All Chapters of ISTRI KONTRAK CEO AROGAN: Chapter 91 - Chapter 100
132 Chapters
Hadapi Seorang Diri
Keesokan harinya, Lea memutuskan mematahkan jadwal cutinya sendiri untuk datang ke kantor. Bagaimanapun juga, dia harus hadapi, pikirnya.Sebelum berangkat, Lea pastikan terlebih dahulu kalau keadaan ibunya stabil, dan tidak ada yang terlalu dikhawatirkan. Meskipun tetap timbul rasa was-was, tapi paling tidak, Sarah dalam pengawasan lebih intensif bila didalam ruang perawatan ICU seperti sekarang ini.Awal hari yang tak dibayangkan sebelumnya oleh Lea. Hujan turun rintik-rintik, dan awan bersuasana sendu, jadi pengiring langkah cepatnya memasuki lobby kantor setelah turun dari ojek mobil online.Langkahnya sempat gontai, saat memasuki area lobby, disambut dengan tatapan hampit serempak dari para rekan pegawainya.Sebelumnya, Lea hanyalah pegawai biasa, dengan penampilan tak silaukan mata. Dandanan standart, wajah tersembunyi dibalik kacamata, dan karakter Lea yang introvert, walaupun dikenal ramah. Hanya dengan Windalah, Lea menemukan souomate sefrekuensi sebagai pegawai yang sama-sa
Read more
Pemutarbalikkan Fakta
Saat jam makan siang. Setelah menelpon ibunya, yang ternyata sudah mengalami banyak pemulihan baik, menjadi kelegaan tersendiri untuk Lea.Dipinggirkan lembaran dan tumpukan dokumen sebagai bentuk selesainya tugas hari ini. Walaupun tanpa perintah dari Vin, dan ruangan itu sepi, tapi Lea penuhi dengan kesibukan juga bunyi-bunyian yang ditimbulkan dari tuts ketikan atau alat-alat tulis yang saling terpakai silih berganti."Done. What's next?" gumam Lea sendiri, lalu menatap ke pintu. Memang tak ada yang diberitahu, dia akan masuk kerja hari ini, tapi sangkanya, mulut-mulut diluar sana sudah menebar tentang keberadaannya kini."Gue harus cari tahu," putusnya, lalu mencari nomor orang yang paling dibutuhkannya saat ini, Winda."Win. Kerjaan lo sudah beres, kan? Gue tunggu ditoilet ya. Gue males banget keluar sendirian," pinta Lea lewat panggilan.Setelah mendapat jawaban Winda yang akan segera datang, Lea buru-buru berdiri dan meraih tas, bersiap untuk pergi."Lea. Lo dicariin manager
Read more
Merasakan Hadirmu Dalam Hatiku
Selepas keluar dari ruangan manager keuangan, Lea jadi terlihat murung, bahkan ocehan Winda tak bisa membangkitkan moodnya."Lea. Bapak itu siapa? Kok liatin lo, kayak nungguin?" Lea baru keluar dari lamunan, ketika menyadari ucapan Winda bersamaan sosok pengawalnya sudah dekat."Dia...Mas Robbi...bodyguard," jawab Lea tak antusias."Bodyguard siapa? Presdir Vin? Lha bukannya orangnya nggak ada?"Belum juga Lea menjawab, Robbi sudah menguaknya sendiri."Nona. Mau makan siang dimana? Lewat lift sini saja," satu tangan Robbi mengarah ke samping dimana letak lift khusus yang biasa digunakan oleh Vin itu berada."Jadi Pak ini bodyguard lo?" terkejutnya Winda, sebagaimana ekspresi yang ditunjukkan sekumpulan pegawai di depan lift lain, sembari melongok ke arah yang ditunjuk dan saling berbisik-bisik. "Iya.""Wow. Berarti aku ikut naik liftnya Pak Vin dong ini?" pekik Winda setengah tak percaya."Hanya selama bersama Nona, anda boleh masuk sini," pertegas Robbi, sekaligus beri batasan.W
Read more
Walau Ku Jauh
Vin masukkan ponsel dengan laporan berupa kiriman video dari Robbi barusan ke dalam saku celananya, lalu menemui tamu yang sudah dia tunggu sedari tadi, tapi terjeda sementara, setelah merasakan perlu menanggapi pesan dengan nada dering sudah diatur khusus, sebagai pertanda Robbi adalah sang pengirimnya."Selamat sore Tuan Dharmawan.""Selamat sore, Tuan Jamal. Maaf, anda harus menemui saya disini," ucap Vin setelah membalas jabatan tangan pria berkebangsaan Amerika dihadapannya ini."Tidak masalah buat saya, kadang kala bekerja juga perlu dibarengi liburan, bukan?" sahut pria bernama Joe Jamal Jr, yang merupakan pengacara khusus menangani persoalan bisnis keluarga Dharmawan yang ada di luar negeri, baik itu peredaran aset fisik dan non fisik maupun dokumen-dokumen penunjangnya."Jadi, ini soal rencana yang saya bicarakan waktu itu," pembuka Vin."Tentang perusahaan baru itu, benar kan?""Yes, sekaligus mematahkan dokumen wasiat dari ayah saya.""Iya, saya sudah dengar anda sudah men
Read more
Siasat Boomerang Vin
Setelah kembali di ruangan dan selesaikan makan siangnya, Lea mendapatkan tamu tak terduga. Seorang wanita cantik berprofesi sebagai artis itu ingin berbicara dengan dalih mencari kepastian secara baik-baik."Apa beneran gosip itu?" tanya Wilona, salah satu wanita pengharap hati Vin. "Katanya, lo tipe cewek introvert yang cuma mau banyak bicara sama teman dekatmu, tapi gue harap, lo jujur sama gue."Cantik, menarik, profesi artis yang mentereng, dari cara bicaranya mudah bergaul dan cerdas. Bagi Lea, Wilona tidak ada minusnya, jadi dia coba cari tahu, kenapa Vin tidak menyukainya. "Iya," jawab Lea singkat saja. "Jadi bener, Vin sama kamu sudah...sudah...""Sudah menikah? Iya, benar."Wilona mendengus tak percaya. Coba berpaling dari Lea, tapi untuk beberapa detik, melakukan hal sama dengan Lea, yaitu sama-sama menilai lawan bicaranya."Bagaimana mungkin?" berkesan keceplosan, tapi Wilona mengutarakan memang datang dari hati."Ku kira kamu akan paham. Sebagai pemain film, harusnya t
Read more
Kami Sudah Menikah
"Pak Vin?"Setelah hampir satu minggu, nama itu hanyalah sebuah nama, Lea ikut terperanjat kaget, saat ibunya mengisyaratkan adanya kehadiran, dibalik penyebutan namanya."Selamat malam, Nyonya. Maaf, saya baru menjenguk anda."Lea hampir terjatuh, kalau saja tidak segera berpegangan saat wajah tampan Vin memang telah hadir didalam kamar perawatan ibunya."Pak Vin?" ulang Lea menirukan ucapan ibunya dengan polosnya.Vin tersenyum setelah mendapati ekspresi kaget dari Lea."Apa perlu kenalan lagi?" candanya. "Atau aku berubah jadi lebih tampan, setelah lama nggak ketemu?" imbuhnya sumringah, jauh dari setelan pabriknya yang dingin."Apa sih?!" gumaman kesal Lea, lalu membuang muka.Kesel?Tentu saja. Sudah beberapa hari tak memberi kabar, sekalinya datang, Vin justru beri kejutan berupa candaan narcis."Bagaimana keadaan anda?" Vin melewati Lea, untuk berikan salam berupa pelukan sebentar, sebelum memberikan sebuah buket bunga dan tentu saja, makanan lagi."Baik. Saya merasa sangat sp
Read more
Jangan Mengusirku
"Ada apa denganmu?"Lea terkejut. Bukan hanya soal pertanyaannya, tapi juga siapa yang menanyakannya."Apa maksud anda?" pertanyaan Vin dijawab pertanyaan Lea."Karena itu aku bertanya padamu.""Anda ngomong apa, sih? Saya benar-benar nggak ngerti." Lea terlihat frustasi sendiri. Apapun itu, bila ada hubungannya dengan Vin, rasanya jadi sesuatu yang menjengkelkan untuk Lea."Ya sudahlah, lupakan." Jalan akhir Vin agar tidak saling berargumen berkepanjangan."ih, nggak ngerti deh!" Lea raih tas kerjanya, beserta barang-barang lain menjadi satu rangkaian dijinjingan tangan kanannya. "Aku pulang dulu ya, Ma. Hari ini capek banget. Ngantuk," pamitnya.Lea kecup kening Sarah, bersamaan kalimat-kalimat doa terbaik untuk kesembuhan ibunya ini."Lho, kamu kan belum cerita soal pernikahanmu sama Pak Vin?" "Semua itu atas kendali Pak Vin, jadi Mama tanyain saja sama beliaunya. Lea pulang dulu ya." Lea lambaikan tangan hanya pada ibunya. Sikap ketusnya ini sengaja di tunjukkan pada Vin, sekali
Read more
Aku Ingin Tidur Dengamu
"Aku ingin tidur sama kamu."Vin mengulang permintaannya lagi, dikiranya Lea tak terlalu jelas mendengar ucapannya tersebut."Iya, sudah tahu. Maksudmu mau tidur sama aku, itu maunya gimana? Kan kamu bilang ini asetmu, jadi ya tidur aja dimana yang kamu mau, sofa juga kosong, atau kasur dikamar mama, juga nggak masalah, kan ukurannya lebih gede daripada sini." Panjang lebarLea jelaskan."Tapi aku maunya disini."Orang ini sebenarnya maunya apa sih? batin Lea, mencoba meraba-raba tiap ucapan Vin yang terduga menuju pada satu maksud tertentu."Maksudnya tidur berdua?" tebak Lea, disambut anggukan Vin. Lea bisa rasakan, seorang searogan Vin mendadak berubah jadi kekanakan, hanya karena urusan 'mau.'Lea hela napas, diturunkan ujung selimut sebatas kaki, sehingga bagian dada sampai ke pundaknya jadi terekspos lagi."Tapi nggak segampang itu, kan?""Maksudnya?" Vin mulai beranikan diri mendekati sang singa betina. Vin berganti bersandar lebih santai, dengan kedua kaki disilangkan, dan ked
Read more
Ku Rindukan Ragamu ( 21+ )
Semesta seolah berpihak pada keduanya. Dari dalam kamar berukuran tak terlalu besar ini, terdengar suara hujan, sehingga menambah sendunya suasana dimana gairah mulai membuncah.Seperti layaknya, Vin menjadikan dirinya komandan penuntun tiap gerakan untuk tujuan klimaks bersama, tapi kali ini kembali berbeda.Vin bisa rasakan, perlakuan yang dia arahkan pada dua aset kembar Lea ini, dibalas wanita pengisi hatinya ini dengan memainkan senjatanya dibawah sana.Vin tersenyum. Siapa yang nggak akan merasa tersanjung, bila partner bercintanya terlihat juga sangat menginginkannya.Vin sudah tak lagi melihat Lea sebagai gadis polos yang malu-malu ketika mulai menyentuhnya. Lea telah jadi wanita dewasa, sudah tahu apa yang dia mau.Dengan jantung berdebar dan akal sehat yang lenyap, Vinpun tenggelam dalam provokasi dari desahan Lea. Lumatannya semakin diperdalam, ketika percikan gairah itu menjadi kobaran tak terbendung.Masih dalam pagutan bersama, Vin mendorong tubuh Lea agar merebah. Sudah
Read more
Ku Ada Untukmu
"Lea...ibumu telpon."Lea buka mata malas, tapi refleks menerima ponsel yang di berikan Vin. Nama Sarah tertulis dilayar, tapi Vin tak berniat mengangkatkannya untuk Lea, meski sudah tahu status mereka."Iya, Ma?" Ditegakkan punggungnya yang kaku-kaku selepas bercinta, bersandar pada bantal yang sengaja ditata Vin berposisi berdiri. "Ada apa? Kenapa telpon pagi-pagi?" rentetan pertanyaan Lea yang seketika akan panik bila ibunya menelpon diwaktu-waktu tak lumrah."Pagi? Lea? Ini jam berapa?!" pekik Sarah diujung telpon, sampai membuat Lea harus menjauhkan ponsel tersebut dari telinganya."Sejak kapan jam 10 kamu bilang pagi?!" omel Sarah. "Cuci muka dulu sana. Kalau memang baru bangun tidur, terus makan baru ke rumah sakit. Kata dokter, kalau hasil lab bagus semua, besok mama boleh pulang. Pantesan, ditungguin sampai dokternya visite, nggak nongol-nongol. Mama mau tanya soal pernikahanmu, tapi mama mau, bicaranya langsung.""Iya, siap laksakan, Bu Komandan. Saya makan dulu, baru mandi,
Read more
PREV
1
...
89101112
...
14
DMCA.com Protection Status