All Chapters of Dikejar Mafia Posesif: Chapter 21 - Chapter 30
96 Chapters
#21. Pengantin Sebatang Kara
Cecilia tertegun mendengar ucapan Marcus yang terdengar begitu menggoda sekaligus mengandung bahaya.“Momen paling indah bagi kita berdua?” ulang Cecilia setengah tidak percaya.“Ya. Kau akan tampil bak putri mahkota dalam balutan gaun pengantinmu. Dan semua orang pasti akan mengagumi kecantikanmu yang sayangnya hanya dimiliki olehku,” sahut Marcus bangga.Marcus mengecup pipi Cecilia, kemudian membawa Cecilia ke dalam kamar.“Apa sebenarnya tujuan Tuan menikahi saya?”“Kurasa tujuanku sama saja seperti orang-orang yang memutuskan untuk menikah. Aku ingin kau mendampingiku secara eksklusif. Dan aku ingin kau melahirkan anak-anakku.”Cecilia terdiam. Hatinya terluka. Kata-kata Marcus terdengar begitu merendahkan dirinya.“Jadi pada dasarnya Anda hanya ingin terus menjadikan saya boneka seks dan pabrik bayi Anda.”“Apa yang salah dengan itu? Banyak perempuan yang menginginkan posisimu. Mereka menawarkan diri untuk melayaniku setiap malam dan menjadi ibu anak-anakku, bahkan walaupun mere
Read more
#22. Pernikahan yang Dingin
Melihat wajah Paman Lam yang penuh kehangatan, air mata Cecilia berlinang tanpa disadari. Paman Lam sudah berusia 70 tahun lebih, dan sudah agak sulit berjalan. Keriput halus terukir di sekitar matanya serta di sepanjang garis senyumnya, dan matanya yang menatap Cecilia dengan berkaca-kaca memancarkan kasih-sayang. Aura Paman Lam agak mirip dengan ayah Cecilia yang Cecilia ingat sewaktu Cecilia masih kecil, yakni aura seorang pria yang telah matang, yang dipenuhi ketenangan dan kelembutan. Cecilia pun semakin merindukan ayahnya. “Ayah …” bisik Cecilia pilu. Ini hari pernikahannya. Namun Cecilia merasa begitu kesepian dan merana. Paman Lam mengambil sapu tangan dari saku jas untuk menghapus air mata Cecilia. “Nona … meski aku bukan keluarga Tuan Marcus … tetapi aku telah mengenalnya sejak Tuan masih belia,” ucap Paman Lam. “Aku yakin, Tuan Marcus akan membuat Nona bahagia.” Paman Lam menepuk-nepuk bahu Cecilia. “Tuan Marcus pria yang baik. Nyonya Maggie Wong mendidiknya dengan sa
Read more
#23. Malam Pertama Luar Biasa
Tepat di saat Jackson baru tiba dari apotek dan hendak masuk lift, dia berpapasan dengan Marcus yang juga baru meninggalkan aula pesta.“Kau mau kembali menemui Cecilia?” tanya Marcus, menghadang Jackson di depan pintu lift.“Y-ya, Tuan ….”Marcus melirik bungkus kertas dari apotek yang Jackson bawa.“Itu untuk Cecilia?”Jackson mengangguk.Marcus merebut bungkusan itu dari tangan Jackson. “Biar kuberikan padanya,” kata Marcus tegas. “Kau pulang saja.”Jackson terdiam. Jantungnya berdebar kencang karena diliputi rasa cemas. Dia lupa bahwa di dalam bungkusan itu ada testpack.‘Bagaimana kalau Kak Cecilia benar-benar hamil?’ Jackson bertanya-tanya dalam hati. ‘Kuarasa sebaiknya Tuan Marcus tidak tahu soal itu.’“Maaf, Tuan, ada obat lain di dalam bungkusan itu yang saya beli bukan untuk Nona Cecilia.”“Obat lain?”Marcus malah membuka bungkusan itu dan melihat isinya. Ada obat pereda sakit kepala dan sebuah kardus sepanjang pena. Tulisan di kardus itu jelas terbaca oleh Marcus.“Alat te
Read more
#24. Bulan Madu di Hong Kong
Setelah resepsi berakhir, Marcus kembali ke kamar suite untuk melepas lelah.“Bagaimana kondisi Cecilia?” tanya Marcus pada Bibi Susan yang ditugaskan menjaga Cecilia bersama dua orang pengawal.“Nona … maksud saya, Nyonya … sekarang sedang tidur lelap, Tuan,” jawab Bibi Susan.“Dia sudah makan?”“Sudah, Tuan.”“Terima kasih sudah menjaga Cecilia. Bibi pulanglah. Suruh dua pengawal lain untuk terus berjaga di depan pintu kamar, karena mungkin saja Cecilia masih akan berusaha kabur saat aku lengah.”Sejenak Bibi Susan terdiam menatap Marcus.“Tuan, sebelum saya pergi, saya ingin mengucapkan selamat atas pernikahan Tuan dan Nyonya,” ucap Bibi Susan. “Sejujurnya Nyonya Cecilia … wanita yang baik. Dari sikap dan tutur katanya … saya tahu Nyonya Cecilia wanita penyabar dan penyayang.”Pujian Bibi Susan tentang Cecilia menimbulkan rasa bangga di hati Marcus.“Setulus hati saya berharap, Tuan dan Nyonya akan jadi pasangan yang saling mencintai dan langgeng sampai penghujung usia.”Marcus men
Read more
#25. Empuk, Lembut dan Hangat
“Selamat pagi, Bos.” Daniel Leung, asisten Marcus di Hong Kong, menyambut kedatangan Marcus di kantor. “Para tamu baru saja mengabari bahwa mereka terpaksa mengubah janji temu dan meminta Anda makan siang bersama pukul 1 siang nanti.”Biasanya Marcus akan langsung menggerutu begitu mendengar agendanya mendadak diubah oleh tamu-tamunya. Namun, Daniel menyadari, suasana hati Marcus sedang sangat bagus pagi itu. Marcus menanggapi kabar itu dengan santai.“Oke. Kau sudah pesan tempat untuk meeting dengan mereka?” tanya Marcus.“Tentu, Bos,” jawab Daniel.“Good,” kata Marcis.“Apakah Anda sudah sarapan, Bos?” tanya Daniel. “Perlukah saya belikan sandwich dan kopi?”“Tidak,” tolak Marcus. “Istriku sudah masak untukku.”Daniel tertegun melihat bosnya yang biasanya dingin itu kini meringis girang.“Ehm.” Marcus berdeham. “Ternyata menyenangkan juga punya istri.”“Syukurlah kalau Anda senang.” Daniel mengangguk. “Saya permisi dulu.”Setelah Daniel meninggalkan ruangan Marcus, Marcus menyalakan
Read more
#26. Dusta Hampir Terungkap
Seperti pagi kemarin, pagi ini pun Cecilia masak sesuatu yang sederhana lagi. Menu kali ini adalah sup jamur dan roti bawang putih.Marcus bersiul riang melihat hidangan di atas meja makan.“Kau benar-benar malaikatku, Cecilia!” Marcus mengecup pipi Cecilia. “Bagaimana kau bisa tahu apa yang terlintas di pikiranku?”Ucapan Marcus membuat Cecilia merasa tersanjung dan malu, tapi Cecilia berusaha untuk menyembunyikan perasaannya dan tetap berwajah datar.“Apa hari ini Anda akan pulang malam lagi?” tanya Cecilia.“Hm, sepertinya begitu,” jawab Marcus.“Apa Anda akan selalu pulang larut malam selama kita di sini?”“Sepertinya begitu.” Marcus mengangguk. “Tapi kuusahakan aku pasti pulang.”Cecilia mendelik. “Anda usahakan pulang? Memangnya biasanya Anda bertemu klien sampai tidak pulang?”“Ya, biasanya kalau bekerja di sini aku memang begitu, aku lebih sering menginap di kantor,” ujar Marcus ringan.“Atau menginap di hotel bersama teman kencanmu,” gumam Cecilia.Marcus mendengus tertawa.“
Read more
#27. Mau Sampai Kapan?!
Makan siang Marcus sudah siap. Cecilia tersenyum puas menenteng satu set rantang lima tingkat berwarna kuning dan bergambar anak ayam. Rantang plastik itu dipinjamnya dari bibi pengurus rumah tangga.“Bibi, terima kasih sudah membantu saya masak dan sudah meminjamkan rantang, besok akan saya kembalikan,” kata Cecilia kepada si bibi.“Tidak, Nyonya! Justru saya minta maaf! Andai saya tahu Nyonya hendak membawakan menu makan siang Tuan, tentu akan saya bawakan kotak makan dari tempurung kura-kura peninggalan ibu saya!”“Rantang ini juga tidak apa-apa.” Cecilia tersenyum lebar. “Saya pergi dulu, Bibi.”Ketika Cecilia membuka pintu penthouse Marcus yang ditempatinya selama mereka tinggal di Hong Kong, Hana baru keluar dari lift.“Nyonya!” seru Hana. “Maaf aku sangat terlambat!”“Nona Hana? Ada apa?”“Ayo masuk lagi!” kata Hana sambil menuntun Cecilia ke dalam penthouse.“Kenapa?”“Nyonya memang cantik, tapi ... pakaian Nyonya untuk bertemu Tuan ... ehm.”“Pakaianku?”“Pokoknya Nyonya masu
Read more
#28. Fokuslah Hanya Padaku
“Apa kau bilang? Supaya kau bisa menghabiskan waktu lebih leluasa bersamaku?”Marcus tersenyum, tetapi secara keseluruhan raut wajahnya mengekspresikan luka yang mendalam.“Katakan saja yang sejujurnya, bahwa kau ingin pulang karena Jackson,” desis Marcus berang. “Kau pasti sudah tidak sabar ingin kabur dengan Jackson, bukankah begitu?”“T-tidak … itu tidak benar ….” Suara Cecilia bergetar ketika menampik semua tuduhan Marcus.Marcus hampir tertawa. “Lalu untuk apa Jackson menyewa sebuah flat dua kamar, padahal dia tidak punya keluarga ataupun kekasih? Dan di hari pernikahanmu, selain membeli obat untukmu, Jackson juga membeli testpack. Bukankah hal-hal itu sangat mencurigakan?”“Jangan tanyakan padaku! Itu kehidupan pribadi Jackson! Tidak ada hubungannya sama sekali denganku!”“Bohong … dan bohong … dan bohong lagi.” Marcus beranjak ke pintu dan mengunci pintu ruangan itu. “Kau berusaha menipu orang yang salah, Cecilia.”Marcus terdiam menatap Cecilia. Kini raut wajahnya datar saja,
Read more
#29. Calon Orang Tua
“Kenapa tiba-tiba Anda mengajak saya bekerja sama membebaskan Kak Cecilia dari Tuan Marcus?” Jackson menatap Travis penuh curiga. “Apa yang sebenarnya Anda inginkan?”“Sejujurnya aku hanya mengerjakan perintah dari Krystal Lee, mantan tunangan kakakku, untuk menghancurkan rumah tangga Marcus dan Cecilia,” jawab Travis santai. “Daripada Krystal membayar gangster lain, aku menawarkan diri untuk melakukannya.”Setelah apa yang dia alami, Jackson tak bisa mempercayai Travis begitu saja. Adik Marcus itu seorang psikopat. Isi kepalanya tidak bisa ditebak.“Tapi … bukankah dulu Anda menyuruh Kak Cecilia merusak hubungan Tuan Marcus dengan Nona Krystal? Lalu kenapa sekarang … Anda justru mengerjakan perintah Nona Krystal untuk menghancurkan rumah tangga Kak Cecilia dan Tuan Marcus?”“Tak usah banyak cincong! Kau mau apa tidak? Jika kau tidak mau kerja sama denganku, biar aku suruh anak buahku melenyapkan Cecilia, sesuai permintaan Krystal.”Jackson tertegun. “Nona Krystal … meminta Anda … unt
Read more
#30. Kebahagiaan yang Sempurna
Sepulangnya dari klinik Dr. Choi, Marcus terus mengikuti Cecilia seperti seekor anjing peliharaan.Cecilia duduk di sofa, Marcus pun duduk di sebelahnya. Cecilia pergi ke dapur untuk ambil minum dan makanan ringan, Marcus ikut ke dapur untuk sekadar melihat apa yang Cecilia lakukan. Bahkan, saat Cecilia mandi, Marcus pun masuk ke kamar mandi dan berdiri menonton Cecilia sembari memegangi handuk seperti gantungan pakaian.Anehnya, selama pria itu mengikuti istrinya, dia tidak banyak bicara.“Kenapa kau terus mengikutiku?” tanya Cecilia heran. Saat itu dia sedang menonton film di ruang tengah. “Karena kau bosan?”Marcus hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Kemudian dia angkat bahu karena tak bisa menjawab.“Sayang, apa yang kau lakukan saat kau tak bekerja?” Akhirnya Cecilia mematikan tv dan mengajak Marcus berbincang.“Olahraga, sauna, pijat,” jawab Marcus singkat. “Kadang aku minum-minum dengan adikku, tapi itu juga sangat jarang.”“Pantas saja staminamu sangat bagus.” Cecilia
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status