All Chapters of DOA KUBUR TAK SEMPURNA : Chapter 21 - Chapter 30
81 Chapters
DALAM PERSEMBUNYIAN
“Gak usah jauh-jauh, deh, mimpinya. Masih banyak pilihan selain aku yang lebih pantas buat kelola butik milik Mr. Abraham. Mereka pasti sedang bercanda. Kamu tuh gak bisa bedain candaan atau enggak, Santi.”“Ini beneran, Nik. Mr. Abraham sampe minta aku cerita keseharian kamu di kos. Bu Silvia sudah cerita banyak ke dia soal cara kerja kamu di pabrik. Kamu tahu tidak, aku diajak mereka survei itu karena Mr. Abraham mau korek info dari aku. Dia itu tertarik sama kamu, saat serahkan sample bordiran. Katanya, kamu itu cerdas dalam berkreasi. Betewe, makasih, ya, gara-gara kamu, aku naik jabatan. Masih bulan depan, sih. Tapi, udah deal.”“Wah, selamat, Santi. Kamu memang pantas mendapatkannya,”balas Nikita sambil memeluk teman beda pabrik tersebut.Setelah mereka menempuh perjalanan selama dua puluh menit, akhirnya sampai juga di mess khusus staf. Nikita terbelalak melihat penampakan hunian khusus staf pabrik sepatu di depannya. Begitu elite dilihat dari depan dalam pandangan Nikita.Gadi
Read more
SUSULAN DARI KELUARGA
"Dia telepon aku. Gimana?”tanya Nikita sambil sodorkan layar ponsel.“Gak usah diangkat. Dia itu cek keberadaan kamu itu.”“Baiklah!” Nikita lalu menekan tombol silent. Tampak di layar ponsel nomor Bu Lodi menghubungi beberapa kali, akhirnya berhenti. Sekarang giliran ponsel Santi berbunyi dan saat dilihat ternyata dari Bu Lodi juga.“Benar-benar gigih dia,” ucap Santi diiringi tawa lirih.“Gimana dong, San?”tanya Nikita dengan wajah gugup.“Gak usah bingung. Bu Lodi gak mungkin bisa ke sini, Nik,”balas Santi berusaha menenangkan gadis sebelahnya.“Bisa jadi gak tahu mess ini. Tapi, dia tahu letak garmen. Masa aku gak kerja?”“Hari ini kamu gak usah kerja dulu. Minta izin sama Bu Silvia dan aku mau cerita masalah kamu ke Mr Abraham. Siapa tahu ada solusi buat kamu.”“Kerjaan bordir lagi rame, San. Tugas aku sebagai ketua kelompok untuk mengkoordinir. Gimana kalo aku gak kerja?”“Kamu naik taksi saja sampe gerbang garmen. Begitu pun pulang ke sini. Itu paling aman, Nik.”“Aku bukan kar
Read more
SALING MENDAHULUI
Jacky segera menatap pasangan suami istri di depannya. “Mana nomor rekeningnya?”“Sebentar saya ambil catatan dulu, Bang,” ucap si pria kurus. Dia mengambil dompet lalu memilah-milah isinya. Semua lipatan kertas diambil di antara nota-nota dalam lipatan dompet.“Ini noreknya, Bang,” ucap pria kurus sambil membentangkan sobekan kertas di depan Jacky.“Baik, saya transfer,”ucap Jacky lalu menekan beberapa tombol di keyboard. Akhirnya transaksi berhasil, Jacky pun menyodorkan layar ponsel. “Udah aku transfer, Pak.”Pasangan suami istri ini pun tampak berseri-seri melihat nilai nominal yang tertera. “Alhamdulillah, Pak. Bisa beli rombong buat jualan gorengan,” ucap si istri dengan senyum lebar.“Ya, Bu. Kamu bisa jualan gorengan. Biar Bapak angkut sampah sendirian,” balas suaminya. Pria ini pun langsung menyalami tangan Jacky. “Terima kasih banyak, Bang.”“Iya, sama-sama,” balas Jacky. “Aku pamit dulu, Pak, Bu. Terima kasih.”Jacky langsung masuk mobil lalu beranjak meninggalkan mereka. S
Read more
SAATNYA JADI CANTIK
Akhirnya, AKBP Siswo Laksono menelepon Jacky dan dia berpikir bisa jadi preman satu ini telah dapat tugas khusus. Berteman dengan Pak Kades sejak beberapa tahun, secara tidak langsung membuatnya jadi paham bahkan tahu pasti, dengan siapa saja, pria berkaca mata tersebut berhubungan dalam urusan pasar gelap. Tak perlu menunggu lama, panggilan telepon AKBP Laksono telah diangkat oleh Jacky.“Tumben, Pak Pol telepon?"“Lu ada tugas dari Pak Kades?”tanya AKBP SiswoLaksono to the poin.“Memang. Kata Pak Kades ada pesanan dari Pak Pol.”“Kaga. Itu akal-akalan Pak Kades doang. Dibawa ke mana barangnya?”tanya pria berambut cepak ini sambil mencebik. Dia jelas tahu akal bulus Pak Kades.“Ke rumah besar.”“Entar kalo sempet gue tengok,” ucap AKBP Siswo Laksono mengakhiri hubungan telepon dan langsung mengatur strategi.Selepas dari tempat parkir hotel, pria berambut cepak ini sekarang sedang mengendarai motor sport dengan tersenyum lebar. Aku telah dapat madunya. Semakin mudah bagiku untuk amb
Read more
PAK KADES INGIN MATI
Nikita masih merintih kesakitan dan hal tersebut membuat kedua temannya bingung sekaligus heran. Hani merapikan anak rambut yang menutupi muka Nikita.“Nik, ada apa?”tanya Hani pelan.Nikita pelan-pelan membuka mata lalu mengusap lelehan air mata. Betapa kaget dirinya, di saat melihat keberadaan Tasya dan Hani serta situasi kamar yang tidak dikenalnya.“Tasya? Hani?”Keduanya langsung tersenyum menatap Nikita. Tasya duduk di pinggir ranjang lalu berkata,”Ayo mandi dulu. Habis itu kamu harus ganti gaun yang indah.”“Kita mau ngapain? Kenapa aku bisa sama kalian? Ini rumah siapa?”tanya Nikita bingung. Gadis yang telah dirusak mahkotanya oleh AKBP Siswo Laksono ini berusaha duduk, tetapi bagian sensitifnya terasa nyeri dan perih. Tasya memandang ke arah Hani. Dia langsung berdiri lalu berbisik ke Hani. “Apa Nikita sudah dirusak Bang Jacky?”“Aku curiga gitu. Gerak-gerik Nikita kayak sudah gak bersegel lagi. Untung aku sudah gak butuh dia. Cari-cari kesempatan. Dia belum tahu kalo Pak Ka
Read more
NIKITA BERGANTI WUJUD
Gagak-gagak tersebut kompak mengepak-ngepakkan sayap. “Kaok! Kaok! Kaok!”“Bagus! Anak-anak pintar!”Nikita seketika bertepuk tangan sebanyak tiga kali dan pasukan gagak berterbangan menuju dalam gudang lewat jendela dan pintu serta celah tembok yang retak. Ada juga yang lewat atap tak bergenteng.“Auch …! Sakiiit!”teriak kesakitan Pak Kades saat pasukan gagak telah mulai memakan belatung-belatung di perut.Nikita meninggalkan tubuh Pak Kades bersama gagak-gagak. Setelah belatung-belatung tersebut habis disantap oleh pasukan gagak, luka-luka di tubuh pria setengah sekarat tersebut akan kembali menutup. Kemudian, Nikita akan menorehkan kuku-kuku panjang dan tajam ke sekujur tubuh Pak Kades hingga keluar darah kehitaman serta bernanah. Setelahnya akan muncul ribuan belatung yang menggerogoti daging dan organ dalam Pak Kades. Hingga belatung-belatung itu bertambah gemuk dan siap dipanggilkan pasukan gagak. Tentu saja, Nikita akan mengakhiri acara makan malam dengan tertawa melengking yan
Read more
SAAT RUMAH GEDE DIGEREBEK
"To-Tolooong!” teriak Bu Lodi dengan wajah ketakutan. Sekujur tubuhnya gemetar.Hani perlahan-lahan berubah wujud menjadi Nikita kembali. Wanita ini tertawa melengking sambil memegangi tubuh Bu Lodi yang telah pingsan. “Sebentar lagi, kamu akan bertemu Pak Kades, Bu.”~•••~•••~Sementara itu di rumah gede, Bon bon sedang mabuk. Pria bertubuh tambun ini mendengar suara ramai di langit. Dia pun langsung mendongak memandang angkasa yang berhias bintang dan rembulan. Tanpa disangka-sangka, Bon bon langsung tertawa terpingkal-pingkal melihat penampakan dua wanita sedang terbang. Salah satu wanita tertawa melengking karena hal itu pula, pria setengah sadar tersebut menganggapnya lucu “Liat itu!”tunjuk Bon bon ke langit kebetulan Jacky sedang memarkir kendaraan roda empat. Pria berbadan kurus ini baru saja sampai. Dia pun mengirim arah jari telunjuk Bon bon.“Ampun! Itu Bu Lodi dibawa Nik, Bon!”teriak Jacky dengan mata melotot.“Bagus, dong! Mereka jadi burung. Ha ha ha! Gue kaga liat sayap
Read more
BERAKSI KEMBALI
“Amankan para cewek lewat pintu belakang!”teriak Jacky kepada para bodyguard.“Baik, Bos!” Empat bodyguard berlari ke arah garasi lalu mengemudi mobil ke arah pintu belakang.“Hi hi hi hi! Kalian pada mau ke mana?” Tiba-tiba Nikita muncul dalam perwujudan aslinya. Namun, dari kedua sisi mulut keluar taring. Nikita telah menghadang dua mobil yang akan keluar dari pintu belakang. Seketika kedua pengemudi terkejut dan para wanita di dalam mobil menjerit histeris.Namun tanpa disangka-sangka, Nikita mengeluarkan suara melengking. “Aaauuucch!’ Sosoknya seketika lenyap tak berbekas.Sementara itu, berpuluh kilometer dari rumah gede, tampak dua pria tua sedang berkelahi. Mereka adalah Pak Atmo dan Pak Tikno yang sedang saling pukul dan tendang di Bukit Bajul, tepatnya di dekat kuburan Nikita.“Pak Tik, tolong kembalikan tusuk konde itu! Aku ganti yang lebih mahal lagi!”teriak Pak Atmo berusaha menahan pukulan dari teman akrabnya yang sedang kalap ini.“Aku nemu duluan. Gak usah ngaku-ngaku j
Read more
PAK TIKNO TERJEBAK
"Wah, Pak Hadi telah sampe duluan. Cepat sekali,” ucap Pak Tikno dengan napas ngos-ngosan. Dia memandangi wajah pria kolektor barang antik yang pucat pasi seperti tak berdarah di hadapannya. Aneh, kenapa matanya seperti tak berpupil, batin Pak Tikno dengan pandangan lekat ke arah Pak Hadi.“Pak Tikno ikut saja! Saya akan beri bonus,” balas Pak Hadi tanpa ekspresi. Wajahnya terkesan dingin dan tidak ramah. Angin dingin menerpa tubuh Pak Tikno disertai bau busuk bangkai dan aroma melati. Seketika bulu kuduk Pak Tikno meremang.Dari mana bau busuk ini? Tanya Pak Tikno dalam hati sambil mengendus-endus. Pria tua ini mengedarkan pandangan ke sekeliling. Namun, bau yang dicari ada di depannya. Hal itu semakin menyengat di Indra penciuman.Pak Hadi tersenyum, tetapi terkesan mengerikan dan misterius dalam pandangan Pak Tikno.“Mari ikut saya!”pinta Pak Hadi dingin. Kolektor barang antik tersebut berjalan mendahului dan Pak Tikno dengan napas ngos-ngosan menyusul langkah pria di depannya.Per
Read more
PEMBALASAN NIKITA
Nikita tersenyum lebar lalu kedua lengan diangkat diarahkan ke depan sambil berucap,”Ini bagian kalian. Habiskan!”Gagak-gagak yang jumlahnya puluhan tersebut langsung terbang lalu mengitari mayat Pak Tikno. Sebagian besar berebut hinggap di atas tubuh tanpa darah dan yang tidak dapat tempat di sekelilingnya. Suara berisik koak-koak mereka menggema karena berebut daging segar.Seketika Nikita lenyap dalam tatapan mata pilu Pak Kades yang setengah sekarat dengan tubuh membusuk di beberapa bagian.“Nik, ampun!”teriaknya lirih dengan air mata darah menetes dari kedua sudut mata. “A-Aku pe-ngen ma-ti.”Berpuluh kilometer dari gudang tua, tepatnya di rumah besar. Beberapa polisi telah mengamankan para bodyguard dan wanita-wanita malam dari amukan warga. Para perangkat desa membantu mencari keberadaan Bu Lodi, Jacky dan Bon bon. Namun, ketiga orang yang harusnya bertanggung jawab akan keberadaan sarang prostitusi berkedok gudang pengemasan, tidak ada di dalam rumah. Para aparat dibantu war
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status