All Chapters of ISTRI KONTRAK CEO AROGAN: Chapter 61 - Chapter 70
132 Chapters
Niatan Licik Dani
Namun, baru saja Lea akan mendatangi Vin, pintu serambi tempatnya berada terbuka, Lea segera0 mundur, lalu berikan sapaan hormat."Sekretaris Li. Selamat pagi," sambut Lea pada pria bermata eksotis dan merupakan salah satu orang yang paling berpengaruh di kerajaan bisnis keluarga Dharmawan."Pagi," balas Sekretaris Li. Berbeda dengan orang berposisi tertinggi di perusahaan, tangan kanannya ini cenderung kebalikan dari Vin. Sekretaris Li lebih hangat, meskipun mempunyai kesan lebih pendiam dan misterius.Kesempatan bagi Lea untuk mengikuti Sekretaris Li masuk ke dalam, dan berusaha mencari perhatian Vin. "Bisa saya buatkan sesuatu? Kopi? Teh?" penawaran Lea pada sang sekretaris mendiang Presdir Anthony."Well, boleh kalau itu kopi pahit.""Baik, Sekretaris Li...lalu anda, Pak?" Lea beralih pada Vin.Vin berikan gelengan, tapi kata itu tertuju pada Sekretaris Li."Mana dokumen yang ku minta?" pintanya dingin, bahkan tak sedikitpun menoleh pada Lea.Merasa dianggurin, Leapun berpamitan
Read more
Bukan Hal Mudah
Setelah dari pantry, tantangan Lea sebelum kembali ke ruangannya adalah melewati kumpulan meja para pegawai di area tengah, yang hampir kesemuanya adalah wanita."Itu Lea?" ujar salah seorang diantaranya, secara terang-terangan, bahkan terdengar oleh Lea sendiri. "Wih, pasti tiap malam servis pak presdir itu, jadi langsung kinclong begitu," cibirnya, sengaja membuat kuping Lea panas, sekaligus pemantik."Ya kali, mana mungkin bisa beli, kalau gaji pertama naik jabatan saja baru minggu depan. Ya, nggak guys?" timpal yang lain, menambah tersulutnya bara api."Betul!" jawaban hampir serentak, membuat langkah Lea sempat gontai.Kalaupun ada prasangka, dia mendapatkan semua ini karena dugaan pernah tidur dengan Vin, memang itu benar adanya, Lea tak bisa kesampingkan itu, bahkan untuk berbalik dan menyangkal, Leapun tak sanggup.Yang Lea bisa lakukan saat ini, hanya bisa bersikap acuh,, untuk terima kenyataan, dan berharap bisa hadapi ke depannya.Lea sengaja membuka pintu ruangan serambi
Read more
Memelukku Dalam Sepinya
Waktu jam makan siang menjelang, Lea segera berdiri setelah Bin terlihat keluar dari ruangan hanya berbatas kaca besar."Selamat makan siang, Pak," ucap Lea, ketika Vin menutup pintu kaca, tanpa menatapnya."Hmm."Lea kembali duduk. Pintu keluar belum dibuka Vin, tapi dari jawabannya, sudah membuat Lea memutuskan tak menunggu atasannya ini sampai meninggalkan ruangan.Vin berdehem sekali, tapi lumayan kencang."Iya, Pak?" reaksi Lea. "Apa ada yang tertinggal?" tanyanya datar."Sejak kapan aku mau ketemu klien, asistenku ga ikut?"Lea gelagapan, diraih dua tas wajib dibawanya, sebelum akhirnya berdiri, sebelum Vin ngomel lebih panjang, jadi dia memilih pergi tanpa persiapan.Selama berjalan didepan banyak orang, Lea memilih disamping belakang, daripada bersanding seperti biasanya.Uring-uringan?Tentu saja. Gelagat ala wanita, bila diperlakukan tak sesuai harapan, padahal sudah berusaha keras membuat suasan lebih baik, justru ditanggapi Vin dingin, membuat Lea masih tak mampu menutup
Read more
Versace On The Floor (21+)
Vin tangkup wajah Lea dengan kedua tangannya, lalu didekatkan untuk dicumbu bibir mungil nan menggoda milik Lea.Ujung bibir Vin tertarik, ketika bisa rasakan bagaimana respon Lea pada aksi memulai membakar hasratnya ini, ternyata ditanggapi tak kalah agresifnya.Tidak seperti biasanya, Lea memang telah memejamkan kedua matanya, tapi kali ini ia juga ikut memberi percikan bara hasrat agar semakin tersulut untuk keduanya.Lea sambut pagutan Vin dengan menekankan bibirnya, kedua tangannya beralih ke pundak Vin, lalu beringsut mengalungkan keduanya dibelakang leher Vin."Saya benci anda!" ucap Lea lirih tapi bermuatan ujaran buruk.Vin jauhkan wajahnya, terkejut tiba-tiba."What?!" sahut Vin tajam. "Apa maksudmu?" Vin jeda terlebih dulu hasratnya, karena ucapan Lea barusan."Kenapa anda begitu jahat pada saya? Padahal saya nggak pernah jahat sama anda?" Momen intim ini, Lea manfaatkan untuk ungkapkan kekesalannya hampir seharian ini.Tangan Vin beralih pada rambut bagian depan Lea, yang
Read more
Bagiku Kamu Sempurna
"Bisa jelaskan?" tanya Lea, sudah mengenakan midi dressnya, bersedekap bersandar dipintu kamar."Nggak bisa," jawab Vin santai. Bunyi denting alat makan jadi pengisi ruangan, setelah Vin mendapatkan pesanan makan siang mereka dari security khusus penjaga lift kondominiumnya."Tapi aku ingin tahu," rengek Lea, sudah mulai memasukkan peran dalam kehidupan Vin."Nggak semua kamu harus tahu...untuk saat ini." Vin masih menanggapi dengan santai. "Makanlah. Jangan bawel. Aku bisa menguncimu disini dan tanggalkan pakaianmu lagi, kalau banyak bicara!" ancaman manis Vin.Lea berjalan malas ke arah meja makan. Vin telah siapkan semuanya, seharusnya ia hanya tinggal makan, tapi ucapan Vin soal kematian ibunya masih saja bergentayangan di pikirannya."Spagetti bolognese milikmu." Vin arahkan piring berisi pesanan Lea dihadapannya."Apa bisa aku langsung hamil?"Vin mendengus cibiran."Pertanyaan konyol!" sahutnya, tanpa menatap Lea, dan memulai suapan pertamanya."Kapan deadline yang diberikan me
Read more
Lakukan Sesuai Perintahku!
"Sebentar. Sekretaris Li telpon."Vin beringsut menjauhi Lea. Ekpresinya berubah dari yang sedikit-sedikit tèsenyum, jadi lebih serius."Iya, Sekretaris Li?...Sekarang?...Tidak bisakah anda handle sendiri?"Selain penasaran, Lea juga khawatir. Sudah mulai mengenal bagaimana Vin, membuatnya punya kecurigaan akan adanya masalah serius yang sedang terjadi.Vin beralih ke kamar pribadinya tanpa berbicara, Lea mengikuti, dan meninggalkan cucian piring yang sudah dia tumpuk tapi belum dikerjakan."Apa yang terjadi?" tanyanya. "Ada yang bisa aku lakukan?" Panggilan 'aku' dan 'kamu' akan keluar, ketika Lea ingin lebih tunjukkan kepedulian kalau mereka berdua adalah partner melebihi hanya sebagai atasan dan bawahan."Tidak ada."Jawaban singkat dan cenderung mengesampingkannya, tentu membuat Lea jadi semakin tergugah untuk mencari tahu."Apa ada hubungannya dengan masalah keuangan perusahaan?" tebak Lea.Vin sempat melirik pada Lea, tapi kemudian lebih memilih merapikan penampilannya. Wajah ta
Read more
Tak Terduga!
"Kita sudah sampai."Vin arahkan kemudi mobil MPV-nya ke kiri, mencari area parkir depan restoran cepat saji sesuai kesepakatan.Belum sampai ditempat yang di tuju, di depan sana, Sekretaris Li dan juga Morgan terlihat berjalan cepat beradu berlawanan dengan laju mobil Vin untuk mendekat.Vin membuka kaca pintu bagian kemudinya, tepat Sekretaris Li telah berdiri menunggu."Sudah ketemuan?" tanya Vin setelahnya."Hanya asistennya. Kita diarahkan dia ke Puncak, buat bertemu...""Ayo, jalan!" sela Vin tak sabaran."Tuan muda. Biar saya saja yang kesana, anda kembali ke kota sama Nona. Berikan perintah by phone, saya pasti sudah paham.""Aku sudah sampai disini, apa yang dia kira, kalau aku kembali ke Jakarta, hah? Nggak! Aku akan temui dia langsung!" keras kepalanya Vin."Nona?"Vin menoleh pada Lea yang beraut antara bingung bercampur penasaran akut."Kali ini aku membutuhkannya lagi.""Tapi, Tuan muda. Nona tidak seharusnya dilibatkan."TInnn!!Suara klakson dari arah belakang mengaget
Read more
Mencoba Mengerti Dirimu
"Memangnya kenapa kalau wanita? Kamu nggak berani tendang?"Kali ini Vin tak bisa menahan tawa gelinya. Senyuman Vin adalah hal jarang-jarang terjadi, dan tak ia sadari, telah membuat goresan kecil dihati pada wanita dihadapan mereka."Silahkan Pak Vincenzo," juluran tangan dari salah satu pria penyambut mereka tertuju pada salah satu kursi makan didepan sang wanita."Vin," sapa wanita cantik berwajah tak kalah dinginnya dengan Vin, terutama ketika menangkap gerak Lea yang tersenyum, ketika Vin menarikkan kursi disampingnya, untuk jadi tempat duduk bersanding dengannya."Miranda. Kita bertemu lagi," balas Vin, baru setelah duduk dihadapan wanita berbola mata hitam nan berbinar tajam ini.Dalam kesempatan ini juga, Vin tidak berniat mengenalkan Lea pada Miranda, seperti pada Steven."Tak tahukah, kau Vin, aku sangat merindukanmu, tapi bagaimana denganmu, apa kamu juga merindukanku?"Pernyataan Miranda sontak membuat Lea berpikir, kalau kemungkinan wanita tersebut pernah atau minimal sem
Read more
Suami Kontrak Atau Ibu yang Sakit?
"Aku sedang tidak bercanda, Lea."Sahutan tajam ini membuat bibir Lea terkatup kembali. Dokumen tadi sudah dia baca tanpa memberi prasangka apapun, hingga ucapan Vin barusan telah membuatnya jadi mengerti.Berbeda dengan Miranda, yang hampir saja berdiri untuk mendekati Lea dan menamparnya, tapi diurungkan dengan diganti dengan pertanyaan mencibir."Memangnya siapa dia? Apa dia artis atau anak dari pengusaha mana? Kenapa aku tidak pernah melihat dia di geng-geng sosialita yang ku ikuti? Selera macam apa ini, Vin?!"Pelayan laki-laki datang lagi, membawakan pesanan minuman Vin, sehingga suasana kaku terjeda sementara waktu."Pak Vin. Saya ingin ke kamar mandi. Boleh, kah?" Lea sudah tidak kuasa menghadapi saling adu argumentasi antara Vin dan Helena yang kental diselimuti persoalan pribadi diantara mereka sebelumnya.Setelah mendapat anggukan dari Vin, Lea segera meminta pelayan menunjukkan dimana letak kamar mandi khusus wanita berada.Hal pertama yang Lea lakukan adalah menghela napa
Read more
Cinta ini Menggenggam Napasku
Setelah beberapa saat, Lea kembali didepan meja restoran hotel, namun kini bersama dengan Sekretaris Li.Lea menatap kertas-kertas dokumen dihadapannya kosong. Penjelasan-penjelasan yang diberikan Vin, setelah dia tanda tangani, hanya sebatas lewat saja di telinganya, karena tentu saja pikirannya sedang berada pada keadaan ibunya di berkilo-kilo meter dari tempatnya berada kini."Lea. Kamu kuberi amanat saham ini. Prosentase kepemilikan atas namamu hampir sama dengan milik Helena. Tapi bedanya, nanti kamu hanya bersifat sebagai pemegang saham pasif, dimana kamu tidak dibebankan untuk ikut mengatur perusahaan. Mengerti sampai disini?""Hah? Pasif?" Ekspresi pilon Lea keluar, seiring tak fokusnya mendapatkan sejenis kuliah dari Vin.Alis Vin hampir tertaut, siapa yang tak tersinggung, dimana sudah menjelaskan dengan antusias dan berapi-api, tapi ternyata ditanggapi Lea dengan ekspresi bingung."Kamu mendengarkan aku bicara, nggak sih?!" kecurigaan Vin dengan nada keras. Sikap Vin secar
Read more
PREV
1
...
56789
...
14
DMCA.com Protection Status