Semua Bab Mentari Pernikahan Dini : Bab 31 - Bab 40
53 Bab
31. bunga kesayangan
"ARGHH ANJING! INI GARA-GARA LO FANIA SIALAN!"Bugh ... bugh ... bugh.Gala berteriak sekeras yang ia bisa sambil memukul-mukul tembok di belakang rumah sakit. Darah segar yang menetes dari punggung tangannya karena memukul dinding terlalu keras Gala abaikan begitu saja.Ia benar-benar tidak terima istrinya harus mengalami trauma berat gara-gara perbuatan biadab Fania.Penjelasan Dokter Lia mengenai kondisi mental Mentari membuat darah Gala mendidih seketika. Alhasil Gala pergi ke belakang rumah sakit dengan rahang mengeras dan melampiaskan amarahnya dengan cara meninju dinding dengan brutal.Gala seolah tidak merasakan sakit padahal tangannya sudah memar dan berdarah. Gala seperti orang kesetanan yang ingin menelan seseorang hidup-hidup."Gue nggak bisa lagi toleransi yang ini." Gala menggeleng tak terima. "Gue bakalan cari elo sekarang juga Bich. Hancurnya mental istri gue bakalan gue bales dengan hal yang jauh lebih parah dar
Baca selengkapnya
32. Dendam
"Dasar orang miskin nggak tau diuntung! Kamu pikun apa bagaimana? Suami saya sudah pernah bilang buat jangan injakan kaki kamu lagi di rumah ini!" Hardik Rosa begitu congkak, “tapi kamu malah masih berani datang kesini dengan merusak barang-barang saya, orang miskin seperti kamu mana mungkin sanggup mengganti semua kerugian saya?” lanjutnya memaki Gala.Tatapan remeh dan merendahkan adalah sambutan dari Rosa untuk Galaksi saat ini."Saya belum pikun sama sekali, Nyonya Rosa. Kalau bukan karena anak lo yang kurang ajar itu ngurung istri gue di dalam toilet kampus sampai tengah malam hingga dia trauma berat mungkin gue nggak akan pernah datang lagi ke tempat ini selamanya,” desis Gala dengan mata tajam menatap Rosa seakan ia ingin menguliti Rosa hidup-hidup.Persetan dengan hormat kepada orang tua, Gala sama sekali tidak peduli. Gala hanya memanggil ibu rubah di hadapannya dengan panggilan elo saja. Menurut Gala yang memiliki hati sekeras baja, wanita picik
Baca selengkapnya
32. Sudah mati
Mentari tak hentinya melirik pintu bercat putih tempat ia berada saat ini. Sudah hampir tiga jam lamanya sang suami pergi tidak tau kemana setelah berbicara dengan Dokter Lia tadi tapi sampai sekarang tak kunjung kembali.Hanya sebuah pesan singkat yang Gala kirimkan kepada Alzi yang isinya Gala akan pergi untuk beberapa saat dan menitipkan dirinya terlebih dulu bersama Alzi dan Arumi."Kak Gala ada bilang dia mau pergi kemana nggak, Zi?" Mentari menatap Alzi yang tengah bermain game di atas sofa.Alzi menghentikan kegiatannya lalu menatap Mentari dengan jengah. Entah sudah berapa kali Mentari menanyakan hal yang sama, sebanyak itu juga Alzi menjawab dengan jawaban yang sama pula yakni---"Gue nggak tau, Tarii. Kak Gala lo itu cuma minta gue buat jagain lo aja, soal dia mau pergi kemana dia nggak ada kasih tau gue. So gue nggak tau suami lo itu pergi kemana."Mentari termenung setelah mendengar jawaban dari Alzi."Kak Gala dimana
Baca selengkapnya
33. Penghinaan
"Bagi aku ayah aku sudah mati dan dikubur bersama jasad ibu hari itu. Jadi Bapak Marwan yang sekarang bukan lagi ayah aku, suatu saat nanti dia dan keluarga barunya itu akan mendapatkan pembalasan yang lebih pedih dari yang aku rasakan sekarang."DegArumi dan Alzi melongo dan terkejut luar biasa mendengar setiap kata yang Mentari ucapkan. Mentari yang mereka lihat hari ini sangat berbeda dengan Mentari yang mereka kenal sebelumnya jika membahas perihal keluarganya.Setelah histeris dan kehilangan kendali tadi, Mentari banyak berubah. Tidak sering tersenyum seperti kebiasaannya biasanya, Lebih banyak melamun dan jadi pendiam, Mentari hanya akan bicara seperlunya saja dan hal itu sukses membuat batin Arumi sebagai sahabat serasa tercabik-cabik.Sedalam itukah luka yang Mentari dapatkan dari keluarganya sendiri? Hingga luka itu berubah menjadi rasa dendam dan Mentari menganggap ayahnya sendiri sebagai orang asing? 'Lo boleh berubah dan me
Baca selengkapnya
34. Menemui Rentenir
Tidak terlalu lama setelah kedatangannya, Alzi melihat Gala keluar dari kerumunan ibu-ibu yang menyoraki Gala dengan kalimat-kalimat penghinaan."Nah 'kan apa gue bilang? Kena batunya 'kan lo?" Alzi menahan hatinya untuk tidak muncul di hadapan Gala sekarang.Selagi ibu-ibu itu tidak bermain fisik maka Alzi akan tetap bersembunyi. Aura Gala saat ini terlalu menakutkan hingga mampu membuat keberanian Alzi menciut.Alzi tidak ingin menjadi samsak pelampiasan amarah Gala kalau ia ketahuan mengikuti pria itu."Dia mau kemana lagi tuh?" tanya Alzi pada dirinya sendiri.Alzi bergegas menyalakan mobilnya dan membuntuti motor Gala dari jarak yang tidak terlalu dekat agar Gala tidak curiga kalau Alzi buntuti."Ya Tuhan, Galaksi! Lo punya stok nyawa berapa sih? Dia udah bosan hidup apa ya?" geram Alzi.Alzi terus komat kamit saat dirinya kesulitan mengikuti motor Gala yang melaju tak waras membela jalan raya.Alzi jadi ke
Baca selengkapnya
35. Terpaksa berbohong
Gala jelas terkejut dengan apa yang ia dengar. Padahal dari informasi yang ia dapatkan Tuan Aldez di lintah darat ini sangat kejam, tapi kenapa dia begitu baik kepadanya? Pikir Gala.Bunga yang diturunkan oleh Tuan Aldez tidaklah sedikit.Menepis semua rasa penasarannya karena itu bukanlah urusannya, Gala berniat mengambil uang sepuluh juta yang masih disodorkan oleh rentenir itu padanya."Terima kasih Tuan Al---"PlakBugh!"APA YANG LO LAKUIN SIALAN?",Belum sempat tangan Gala memegang uang tersebut tapi uang sepuluh juta itu jatuh ke atas lantai begitu saja bersamaan dengan pipi Gala yang tertoleh ke samping. Satu pukulan keras mendarat di rahangnya membuat sudut bibir Gala sedikit robek dan mengeluarkan getah merah atau yang sering kita kenal dengan sebutan darah."Sialan, kenapa lo malah mukul gue bego?" Gala mengumpat tak kalah kasar karena terbukti Alzi adalah orang yang sudah memukulnya dengan begitu ker
Baca selengkapnya
35. Terpaksa berbohong
Gala jelas terkejut dengan apa yang ia dengar. Padahal dari informasi yang ia dapatkan Tuan Aldez di lintah darat ini sangat kejam, tapi kenapa dia begitu baik kepadanya? Pikir Gala.Bunga yang diturunkan oleh Tuan Aldez tidaklah sedikit.Menepis semua rasa penasarannya karena itu bukanlah urusannya, Gala berniat mengambil uang sepuluh juta yang masih disodorkan oleh rentenir itu padanya."Terima kasih Tuan Al---"PlakBugh!"APA YANG LO LAKUIN SIALAN?",Belum sempat tangan Gala memegang uang tersebut tapi uang sepuluh juta itu jatuh ke atas lantai begitu saja bersamaan dengan pipi Gala yang tertoleh ke samping. Satu pukulan keras mendarat di rahangnya membuat sudut bibir Gala sedikit robek dan mengeluarkan getah merah atau yang sering kita kenal dengan sebutan darah."Sialan, kenapa lo malah mukul gue bego?" Gala mengumpat tak kalah kasar karena terbukti Alzi adalah orang yang sudah memukulnya dengan begitu ker
Baca selengkapnya
35. Terpaksa berbohong
Gala jelas terkejut dengan apa yang ia dengar. Padahal dari informasi yang ia dapatkan Tuan Aldez di lintah darat ini sangat kejam, tapi kenapa dia begitu baik kepadanya? Pikir Gala.Bunga yang diturunkan oleh Tuan Aldez tidaklah sedikit.Menepis semua rasa penasarannya karena itu bukanlah urusannya, Gala berniat mengambil uang sepuluh juta yang masih disodorkan oleh rentenir itu padanya."Terima kasih Tuan Al---"PlakBugh!"APA YANG LO LAKUIN SIALAN?",Belum sempat tangan Gala memegang uang tersebut tapi uang sepuluh juta itu jatuh ke atas lantai begitu saja bersamaan dengan pipi Gala yang tertoleh ke samping. Satu pukulan keras mendarat di rahangnya membuat sudut bibir Gala sedikit robek dan mengeluarkan getah merah atau yang sering kita kenal dengan sebutan darah."Sialan, kenapa lo malah mukul gue bego?" Gala mengumpat tak kalah kasar karena terbukti Alzi adalah orang yang sudah memukulnya dengan begitu ker
Baca selengkapnya
35. Terpaksa berbohong
Gala jelas terkejut dengan apa yang ia dengar. Padahal dari informasi yang ia dapatkan Tuan Aldez di lintah darat ini sangat kejam, tapi kenapa dia begitu baik kepadanya? Pikir Gala.Bunga yang diturunkan oleh Tuan Aldez tidaklah sedikit.Menepis semua rasa penasarannya karena itu bukanlah urusannya, Gala berniat mengambil uang sepuluh juta yang masih disodorkan oleh rentenir itu padanya."Terima kasih Tuan Al---"PlakBugh!"APA YANG LO LAKUIN SIALAN?",Belum sempat tangan Gala memegang uang tersebut tapi uang sepuluh juta itu jatuh ke atas lantai begitu saja bersamaan dengan pipi Gala yang tertoleh ke samping. Satu pukulan keras mendarat di rahangnya membuat sudut bibir Gala sedikit robek dan mengeluarkan getah merah atau yang sering kita kenal dengan sebutan darah."Sialan, kenapa lo malah mukul gue bego?" Gala mengumpat tak kalah kasar karena terbukti Alzi adalah orang yang sudah memukulnya dengan begitu ker
Baca selengkapnya
36. Mentari yang berbeda
Hari demi hari telah berlalu, sudah satu bulan saja semenjak Mentari pulang dari rumah sakit. Gadis itu menjalani hari-hari seperti biasa, melawan traumanya dan seperti tidak pernah ada kejadian apa-apa antara dirinya dan juga Fania.Mentari belum melupakan kejahatan Fania kepadanya hari itu. Hanya saja Mentari sedang menunggu waktu yang tepat dan membalas adik tirinya itu dengan yang lebih sadis dari yang ia terima.Ada yang berbeda dari Menteri setelah keluar dari rumah sakit, dia menjadi lebih tegas dan menjaga jarak dengan orang luar. Kebiasaan tersenyum ramah dan bertutur kata lembut hanya kepada Gala, Alzi dan Arumi saja selebihnya jangan harap.Mentari berubah Menjadi gadis dingin kepada orang lain. Mentari yang awalnya begitu gemar menyapa setiap saja yang berpapasan dengannya di kampus maka sekarang tidak lagi, Mentari hanya akan lewat begitu saja dengan kepala yang ia angkat tinggi-tinggi bergaya angkuh sangat bertolak belakang dengan jati diriny
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status