Semua Bab Istri Yang Menghilang: Bab 21 - Bab 30
77 Bab
Memberikannya Hadiah
Ketika Hanna dan Aiden baru saja sampai di apartemen, telepon Hanna berbunyi. Hanna menjawab teleponnya sambil berjalan menuju kamar apartemennya."Hanna, dimana kamu selarut ini? Ayah bertanya pada Mia, katanya kamu malam ini tidak ada jadwal di rumah sakit," terdengar suara Dante yang khawatir."Ayah, aku bekerja hingga terlalu larut malam di institut penelitian. Aku memutuskan pulang ke apartemenku saja malam ini Ayah. Selain karena jaraknya lebih dekat, aku juga sudah terlalu lelah. Maaf membuat Ayah khawatir," ujar Hanna."Syukurlah jika kamu baik-baik saja, Ayah khawatir terjadi sesuatu padamu, karena sedari tadi panggilan teleponmu tidak dijawab. Sekarang kamu beristirahatlah," ada kelegaan di suara Dante."Selamat malam, Yah," ujar Hanna lalu kemudian menutup teleponnya.Aiden yang sedari tadi mendengarkan Hanna bertelepon, kemudian bertanya, "Apakah ayahmu selalu sangat mengkhawatirkan mu?""Ya, dia selalu mudah merasa khawatir sejak aku diculik di Valletta," jawab Hanna."Be.
Baca selengkapnya
Peretas Hebat
Setelah mereka mengobrol beberapa saat, Aiden menerima panggilan telepon dari asistennya, Jefri. Dia kemudian bersiap untuk pergi dari tempat tinggal Hanna."Apa kamu yakin, tidak ingin aku mengantarmu pergi ke rumah sakit?" tanya Aiden."Aku ingin beristirahat dan menenangkan diri sejenak, aku akan pergi ke rumah sakit di siang hari ketika jadwal operasi jantung. Bukankah asisten mu sedang menunggumu? Lebih baik kamu segera menemuinya.""Tapi, bagaimana cara kamu pergi ke rumah sakit? Bukankah mobilmu saat ini di kediaman Miller?" tanya Aiden."Mia akan menjemput ku kemari, kamu pergi duluan saja. Sepertinya asisten mu ingin menyampaikan hal mendesak," ujar Hanna meyakinkannya. "Oke, aku akan pergi menemui Jefri. Kamu bisa menghubungiku jika kamu memerlukan bantuan," ujar Aiden."Kamu tidak perlu mengkhawatirkan aku," ujar Hanna."Oke, kalau begitu aku pergi dulu. Sampai jumpa," ujar Aiden sambil melangkah pergi meninggalkan tempat tinggal Hanna."Sampai jumpa," jawab Hanna.Jefri y
Baca selengkapnya
Operasi Yang Sulit
Siang harinya, Hanna pergi ke rumah sakit bersama Mia. Hanna menceritakan semua yang terjadi semalam."Kamu beruntung Ethan datang tepat waktu Hanna. Jika tidak, mungkin hal buruk terjadi padamu," ujar Mia prihatin mendengar cerita Hanna."Ya, tapi entah bagaimana keadaannya semalam, dia pergi begitu saja," jawab Hanna."Semalam aku ingin menunggumu dan pulang bersama-sama, tapi kamu bersikeras menyuruhku pulang. Ayahmu dan aku menelepon mu berkali-kali tapi kamu tidak merespon. Kami sungguh khawatir terjadi sesuatu padamu," ujar Mia dengan nada sedikit kesal."Iya, maafkan aku karena telah membuat kalian khawatir," ujar Hanna menyesal."Yang terpenting kamu baik-baik saja," sahut Mia seraya tersenyum pada Hanna.Ketika sampai di ruangan prakteknya, Hanna membaca ulang catatan kondisi pasien, dan catatan pemeriksaan terbaru hari ini."Mia, apakah kamu sudah menjelaskan kondisi pasien kepada keluarganya?" tanya Hanna."Ya, aku sudah menjelaskannya. Keluarga pasien siap dengan kemungkin
Baca selengkapnya
Kalung Liontin Bunga Lily
Hanna ikut menumpang mobil Mia, sedangkan Ethan membawa mobilnya sendiri.Mereka memilih sebuah restoran terdekat dari rumah sakit untuk menikmati Jambalaya sebagai makan malam."Hmmm, melegakan sekali, akhirnya rasa lapar ku terobati," ujar Hanna memegang perutnya yang kekenyangan."Ya, aku juga kenyang sekali," ujar Mia."Eh, tapi kenapa kamu makan sedikit sekali Ethan?" tanya Hanna."Aku sebenarnya tidak begitu menyukai rasa pedas," jawab Ethan dengan jujur."Wah, maafkan aku. Jika saja kamu mengatakannya sedari tadi, mungkin kita akan memilih restoran lain," ujar Hanna menyesal."Tidak apa, aku tahu kamu sangat menyukai makanan pedas," ujar Ethan."Wah, kamu perhatian sekali Ethan. Tapi bagaimana kamu bisa mengetahuinya?" tanya Mia penasaran."Oh, itu karena Paman Dante dan Bibi Clara pernah bercerita padaku," jawab Ethan cepat."Hahaha, kenapa kamu tiba-tiba terlihat salah tingkah seperti itu? Apa mungkin kamu menyukai Hanna ya?" ceplos Mia.Hanna mendadak merasa tidak nyaman kar
Baca selengkapnya
Tidak Gegabah
Pagi harinya ketika Hanna terbangun, dia melihat Dante dan Clara berdiri si dekat tempat tidurnya."Hanna, kamu sudah bangun? Apa yang kamu rasakan sekarang? Apakah ada yang sakit?" Clara bertanya dengan khawatir, karena semalam dia mendengar suara tubuh Hanna yang terjatuh ke lantai cukup keras."Apa kamu merasa pusing? Dan..mual?" Dante juga bertanya padanya.Hanna perlahan bangun dan duduk bersandar di kepala tempat tidurnya, "Aku hanya sedikit pusing, mungkin karena terlalu lelah. Ayah dan Ibu tidak perlu begitu khawatir.""Lebih baik kamu beristirahat dulu di rumah hari ini. Kondisimu sepertinya sedang tidak sehat. Kamu mau makan apa? Nanti akan Ibu masakan untukmu.""Aku akan memakan apa saja yang Ibu masakan untukku. Semua masakan Ibu adalah yang terenak," ujar Hanna sambil tersenyum."Sshh, keadaan begini masih sempat-sempatnya kamu menggombal, Hanna," ujar Clara sambil memegang kepala Hanna."Hanna, lebih baik kamu beristirahat dulu. Hubungi Mia untuk membantumu di rumah saki
Baca selengkapnya
Dimana Dia?
Semalaman Hanna tidak dapat tidur dengan nyenyak. Pikirannya terasa sangat kacau balau.Ditengah perasaan bingungnya akan identitasnya, karena beberapa kilasan ingatan tentang dirinya. Kabar kehamilan yang diterimanya begitu tiba-tiba."Apa yang harus kulakukan padamu?" gumam Hanna sambil mengelus perutnya yang masih rata."Dan jika aku adalah Alena, apa yang harus ku lakukan di kemudian hari?"Setelah berpikir panjang semalaman, Hanna mengambil keputusan."Aku akan menyelidiki semuanya sendiri dan dengan hati-hati. Tidak mungkin Ayah, Ibu, dan Ethan akan menjawab pertanyaanku. Mereka pasti punya alasan menutupinya. Aku akan mencari tahu lewat tes DNA."Keesokan harinya Hanna bangun pagi sekali dan mempersiapkan dirinya untuk berangkat bekerja.Clara dan Dante telah duduk di meja makan untuk sarapan."Hanna, pagi sekali kamu mau berangkat? Ayo sarapan dulu. Kamu harus banyak makan," Clara memanggilnya."Emm, aku harus melakukan sesuatu di Institut Penelitian hari ini Bu, aku akan sara
Baca selengkapnya
Tidak Ingin Cerita Terulang Kembali
Di sore hari, Dante menemui Ethan di dermaga. Mereka duduk di tepi laut dan berbicara di sana diiringi suara desiran ombak."Apa? Alena hamil?" mendengar kabar itu, Ethan menggenggam erat kedua tangannya yang terkulai disamping tubuhnya."Aku tidak ingin menutupinya darimu, bahkan jika aku menutupinya pun, hal ini tidak akan mungkin disembunyikan lebih lama. Kamu berhak mengetahuinya karena Alena adalah adikmu," ujar Dante."Ini.. takdir macam apa? Aku tidak mengharapkan jika suatu saat Alena akan kembali kepada Aiden hanya karena kehamilannya. Apa yang akan terjadi di kemudian hari jika ingatannya kembali? Dia akan kembali merasa frustrasi. Pria itu adalah sumber penderitaan bagi hidupnya di masa lalu," ujar Ethan."Tapi, anak dalam kandungan Alena tidak bersalah Ethan. Dia juga berhak mendapatkan kasih sayang kedua orang tuanya. Kamu tidak harus hidup dengan terus melihat ke belakang. Alena dan Aiden mungkin memang ditakdirkan bersama. Dan aku yakin, jika Aiden mengetahui tentang keh
Baca selengkapnya
Mungkinkah Dia Kembali
Hanna pagi ini bangun cepat seperti biasanya.Dia melakukan olahraga pagi, namun bukan berlari. Melainkan hanya sekedar berjalan kaki di taman area perumahan keluarga Miller berada.Dia ingin tetap sehat meskipun sedang hamil.Setelah dia merasa cukup lama berjalan kaki, dia duduk di bangku yang tersedia di taman itu."Sayang sekali, di taman ini bunganya tidak begitu banyak, dan bunga lily putih juga tidak ada," gumam Hanna sambil menghela napas.Hanna memegang perutnya yang masih rata, "Hmmm, sedang apa Aiden sekarang? Eh, kenapa aku tiba-tiba memikirkannya? Apakah karena aku sedang mengandung?" Hanna duduk beberapa menit di sana, kemudian dia memutuskan untuk kembali ke rumah. Sesampainya di rumah, Hanna mandi dan kemudian bersiap untuk berangkat bekerja."Hanna, pagi sekali kamu berangkat hari ini," ujar Clara."Iya Bu, pasien yang baru saja aku operasi dengan metode Bentall itu telah sadar setelah 3 hari. Aku harus memeriksanya.""Ya, Ibu sudah mendengar tentang pasien bernama J
Baca selengkapnya
Memeriksakan Kandungan
Dua minggu kemudian telah berlalu. Pagi sekali setelah bangun tidur, Hanna merasakan tidak nyaman pada perutnya dan kepalanya sakit, dia segera berlari ke kamar mandi, "Hueeeekkk.."."Ugh, belakangan 'morning sickness' ini semakin menjadi-jadi. Aku berharap ini semua segera berlalu setelah kehamilanku memasuki trisemester kedua," keluh Hanna.Setelah membersihkan wajahnya, dia merebahkan tubuhnya kembali ke tempat tidur.Dia menunda waktu sejenak untuk bersiap-siap ke Institut Penelitian.Setelah beberapa saat, Hanna tidak kunjung ingin beranjak dari tempat tidurnya, rasa mual dan pusing ini masih menghantuinya.'Tok tok tok'Terdengar suara ketukan di pintu kamarnya, kemudian pintu perlahan terbuka."Hanna, ada apa sayang? Tidak biasanya kamu terlambat bersiap untuk berangkat kerja. Apakah kamu sedang sakit?" tanya Clara khawatir.Clara meraba tangan, leher dan kemudian dahi Hanna."Sepertinya suhu tubuhmu normal, apakah kamu merasa mual dan pusing?" ujar Clara."Iya Bu, sepertinya m
Baca selengkapnya
Rahasia Ethan Hawk
"Kondisimu telah membaik cukup banyak Jake, aku pikir dalam beberapa hari kamu sudah bisa pulang ke rumah," ujar Hanna setelah melakukan pemeriksaan pada Jake."Benarkah? Terimakasih dokter," ucap Jake."Kamu beristirahatlah dengan baik, dan makan tepat waktu. Aku permisi dulu," ujar Hanna.Jake hanya tersenyum dan mengangguk.Hanna berlalu pergi dari ruang perawatan Jake."Dalam beberapa hari ini, aku harus mengatur strategi untuk kabur dari sini. Brian telah mengatur penjagaan yang begitu ketat terhadapku. Jika aku tidak lekas pergi, dia akan membawaku dan menyiksaku seumur hidup," pikir Jake.'Tik tik tik'"Hei, apa yang kamu pikirkan sehingga tidak menyadari kedatanganku?" Brian Hart menjentikkan jarinya di depan wajah Jake hingga ia terkejut."Bri.. Brian!""Kenapa setiap kali melihatku kamu seperti melihat hantu? Apakah aku sangat menakutkan?" Brian terkekeh melihat wajah Jake yang ketakutan."Aku, tidak pernah berniat menjebak mu ketika itu. Kamu lah yang tiba-tiba muncul dan m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status