All Chapters of ISTRI KONTRAK CEO AROGAN: Chapter 81 - Chapter 90
132 Chapters
Mulai Bocor
Berbeda dengan Lea, yang hanya sendiri menunggu di ruang tunggu ICU. Salah satu keluarga ibunya dari kampung baru saja berangkat ke Jakarta, berniat temani Sarah.Lea sendiri, akan ajukan cuti beberapa hari pada Vin, demi menjaga ibunya sampai bertemu lagi dengan dokter yang menangani.Guratan kekhawatiran menghiasi wajah cantik Lea, ditambah pikiran tentang semua masalah yang berhubungan dengan Vin, sengkarut menjadi satu, sehingga sudah tak sanggup rasanya bila harus terus menangis, air mata ini sudah terasa kering karena terus tercucur.Terutama setelahnya, teman dekatnya di kantor, Winda, menelpon, Lea segera kesampingkan dulu segala kagalauan."Lea. Ini weekend, kata lo mau ke rumah sakit, nganterin emak lo mau operasi? Gue lihat kesono ye, sama mau bahas itu yang lagi rame di group chat kantor, lo sudah baca belum?"Lea sampai gelagapan akan menanggapi sapaan to the poin Winda yang panjang dan cepat."I iya, ini gue lagi di rumah sakit," Lea sampai tergagap. "Boleh deh lo ke si
Read more
Curahan Hatiku Tentangmu
"HAH?"Winda spontan cengkeram tangan Lea, seperti tengah mencari penopang akan datangnya serangan gempa."Lo serius? Ih, jangan mengkhayal deh. Gue tahu, lo lagi stres, tapi jangan kebablasan Lea. Pikiran lo harus tetep waras, meski lagi di coba begini!" amarah Winda keluar, baru kali ini didapati, sahabatnya ini seperti sedang berbicara ngelantur.Baru saja Lea akan memberi jawaban, seorang pria berbadan tegap datang, untuk berikan sesuatu pada Lea."Maaf, nona. Saya nggak boleh lama-lama. Pak Vin perintahkan, berikan ini pada anda." Pria bernama Robbi itu berlanjut memberikan sebuah kotak bergambar tumpukan donat dari mereka terkenal, beserta paket minuman dan burger berukuran mini dalam satu kantong. "Oh ya, pesan beliau. Anda harus makan, dari siang anda masih menolak isi apapun. Selamat sore," pamitnya ramah."Makasih ya, mas."Winda menatap melotot antara Lea dan Robbi secara bergantian dengan ekspresi siap meledak lagi, dan baru dikeluarkan, setelah Robbi pergi."Jadi beneran
Read more
Memberi Kelemahan Para Pria
Winda semakin trenyuh, ketika raut sendu Lea menjadi semakin kelam dan lesu. Bujukannya untuk segera memakan kiriman donat, mini burger, dan minuman jus jeruk dingin dari Vin, tetap tak ditanggapi Lea."Ayolah, Lea. Perut lo harus di isi," rayunya sebagai usaha kesekian kali. "Nanti Pak Vin semakin ngamuk, kalau kamunya yang ikutan kenapa-kenapa. Iya lo enak, marahnya Pak Vin ke lo pake bumbu cinta dan kasih sayang, lha kalau beliaunya nyalahin gue nggak bujuk kamu makan, bisa-bisa nametag gue di suruh serahin ke manager personalia, gue mau kerja dimana, Leaaaa..."Ocehan berisi kegetiran Winda, akhirnya membuat Lea luluh, dengan gerakan malas, diambilnya satu buah donat bertopping irisan kacang almond, salah satu favoritnya, dan setengah bagian segera dimasukkan ke dalam mulut."Nih, gue sudah makan," sambut Lea dengan mulut semakin penuh, dari setengah potongan terakhir donatnya. Lea terpaksa melakukan ini, hanya untuk menyenangkan Winda."Nah gitu dong. Satu gigitan lo itu, sudah n
Read more
Amarah Vin
Lea sontak membeku, baru kali ini, dia mendapatkan saran berjenis erotis seperti ini. Kerlingan mata Aida mulai buat Lea deg-degkan. Apakah benar apa yang dikatakan Aida? Tapi kenapa Pak Vin masih bersikap biasa saja, sikap dingin dan ketusnya itu tak terlihat sama sekali sejak kedatangannya? Apa yang ada di dalam otak orang itu sekarang?Beberapa pertanyaan ini, memenuhi pikiran Lea. Bener atau tidaknya, jadi PR Lea mencari tahu setelah Aida berpamitan kembali ke hotelnya, dan akan kembali ke Italia esok hari. "Sampai besok, Lea. Kamu harus ikut mengantarku ke bandara, Ok." Kerlingan mata diberikan Aida, dan Lea menyadari itu adalah bagian dari perbincangan mereka tadi. Aida seolah memberi isyarat agar Lea mengikuti sarannya, yaitu mengajak berbicara dari hati ke hati Vin, dan diakhiri dengan habiskan malam bersama."Ok." Lambaian tangan Lea berikan, disertai senyuman, yang kemudian berangsur hilang saat Vin berbalik dari menutup pintu.Suasana menjadi hening untuk beberapa saat,
Read more
Perang Dingin
Amarah bermuatan kekecewaan dari Vin ini, jadi tangisan Lea yang ketakutan. "Waktu itu...aku hanya ingin tahu keadaanmu," terang Lea dalam sesenggukan. "Lalu Dani? Apa kepentingannya disini?!" Vin masih tunjukkan nada lantang."Itu hanya...bertepatan saja sama Dani...ehm...""Dani apa?!" Kedua alis Vin makin berkerut, dimana prasangka itu kemungkinan bisa jadi kebenaran."Dani juga pengen tahu soal kondisi perusahaan.""Buat apa?"Lea angkat kedua bahunya."Aku tidak tahu.""Apa untuk menyerangku?"Lea berganti gelengkan kepala."Aku tidak tahu.""Bagaimana kalau laporan itu digunakan Dani untuk mencari celah memfitnahku?""Aku nggak sampe kepikiran kesana...maaf.""Cengeng!" lirih Vin dengan membuang muka, lalu melangkah ke arah kaca besar, pembatas diri dengan bentangan langit yang gelap diluar sana. Kilatan petir bersambut gemuruh gulungan awan pencetus hujan itu, jadi pembenaran dugaan Vin sebelumnya, kalau malam ini akan turun hujan."Aku dan Dani, benar-benar tidak ada niatan
Read more
Kecewa
"Tapi bukannya Pak Vin waktu itu kasihnya bunga sama sekeranjang buah ya? Kenapa ada makanannya?"Lea yakin akan pertanyaan dari ingatannya ini. Saat itupun, ada Sarah dan Dani diruangan, jadi menurutnya sudah tak terbantahkan."Coba lihat nanti di kamar mama deh, mama yakin bener kalau ada kartu ucapan semoga cepet sembuhnya dari Pak Vin.""Terus mama taruh mana kartu sama kuenya sekarang?""Seingat mama sih, ada beberapa makanan disitu diambil perawat, katanya buat sample penyekidilan di lab, tapi setelahnya mama nggak tahu lagi, rasain perut sakit bisanya, nggak bisa kepikiran yang lain.""Kalau gitu, Lea coba ke kamar perawatan mama dulu ya, nanti kesini lagi," gegas Lea."Buat apa? Kamu jadi kayak detektif aja. Masa ada yang mau aneh-aneh sama mama, sih? Mama ini cuma orang apa, terus jangan kasih tahu Pak Vin, nggak enak, jadi kayak nyalahin orangnya karena kasih makanan yang sudah nggak layak makan. Sudah nggak usah dilihat.""Lea nggak buruk sangka dulu, cuma pengen tahu saja.
Read more
Janji Vin
"Dani! Kamu apaan, sih?!" Lea paksakan tubuh Dani, dengan mendorong lewat dua tangannya, agar segera menjauh."Jangan seperti ini, aku nggak suka!" segala kekesalan akan Vin dan keadaan yang tak bisa ia kendalikan, seolah sedikit terlampiaskan melalui tindakannya pada Dani ini.Lea segera balikkan badan, dan mengambil tas yang kemudian dia bawa melewati Dani."Aku mau ke mama. Terserah kamu mau ikut atau tidak."Dani tersenyum, lalu menjawab, "Ok. Aku ikut, tapi menyusul."Dani menunggu Lea menghilang dari balik pintu yang masih terbuka sedari tadi, lalu berjalan cepat ke jendela, dan melihat ke arah luar."Hmm. Rencana klasik, tapi ternyata berhasil," gumamnya, tertuju pada pria yang terlihat sedang berjalan menuju ke parkiran mobil di bagian belakang rumah sakit.Ekspresi Vin terlihat jelas sedang tidak dalam mood baik. Meskipun sudah mendapati salah satu mobil paling mewah diantara mobil lain di area parkiran, tapi Vin terlihat berjalan dengan sedikit melamun."Genderang perang b
Read more
Dingin-Dingin Perhatian
Secepat ucapan berupa ancaman pada Helena, secepat itu juga Vin menutup panggilan. Vin sudah berada diruang kerja di kondominiumnya. Diputar kursi ergonomis beroda itu ke arah jendela kaca besar, dan dapat dilihat tiap titik-titik hujan menetes lama sampai jatuh jauh dari tatapan dibawah sana.qBerselang sejam yang lalu, tumpukan rasa kecewanya pada Lea itu, jadi keberanian tersendiri buatnya. Selama ini, Vin lebih memilih mencari tahu secara diam-diam, soal sepak terjang Helena dalam usaha melemahkan, sampai berusaha menyingkirkannya. Tapi, sejak menemukan sosok Lea, tak jauh berbeda dengan dirinya di masa remaja dulu, Vin jadi lebih memahami, serta bisa pastikan langkah selanjutnya untuk menghadapi ibu tirinya tersebut."Ayah," panggilnya dalam gumaman. "Sekarang, aku tahu semua maksudmu dengan hal-hal yang sebelumnya ku kira bodoh itu. Sekretaris Li benar, dan ku kira, aku bisa terapkan, apa yang Ayah lakukan padaku itu, akan aku lakukan juga pada Lea, tapi menurut versiku sendi
Read more
Proyek Ambisi Vin
Rasa lelah dan tangis tertahan itu seolah terguyur oleh perhatian tak terduga dari Vin ini. Lea lalu meraih dua benda kiriman berupa buket bunga dan satu tas berisi kotak paket makanan dari merchant waralaba terkenal, lalu di rengkuh walau tak erat, senyatanya berharap memeluk pengirimnya."Pak Vin kenapa begitu, sih? Sukanya bikin orang galau terombang-ambing begini," gumaman kesal Lea.Lea baru sempat memakannya, setelah proses panjang operasi ibunya selesai, bersamaan dengan datangnya Winda dan juga Dani, dan diputuskan Lea menemui mereka diruang tunggu, tapi diluar ICU.Dua orang dekat yang kini dibutuhkan Lea."Mama lo sudah baikan, kan?" tanya Winda segera setelah sudah berada disamping Lea."Sudah sadar, tapi masih dalam pantauan," sahut Lea lesu."Masih di ICU?""Iya."Winda mendekat, lalu merangkum pundak Lea untuk menguatkan."Mama lo akan baik-baik saja, nggak usah khawatir. Kan ada Pak Vin sekarang. Keluarin duit puluhan juta mah keciilll."Lea melirik Dani yang menegang,
Read more
Hadapi Pria Toxic
"Perusahaan baru.""Perusahaan baru?" ulang Lea, seperti kebiasaannya. "Dimana hebohnya? Bukannya hal kayak begitu, sudah lumrah buat pebisnis kayak Pak Vin.""Tapi ini beda. Gosipnya, Pak Vin membuat perusahaan baru yang 100 persen lepas dari konsorsium Dharmawan group."Lea terdiam, mencerna secara double, antara pemberitahuan Winda ini dengan kejadian-kejadian yang dia alami."Apa...kemungkinan besar...Pak Vin akan tinggalkan perusahaan?" kesimpulan Lea.Pertanyaan Lea ini, ditanggapi Winda dengan mengangkat kedua bahunya."Meneketehe!" balasnya. "Lo yang punya suami gimana? Ya lo tanya aja langsung sama lakimu sana!"Hentakan Winda ditanggapi Lea dengan kekehan, merasa geli akan kepolosannya sendiri bersanding dengan ucapan Winda yang memanglah benar."Iye, lo benar." Kemudian Lea terdiam, karena seketika wajah pria yang sedang dibahas itu mengganggu pikirannya. "Tapi entahlah."Winda singgung lengan Lea untuk mencari tahu."Lo lagi marahan sama Pak Vin?""Iya, begitulah. Ini semu
Read more
PREV
1
...
7891011
...
14
DMCA.com Protection Status