap sana sini dengan main perempuan. Pantes selama ini perusahaan kita selalu gagal." Kepalan erat tangan Kalingga memukul keras mejanya. "Ternyata setelah mengirimkan Bu Arini semua jadi terbongkar. Walaupun tidak tenang memikirkan nasib Bu Arini, tapi karena ada yang mengikutinya Bu Arini bisa diselamatkan itu pun hampir terlambat." Kali
Read more
Bab 25. Kerja sama Baru
"Aku pikir Mas Gilang berubah, ternyata aku salah besar. Mas Gilang masih sama dengan kemarin, masih menuduh aku dengan tuduhan yang sama. Tega kamu ya Mas sama aku. Jadi Mas Gilang ngajak aku ketemuan cuma buat nuduh aku perempuan enggak bener? Nyesel aku datang ke sini, Mas. "Gilang mendengus kasar kali ini sorot matanya berubah menatap Arini dengan tajam."Gara-gara kamu aku enggak dapet proyek dari PT. Afood. Pasti kamu sudah merayu direktur pemasaran itu dengan tidur bersama kamu! Dasar perempuan jalang!"Arini tersulut amarah. Dia tidak rela difitnah seperti itu."Jaga ucapanmu itu, Mas!""Munafik! Pura-pura baik di depanku, nyatanya busuk di belakang!"Yang Arini tangkap dari kemarahan Gilang padanya adalah karena pria itu kalah tender. Padahal dia tetap dapat tender hanya saja jumlahnya tidak sesuai dengan yang dia mau.Dengan sisa air dalam gelas, Arini siram wajah Gilang untuk melampiaskan rasa kesalnya. Kemudian dia bangkit meninggalkan Gilang dan kafe itu dengan perasaan
Read more
Bab 26. Makan Malam Romantis
Mendapat tawaran kerja sama yang menarik tentu membuat Kalingga tidak akan berpikir dua kali untuk menerimanya. Apalagi CEO perusahaan itu sendiri yang menawarkan secara langsung. Dengan lapang dada pria itu menerima tawaran kerja sama dari PT. Bunga Mawar. "Kapan kita bisa bahas secara serius soal kerja sama ini?" "Sekarang juga bisa." Keduanya terlibat obrolan serius untuk membahas soal kontrak kerja sama mereka. Nilai kontrak yang ditawarkan sejumlah dua trilyun. Kalingga merasa sangat senang mendapat kontrak itu. Kontrak dari perusahaan yang selama ini belum pernah dia dapatkan, akhirnya bisa dia raih berkat pengorbanan seorang Arini. Dia berjanji dalam hati akan memberikan hadiah terbaik untuk Arini kali ini. Selesai urusan tanda tangan dengan CEO PT. Bunga Mawar, Kalingga me meminta Denis menemui Arini di ruangannya untuk menyampaikan pesannya. Denis bergegas menuju ruangan Arini. Dia berharap cepat tiba di ruangan itu karena sudah tidak sabar untuk menyampaikan berita ba
Read more
Bab 27. Dipaksa Bertemu
Arini baru memeriksa pesan di ponsel pada pagi hari sebelum sarapan. Namun, dia mengabaikan pesan dari Gilang. Mengingat pertemuan terakhir mereka sikap Gilang tidak baik padanya. Arini malas untuk bertemu pria itu lagi.Setelah memeriksa pesan, Arini mengembangkan sebuah senyuman untuk Wisnu. Dia menghampiri suaminya yang baru saja memakai pakaian rapi setelah mandi. "Sarapan yuk, Mas!" Arini melingkarkan tangannya di lengan Wisnu. Pria itu tidak dapat menahan senyuman untuk istrinya pagi ini. "Yuk, Mas udah laper banget nih." Keduanya berjalan menuju pintu kamar hotel. Tiba-tiba Wisnu menghentikan langkahnya. Arini pun terpaksa berhenti melangkah. Pria itu mendekatkan wajahnya ke perut Arini. "Anak Papa mau makan apa? Mumpung lagi sarapan di hotel, minta mama makan yang banyak, ya!" Pipi dan perasaan Arini menghangat mendengar ucapan Wisnu. Dia merasa senang dengan sapaan manis dari Wisnu untuk calon bayinya. "Emang kalau sarapan di hotel harus banyak, Mas?" Wisnu mengangkat
Read more
Bab 28. Pura-pura Minta Maaf
"Mas mau bawa aku ke mana?" tanya Arini menatap jalanan dan Gilang bergantian.Dia merasa bingung karena semakin hari Gilang terlihat semakin aneh."Tunggu aja, aku bakalan bawa kamu ke tempat yang bagus deh. Nanti kamu akan tahu sendiri kalau sudah sampai."Arini merasa dia harus tahu akan di bawa ke mana. Tiba-tiba dia terpikir untuk mengirimkan sesuatu pada Wisnu. Arini mengeluarkan ponsel. Dia mengusap layar lalu membuka chat di sebuah aplikasi. Kemudian Arini mengirimkan lokasi terkini tempat dia berada sekarang pada pria itu. Arini berharap jika terjadi sesuatu padanya, Wisnu akan dengan cepat menemukan di mana Arini berada. "Jangan bawa aku ke tempat yang aneh-aneh ya, Mas." Gilang terus melajukan mobil dengan perasaan tidak sabar. Ya, dia tidak sabar untuk melakukan sesuatu pada Arini. Sementara Arini dalam perjalanan semakin merasa khawatir. Dia takut pria itu marah dan melakukan sesuatu yang lebih buruk lagi padanya. "Muka kamu kok tegang banget sih, Rin?" Gilang ternya
Read more
Bab 29. Menolong Anak Kecil
"Brengsek!" teriak Gilang lalu mencoba berdiri kembali. Bagian belakang tubuhnya terasa sakit. Namun, dia masih bisa menahan rasa sakit itu. Gilang melangkah maju mendekati pria yang menraiknya keluar dari mobil tadi. "Mas Wisnu hati-hati!" teriak Arini setelah keluar dari mobil. Arini merasa tenang karena ada Wisnu yang datang untuk menolongnya. Perkelahian antara Wisnu dan Gilang tidak dapat terelakkan lagi. Setiap kali Gilang melayangkan pukulannya, Wisnu berhasil menghindar. Begitu juga dengan Gilang, dia masih bisa menghindar walaupun masih terkena pukulan dari Wisnu. Wajah Gilang terlihat babak belur dengan beberapa memar dan luka yang mengeluarkan darah. Sementara di wajah Wisnu hanya ada satu dua memar saja. Lama kelamaan Gilang mulai merasa lelah karena terus berusaha menghindari serangan dari Wisnu. Saat tubuhnya mulai terhuyung, pria itu menyebrang bagian perut Gilang sampai pria itu mengeluarkan darah dari mulutnya. Gilang pun jatuh tak sadarkan diri di atas tanah. W
Read more
Bab 30. Teman Kuliah
Di ruangan kerja Arini, pria itu meminjam telepon untuk menghubungi seseorang, Arini tidak tahu siapa yang dihubungi pria itu. Tidak sopan jika dia menguping pembicaraan orang lain di telepon. Setelah pria itu selesai menelepon, anak yang bersama pria itu mendekati Arini. Dia terlihat menginginkan sesuatu. "Tante, ada makanan enggak?" tanya anak kecil itu padanya. Arini belum sempat menanyakan nama pria berjas dan anak kecil yang bersamanya. Dia tanyakan nama anak kecil itu pada orangnya langsung. "Namaku Aryan. Itu papaku, namanya Willy, aku baru pulang sekolah dijemput papa, katanya papa sekalian lewat padahal biasanya mama yang jemput. Ternyata mobil papa mogok." Cerita itu mengalir dengan lancar dari bibir anak kecil bernama Aryan itu. "Tante namanya siapa? Oh ya, Tante, aku lapar apa ada makanan di sini? Di ruangan ini?" Willy langsung menegur Aryan yang meminta makan. Padahal mereka sudah cukup merepotkan dengan menunggu di ruangan Arini. "Di ruangan ini enggak ada makana
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status