Semua Bab ISTRI KONTRAK CEO AROGAN: Bab 71 - Bab 80
132 Bab
Letizia dan Lea
"Aku tetap balik besok pagi, Dan. Hormati keputusanku."Dengusan kekecewaan terdengar dari suara Dani diujung telpon. Ini sudah jadi keputusan Lea, walau kecewa berat, Dani turuti permintaan Lea ini."Ok. Kalau itu maumu. Aku akan temani mamamu disini sampai kamu pulang.""Dan...terima kasih, tapi boleh aku tanya sesuatu padamu?""Katakan," sahut Dani malas. Awalnya Lea juga ragu untuk menanyakan, tapi sudah terlanjur meminta, akhirnya Lea lakukan."Darimana kamu tahu apartemen kami?"Terdengar Dani tertawa lirih, sebelum berujar."Kamu tak perlu tahu dari siapa, tapi yang pasti bukan itu yang harus kamu risaukan, tapi bagaimana aku masih peduli padamu, pada mamamu. Aku benar-benar nggak mau kamu terjebak sama drama-dramanya atasan sialan itu!"Lea tak berani berkomentar atau menyela, baginya ini adalah hak Dani untuk mengumpat tertuju pada Vin, karena naluri pria Dani sudah membaca soal kedekatan tak wajar antara dirinya dan Vin sejak diawal."Thanks ya Dan. Anggap aku berhutang pad
Baca selengkapnya
Cinta Ini Mendekap Tubuhku
Lea spontan menyentuh wajahnya. Aida benar, dirinya mirip dengan mendiang ibu Vin, Letizia.Lea jadi berspekulasi tentang ucapan Sekretaris Li waktu itu, kalau sebelum-sebelumnya, Vin sudah banyak mengetahui tentang dirinya. Tapi sejak kapan? Lea menerawang menyelidik. Kira-kira kapan secara tak sengaja dia dan Vin bertemu, sampai pada keputusan Vin mengangkatnya jadi asisten pribadi."Apa lihat foto CV ku, ya? Tapi perasaan, aku pas foto nggak pake kacamata," gumam Lea, tapi buru-buru mengetikkan suatu pertanyaan pada Aida.'Pak Vin pernah bilang, kalau dia adalah pembunuh ibunya. Apa yang sebenarnya terjadi?'Belum juga mendapatkan balasan Aida, suara ketukan di pintu mengagetkan Lea."Lea? Apa kamu sudah tidur?""Ehm..." Lea menatap ponselnya, balasan dari Aida yang lebih menarik perhatiannya, dibandingkan menanggapi pertanyaan Vin.'Apa Vin benar-benar mengatakannya padamu?'Lea putuskan untuk tak menjawab, tapi segera naik ke tempat tidur, lalu beringsut masuk ke dalam selimut.
Baca selengkapnya
Lea Dalam Bahaya
Pagi hari setelah sarapan, Lea segera berujar tentang apa yang sudah mereka bicarakan sehari sebelumnya."Apa semua sudah beres? Apa yang harus kita lakukan pagi ini? Dokumen-dokumen itu sudah aku tanda tangani, lalu apa lagi tugasku?" rentetan pertanyaan Lea, sudah tak sabar menanti jawaban..Vin melirik ke arah Sekretaris Li dan Morgan yang berada di meja sebelah. Suasana sarapan minggu pagi di salah satu hotel ternama di kawasan Puncak, Bogor ini tampak ramai dengan hawa sejuk sekaligus hangat menggoda kulit, tapi Vin lebih tertarik pada dua orang kepercayaannya ini."Ternyata rencana Miranda mengajak ke sini tidak ada kerugiannya sama sekali. Mereka berdua bisa berlibur sementara waktu, dan semalam aku juga dapat kesenangan.""Aku sedang bicara serius, kenapa kamu justru ke hal lain?" Lea cemberut, selalu saja Vin seperti ini, pikirnya.Vin tersenyum cerah seterang matahari pagi ini. Kunyahannya berlanjut saat suapan satu sendok nasi goreng itu sudah memasuki mulutnya."Hari ini a
Baca selengkapnya
Bersandar Padaku, Hilangkan Ketakutanmu
Vin berlari, memaksa melewati kerumunan yang kemudian beralih pada area dimana Lea dan penjual strawberry tadi berada."Minggir! Biarkan saya lewat!" pintaan tajam Vin, dengan kedua tangan berusaha mendorong pelan orang di samping kanan kirinya agar mendapatkan jalan, hingga sampai di depan Lea dengan ekspresi sangat tegang."Lea. Kamu tak apa-apa?" Rasa khawatir tak dapat Vin sembunyikan, segera ia jadikan tubuhnya sebagai tameng bagi diri Lea yang setengah terbangun dengan raut ketakutan."A a apa, itu tadi?" tanyanya sampai tergagap tercengang. Tubuhnya bergetar, teriakan Vin saja sudah buatnya begidik, apalagi seperti letusan tengah terjadi di area belakang tempatnya berdiri tadi.Kegaduhan segera terjadi, satu toples kaca berukuran besar berisi manisan buah pecah, sehingga tadi menjadi satu rangkaian bunyi-bunyian yang seketika membuat panik orang-orang di sekitar kios tempat display toples itu berada."Tembakan tembakan!" teriak seorang pria pencetus keramaian selanjutnya, di t
Baca selengkapnya
Jika Engkau Pergi, Hilang Dariku
"Mama!" panggil Lea setelah membuka kamar perawatan sang ibunda, Sarah.Lea segera menghambur, memeluk ibunya dengan erat."Maafin Lea, Ma. Jam segini baru kesini," ucapnya kemudian penuh sesal."Tak apa. Ini diluar rencana. Kalau harus kesini hari ini, benernya juga masih biaa mama tahan sakitnya, tapi nggak tahu ya, lihat ada Dani datang, mama jadi kecetus ide datang kemarin. Pas banget dia ke rumah, jadi mama bisa minta tolong sama dia.""Makasih ya, Dan." Lea beralih pada pria muda yang duduk di hadapannya, dan terlihat kusut, setelah mendapat penjelasan langsung dari Sarah. "Aku nggak tahu harus balas apa sama kamu." Hati terdalam Lea menyertai ucapannya barusan."It's okay. Mamamu sudah kuanggap kayak mamaku juga. Aku selalu berharap mamamu bisa jadi pengganti mamaku yang sudah nggak ada.""Duh, hati mama langsung ser gitu kalau Dani sudah ngomong begini. Kan mama jadi tersanjung, kalau bisa punya anak laki sebaik kamu, Dan."Lea tersenyum getir, harapan Sarah adalah tujuannya d
Baca selengkapnya
Vin VS Dani
"Bagaimana aku bisa banyak tahu, itukan yang mau kamu tanyain?" Lea semakin salah tingkah. Dani bahkan terlebih dulu mendahului pikirannya."Kapan kamu akan sadar, dengan siapa kamu berhubungan, Lea? Kapan?!"Hujaman pertanyaan dari Dani, tentu tertuju pada Vin dan kemungkinan Dani juga tahu dari orang di sekitarnya."Apa Natalie yang cerita ke kamu? Atau siapa?" selidik Lea, sudah tak bisa sembunyikan keinginantahuannya, meski Dani bisa saja akan mengambil kesimpulan, kalau apa yang dia ketahui benar adanya."Iya, tentu saja dia. Dan aku sungguh nggak menyangka, kalau apa yang pernah Sofie katakan itu memang kamu. Fotomu memakai gaun putih, yang hanya ditunjukkan Natalie ke Sofie itu kamu lagi pake baju pengantin.""Tapi Dan...""Sudah jangan pungkiri lagi, please. Aku muak!" protes Dani. "Aku bukan anak kecil yang gampang di bohongin, Lea. Terus kamu harap, aku diam aja gitu, tahu kamu sedang terlibat drama yang aku nggak ngerti, kenapa kamu sampai mau saja di bodohi presdir nggak t
Baca selengkapnya
Dilema Sang Pengawal Pribadi
Dibagian lain, Lea kembali ke kamar Sarah, setelah sempat menemui dokter untuk pengenalan diri, sekaligus menanyakan tentang keadaan ibunya."Mama!" panggilnya dengan napas terengah-engah, setelah sempat berlari dari ruang tunggu VIP ke meja utama perawat penjaga lorong bagian kamar perawatan untuk ibunya."Apa, Sayang? Kamu kok kayak habis dikejar-kejar anjing, memang habis darimana?" Sarah terkekeh melihat kelakuan putri satu-satunya ini."Pak Vin tadi bilang ada visite dokter, langsung aja aku ke orangnya." Lea jeda ucapan untuk mengatur napas dengan membungkuk dan memegang kedua lututnya."Lha terus kenapa pake lari-larian segala? Ya ampun Lea, kamu itu sudah gede lho, nak. Sudah bikin repot dua cowok. Mama jadi suka nggak enak sama dua-duanya. Kamu ini jadi suka yang mana? Jangan mainin hati pria, bahaya!"Lea tegakkan badan lagi, berganti jadi langkah mendekat pada Sarah."Maksud mama, Dani sama Pak Vin?""Lha iya, masa Pak satpam!""Kok mama tahu? Pasti Pak Vin sama mama habis
Baca selengkapnya
Cruel Summer ( Musim Panas Yang Kejam )
"Kalau ketahuan Pak Vin, nanti aku yang tanggung jawab kok, mas. Percaya deh sama aku, mas."Lea masih memaksakan diri agar Robbi bisa menjadi orang kepercayaannya, meskipun tidak sepenuhnya diandalkan."Baiklah, kalau sekedar info, bagaimanapun juga, kapasitas saya hanya bawahan dari Presdir Vin."Lea biaa tersenyum lega, paling tidak akan memiliki sedikit akses untuk mengetahui beberapa hal dari yang Vin lakukan, tapi tak ia ketahui. Tidak selalu orang polos, juga harus tampak bodoh, tapi bisa manfaatkan kepolosan ini untuk jadi kamuflase menilai dan dapatkan banyak informasi.Lea baru melanjutkan percakapan, setelah masuk ke dalam mobil yang beberapa kali sebelumnya selalu jadi alat transportasinya, bila tidak bersama dengan Vin dalam satu mobil. "Mas Robbi tahu, dimana Pak Vin sekarang?" Lea masih saja menanyakan hal yang sama."Dari laporan tim sih, ke daerah Kemang, sebelum beliau minta balik ke rumahnya.""Oh, terus Mas Robbi sudah kerja jadi anak buahnya Pak Morgan dari kapa
Baca selengkapnya
Jelaskan, Please....
"Saya...nggak janji ya, mbak. Maaf."Lea kembali cembetut, terpaksa setuju dengan Robbi kali ini. Tugas dan tanggung jawab pekerjaanlah yang jadikannya memberi jawaban diplomatis seperti ini.Lea segera memasuki lobbi, tapi karena ingin segera ke unit apartemennya, Lea tak menunggu sampai diantar oleh Robbi ke atas.Lea hamburkan tubuhnya ke atas kasur, rasanya benda satu inilah yang sekarang jadi paling dia rindukan."Capek," perih Lea. Sekarang sudah menelentangkan kedua tangan, menatap nanar ke arah plafon. "Gue jadi pengen tahu banyak tentang nyonya Letizia. Apa yang terjadi saat kematiannya ya? Pak Vin mau nggak ya cerita ke gue langsung?" Lea hela napas panjang, memberi jawaban untuk pertanyaannya sendiri. "Kayaknya nggak bakal mau," sedihnya."Aida!" pekiknya sendiri. "Hari inikan ada janji ketemu sama dia." Secercah harapan untuk mendapatan informasi mengenai Letizia jadi pelecut Lea untuk segera membersihkan diri, dan kemudian berganti penampilan, untuk keluar dari unit apart
Baca selengkapnya
Tak Akan Ku Biarkan Dia Tersakiti!
"Nggak ada yang perlu di jelaskan." Vin berdiri, setelah berikan jawaban. "Sebaiknya kita tunggu perkembangan selanjutnya."Lea ikut berdiri, getir itu masih terbawa dari pertanyaan untuk Vin selanjutnya."Ada yang kamu sembunyiin, kan? Aku memang masih menduga-duga, tapi ku kira ini ada hubungannya sama kejadian di masa lalu yang nggak aku ketahui, dan berimbas sampai sekarang. Akibat itu--""Hentikan!" sela Vin tajam. "Kamu jangan berpikiran terlampau jauh. Fokus saja sama kesehatan ibumu, hindari pikiran semacam itu. Serahkan semuanya padaku, ini bukan urusanmu!"Lea tertunduk, sudah sedih karena kondisi ibunya, ditambah kena semprotan Vin begini, semakin membuatnya semakin sendu."Aku pulang dulu, ganti baju, baru kesini lagi. Ada Robbi yang ganti temani. Kalau ada apa-apa, bilang saja ke dia. Hati-hati." Vin sentuh punggung Lea, maju selangkah, sedianya akan mengecup kening Lea, tapi karena pemiliknyaq masih sibuk dengan tangisan, Vin putuskan melepaskan, lalu berpamitan."Sampa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
14
DMCA.com Protection Status