All Chapters of Istri Yang Menghilang: Chapter 11 - Chapter 20
77 Chapters
Saingan Cinta
Pagi-pagi sekali Hanna berlari seperti biasanya, dia mengitari lingkungan sekitar bangunan apartemennya.Ketika dia telah berlari setengah putaran terdengar suara seseorang disampingnya."Selamat pagi, Hanna. Meskipun sibuk, kamu termasuk orang yang konsisten berolahraga ya."Ketika Hanna menoleh pada sumber suara itu mendadak bulu kuduknya berdiri."Pria menyebalkan ini lagi, huh!" gumam Hanna yang hanya bisa didengarnya sendiri."Apakah kamu menerima semua bunga-bunga yang ku kirimkan padamu? Apakah kamu suka?" tanya Aiden pada Hanna."Sepertinya tempat sampah di ruangan ku menyukainya, sehingga bunga-bunga itu ditempatkan di sana," sahut Hanna ketus."Apakah kamu tidak menyukainya? Baiklah, lain kali akan aku pilihkan jenis bunga yang berbeda, kamu menyukai bunga apa selain lily putih?" ujar Aiden dengan wajah sok polos."Tidak perlu, jangan kirimkan bunga jenis apapun lagi padaku.""Apakah kamu menginginkan sesuatu? Perhiasan? Mobil? Tas?" tanya Aiden lagi."Kamu pikir aku wanita
Read more
Mengganggu Makan Siang
Aiden menekan tuts pada telepon dan menelepon James, "Paman, bisakah kita bertemu? Ada hal penting yang ingin aku bicarakan."James dan Hanna saat ini baru sampai di restoran dan memesan makanan, "Apakah sangat mendesak?" tanya James."Ya, Paman. Aku ingin bertemu denganmu segera," ujar Aiden."Aku kebetulan sedang makan siang bersama Hanna di restoran Halmarywest. Apakah kamu mau bergabung bersama kami?" ujar James menawarkan."Baiklah, aku akan segera kesana," ujar Aiden lagi.Kemudian Aiden menutup panggilan di telepon dan mengemudikan mobilnya menuju restoran Halmarywest.Sesampainya di restoran tersebut, dia langsung menuju ke ruang privat yang disebutkan oleh James."Maaf Paman, harus mengganggu makan siang kalian," ujar Aiden ketika dia telah memasuki ruang makan."Tidak masalah. Aiden, mari bergabung dan makan siang bersama kami," ujar James."Kenapa sih pria ini selalu ada dimana-mana?" kesal Hanna dalam hati."Halo Hanna, tidak keberatan kan jika aku ikut bergabung dengan ka
Read more
Khawatir Jika Dia Kembali Mengingat Kebenciannya
Setelah berbicara banyak dengan James, Aiden justru baru menyadari beberapa hal.Alena sebelum kehilangan ingatan, dia sangat membenci Aiden. Banyak kekecewaan yang didapatkan oleh Alena.Aiden tidak siap jika harus kehilangan Alena lagi.Apakah dia justru seharusnya bersyukur Alena kehilangan ingatan? Dengan begitu dia bisa memulai semuanya dari awal untuk meluluhkan hati Alena sekarang.Memulai semuanya? bukankah dia memulai semuanya dengan menculik dan memperkosa Hanna?"Dasar bodoh kamu Aiden!" dia memarahi dirinya sendiri.Bahkan, ketika Alena sekarang hidup dengan identitas sebagai Hanna pun, Aiden mengawali hubungan mereka dengan melakukan sesuatu yang tidak pantas.Setiap kali bertemu, Hanna tampak ketakutan padanya. Dia bahkan selalu membuang bunga-bunga yang dikirim oleh Aiden."Apa yang telah kulakukan?" Aiden mengacak-acak rambutnya karena kesal."Aku tidak boleh terlalu agresif mulai sekarang, harus bersabar untuk mendapatkan hatinya lagi."Aiden berbicara kepada dirinya
Read more
Perbedaan Pendapat
Hari ini Hanna mulai bekerja di Institut Penelitian AS. Seperti biasa, Hanna selalu didampingi oleh Mia sebagai asisten pribadinya.Sebelum memulai pekerjaan mereka, Hanna mengumpulkan rekan-rekan satu timnya untuk melakukan rapat singkat tentang pembagian tugas.Mia membagikan modul jadwal dan tupoksi kepada para ilmuwan dan ahli kesehatan yang berkumpul."Seperti kita semua ketahui, bahwa setelah berbulan-bulan kita merancang hipotesis proyek kita, sekarang sudah saatnya kita melakukan riset dan eksperimen. Aku harap, kita bisa bekerja sama dengan baik sebagai tim. Di dalam modul yang dibagikan tersebut, selain berisi tentang kesepakatan kita sebelumnya, juga berisi tentang paparan tugas dan jadwal yang terperinci," ujarHanna memberikan arahan awalnya.Para anggota tim pun mulai membuka dan membaca tiap-tiap lembar modul tersebut."Aku heran mengapa kalian lebih mendukung program penelitian milik Hanna dibandingkan dengan milikku? Padahal kalian sendiri tahu bahwa teknik Balon Valp
Read more
Dia Terlihat Sangat Cantik
"Hahaha.. Hanna, apa kamu melihat wajah Shopie tadi? Wanita menyebalkan itu berusaha keras mendekati Aiden, tapi Aiden selalu mengabaikannya. Dia itu memiliki kepercayaan diri yang berlebihan," ujar Mia.Hanna menanggapi dengan tersenyum, "Sssttt, Mia. Jangan berbicara terlalu nyaring, siapa tahu dia ada di dekat kita dan mendengar.""Biarkan saja jika dia mendengar. Aku kesal setiap kali kita akan bekerja melakukan penelitian, Shopie selalu bertentangan denganmu. Dia sangat iri, karena kamu selalu lebih menonjol darinya."Hanna menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar perkataan Mia."Hanna, apakah kita akan langsung menuju ke rumah sakit sekarang?" tanya Mia."Cukup lama aku tidak berjalan-jalan di pusat perbelanjaan. Bagaimana kalau kita kali ini berjalan-jalan di sini dahulu?" kata Hanna."Hmmm, ya, kamu memang perlu berbelanja. Terutama untuk cara berpakaian mu. Tidak kah kamu bosan mengenakan warna hitam dan putih setiap hari?""Apa?" Hanna berpikir setelah mendengar perkataan Mi
Read more
Apakah Dia Menghindarinya?
Pagi-pagi sekali Aiden telah bangun, dia berharap bisa bertemu Hanna sebelum dia pergi berlari pagi ini.Dia menunggu di depan pintu kamar apartemen Hanna sambil menenteng kantong belanja yang berisi pakaian-pakaian yang dibelinya untuk Hanna.Hampir 1 jam Aiden menunggu, lalu kemudian dia mencoba mengetuk pintu kamar apartemen Hanna.Setelah beberapa saat Aiden mengetuk, pintu kamar apartemen Hanna tidak juga kunjung dibuka."Ada apa ini, kemana dia? Apakah dia tidak pulang dari semalam?"Karena rasa penasarannya akhirnya Aiden memutuskan menggunakan sebuah benda kecil berbentuk persegi dan berwarna hitam. Komputer mini, yang sekilas terlihat seperti sebuah telepon biasa. Benda itu hanya bisa dimiliki oleh peretas teratas."Dari seluruh kamera pemantauan cctv di sekitar sini sepertinya dia tidak pulang ke apartemennya semalam," gumam Aiden.Aiden memainkan jari jemarinya pada benda hitam tersebut lagi dengan cekatan."Itu dia. Ketemu," ujar Aiden sambil mengamati benda hitam itu lagi
Read more
Kepalanya Terluka
Sesampainya di Institut Penelitian AS, Hanna segera turun dari mobil Aiden. Dia takut rekan-rekan kerjanya akan melihat dia datang bersama dengan Aiden.Hanna tidak ingin orang lain menduga-duga yang tidak benar. Dia takut kelak prestasinya dikaitkan dengan hubungan tidak profesional.Lagipula dia memang tidak ingin orang-orang mengira bahwa dia memiliki hubungan dengan Aiden.Tidak pantas rasanya jika tersebar gosip bahwa 'Pemilik institut berkencan dengan ketua tim penelitian'."Hanna, Tung..gu." Belum sempat Aiden menyelesaikan kata-katanya, Hanna sudah berjalan dengan sangat cepat menuju ke dalam gedung, tanpa sempat mengucapkan sepatah kata pun pada Aiden."Mengapa dia begitu terburu-buru?" Aiden kebingungan.Sayangnya, ada sepasang mata yang sudah mengamati mereka berdua sejak datang tadi dari atas gedung."Huh! Hanna, kamu selalu merebut semuanya dariku. Sekarang bahkan kamu juga mendekati pria yang kusukai," ujar Shopie dengan kesal.Shopie merasa sangat kesal dan benci kepad
Read more
Jangan Anggap Remeh
Hanna dan timnya melanjutkan riset mereka. Ketika Hanna sedang memegang gelas berisi cairan kimia, seseorang menyenggolnya dari belakang.PRANKGelas yang berisi cairan kimia yang sedang dipegangnya terjatuh dan pecah seketika. Hampir saja tumpahan cairan itu mengenai tangan dan kakinya."Hanna, apakah kamu baik-baik saja? Maaf, aku tidak sengaja menyenggol mu," ujar Shopie padanya."Hmmm, ya tidak apa-apa," jawab Hanna dengan wajah tenang tanpa terlihat emosi apa pun."Oh, astaga. Apa yang terjadi denganmu? Kenapa ada luka di dahimu, Hanna?" tanya Shopie berpura-pura perduli."Tadi, ada pot tanaman yang terjatuh dari lantai atas ketika aku akan memasuki gedung dan kemudian mengenai kepalaku," ujar Hanna."Mungkin Tuhan memberi teguran agar kamu tidak terlalu serakah," ledek Shopie.Mia yang sedari tadi mendengarkan menjadi kesal dan marah, "Hei, Shopie. Kamu yang bersalah dan...""Mia, bisa kah kamu menolongku untuk melanjutkan pada bagian yang ini. Tolong ambilkan peralatan yang bar
Read more
Sosok Yang Familiar
Setelah mengantarkan Hanna ke Institut Penelitian AS, Aiden segera menjemput ibunya di rumah.Hari ini Aiden berjanji menemani ibunya untuk menghadiri peresmian toko perhiasan milik teman ibunya yang bernama Lisa Albert di sebuah pusat perbelanjaan terbesar di Amerika.Lisa Albert termasuk salah satu perancang perhiasan yang cukup terkenal.Setiap perhiasan yang dibuatnya begitu indah dan bahkan beberapa diantaranya bernilai fantastis."Lisa, selamat atas peresmian toko perhiasanmu. Sekarang selain di Eropa, kamu juga akan semakin terkenal di Amerika." Marta mengucapkan selamat dan memberikan pelukan kepada Lisa."Nyonya Albert, selamat atas peresmian toko baru milikmu. Aku tidak pernah meragukan keterampilan mu dalam merancang perhiasan. Semuanya tampak indah," ujar Aiden sambil menyerahkan hadiah buket bunga.Lisa menerima hadiah buket bunga itu dan mengucapkan, "Terimakasih kalian sudah menyempatkan hadir di acara peresmian toko ini, Marta, Aiden.""Di etalase sebelah sana adalah r
Read more
Shopie Tiba-Tiba Berubah
Hanna bekerja di laboratorium penelitiannya hingga malam hari. Dia begitu sibuk, hingga tidak menyadari hari yang terang telah berubah menjadi gelap."Uuhh, jam berapa ini? Aku terlalu asik dengan pekerjaanku, hingga tidak menyadarinya," Hanna berbicara pada dirinya."Hanna, ayo sudah cukup! Ini sudah larut malam," ujar Mia kepada Hanna."Mia, kamu pulang saja duluan, aku akan pulang sebentar lagi," sahut Hanna."Hanna, ini semua catatan penelitian hari ini. Aku sudah mengumpulkan semuanya menjadi satu kesimpulan," Shopie tiba-tiba muncul dan menyela pembicaraan Hanna dan Mia."Oke, terimakasih Shopie. Kerja yang bagus hari ini," ujar Hanna pada Shopie sambil mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum."Baiklah, aku akan pulang lebih dulu. Sampai jumpa Hanna,Mia," ujar Shopie lagi."Oke, sampai jumpa," Hanna melambaikan tangannya, sedangkan Mia ternganga dan kebingungan melihat perubahan Shopie yang tiba-tiba."Dia..Dia.. ," Mia masih kebingungan untuk berkata-kata, hanya tangannya yan
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status