All Chapters of Kau Bisa Apa Tanpaku, Mas?: Chapter 41 - Chapter 50
116 Chapters
Akibat ulah Neti
"Keluar kamu, Mbak! Keluar!" teriak Neti didepan rumah Najwa.Padahal, waktu sudah memasuki waktu Maghrib. Adzan telah berkumandang dan jelas sekali terdengar di rungu Neti. Namun, rupanya hal tersebut tak juga membuat Neti jadi mengurungkan niatnya untuk melabrak Najwa."Woi! Mbak Najwa! Buka, nggak?" teriak Neti lagi.Prang!Karena merasa diabaikan, Neti akhirnya menempuh jalan yang nekat. Dia mengambil sebuah batu berukuran kepalan tangan orang dewasa kemudian menghantamkannya, ke kaca jendela rumah Najwa."Astaghfirullah! Apa-apaan ini?" pekik Najwa yang tergopoh-gopoh keluar rumah begitu selesai menunaikan sholat."Heh, Mbak! Siapa yang memberi kamu hak untuk mengusir kakakku dari sini, hah?" tanya Neti dengan lantang.Wanita itu berkacak pinggang. Sepasang bola matanya, seolah hampir menggelinding jatuh ke lantai."Memangnya, kenapa?" tanya Najwa. Ia menoleh ke samping. Menghela napas panjang, saat melihat kaca jendelanya kini pecah berantakan."Rumah ini dibeli oleh kakakku! Ka
Read more
Semua jadi panik
"Gimana perasaan kamu, Wa? Apa masih pusing?" tanya Bu RT begitu Najwa selesai diobati.Dahi Najwa harus memperoleh tujuh jahitan berkat kelakuan Neti. Sebenarnya, Najwa bisa saja menghindar saat Neti hendak mendorongnya. Namun, dia biarkan sang adik ipar melakukan apa yang dia mau, demi memperoleh momentum ini.Ya, Najwa harus membuat Neti yang kurang ajar itu menjadi jera."Sudah agak mendingan, Bu! Terimakasih, ya! Sudah mengantar saya kemari," ucap Najwa dengan senyum kecil."Mbak, apa Mbak Najwa akan melaporkan Neti ke kantor polisi?" tanya Bu Nur, tetangga Najwa."Tentu saja iya, Bu," angguk Najwa.Ibu-ibu yang ada di ruangan itu tampak tersenyum senang dengan keputusan Najwa."Bagus itu, Mbak! Adik ipar Mbak Najwa itu memang harus di kasih pelajaran!""Sekalian, laporin Mas Bian juga karena sudah menikah diam-diam dibelakang Mbak Najwa," timpal yang lain."Kalau Mas Bian, saya nggak tega laporin, Bu!" sahut Najwa."Loh, kenapa? Mbak Najwa masih sayang ya, sama laki-laki itu?"P
Read more
Ancaman Bian
"Neti, bangun, Sayang!""Nanti, Mas! Aku masih ngantuk," jawab Neti.Dika menghela napas panjang. Dia kembali berusaha membangunkan istrinya."Sayang... sudah hampir jam delapan, loh. Memangnya, kamu nggak kerja?"Neti kian merapatkan selimutnya. "Nggak, Mas! Hari ini, aku mau libur aja."Mendengar jawaban Neti, Dika seketika menjadi gelisah. Kalau Neti libur kerja, bisa-bisa bosnya akan marah. Pasalnya, Neti baru saja bekerja di tempat itu dan sudah diwanti-wanti untuk tidak boleh libur dulu selama satu bulan pertama."Kalau Bos kamu cariin, gimana, Sayang?""Nanti aku telfon beliau. Aku mau izin sakit aja, Mas," jawab Neti.Mau tak mau, Dika hanya bisa pasrah dengan keputusan istrinya. Dika tak mungkin memaksakan keinginannya pada Neti. Bisa-bisa Neti malah marah dan meminta dia yang bekerja.Jelas, Dika tak mau itu. Hidupnya sudah terlanjur enak dibiayai oleh istrinya itu."Ck, mereka berdua juga pada belum bangun. Apa Mas Bian nggak mau kerja juga kayak si Neti?" ketus Dika saat m
Read more
Salah bicara
"Ya, silakan saja!" ucap Najwa mempersilakan dengan santainya. "Tapi, jangan lupa! Aku juga bisa menuntut Mas Bian dan Salma atas kasus perselingkuhan dan nikah diam-diam."Mata Bian melotot marah. Tak ia sangka, Najwa akan berani mengancam balik dirinya seperti ini."Kejam kamu, Wa!" desis Bian. "Kamu zalim kepada suamimu sendiri! Berdosa besar, kamu!""Aku nggak peduli Mas Bian mau bicara apa. Yang jelas, sabarku sekarang sudah habis. Mas sendiri yang membuat aku jadi seperti ini."Bian mengusap wajahnya kasar. Dia tak tahu lagi, harus seperti apa membujuk Najwa."Wa... Mas mohon! Setidaknya, kasihani Neti!" Kali ini, Bian kembali melunak."Kasihan pada orang yang hampir membunuhku?" Najwa tertawa sumbang. "Apa nggak salah, Mas?""Sudah ku bilang, Neti khilaf. Dia tak sengaja," balas Bian membela sang adik."Aku nggak peduli!" Najwa bangkit dari duduknya. Bergegas untuk pergi dari sana."Wa, tolong jangan pergi dulu! Aku masih ingin bicara!" ucap Bian sambil menahan pergelangan tang
Read more
Saling menghina
"Wajar Dika ngomong kayak gitu, Mas! Karena, secara tidak langsung, sikap kamu seolah-olah menuduh aku sama dia ada hubungan," timpal Salma yang berusaha menutupi rasa gugupnya dengan ekspresi wajah berpura-pura marah."Kamu seolah nggak percaya sama aku. Padahal, mana mungkin aku mau sama adik ipar kamu ini. Hidup cuma numpang sama istri, apanya yang mesti dibanggain?" imbuh Salma sambil menatap sinis Dika.Dika tertunduk diam. Ada perasaan kesal saat Salma mengucapkan kalimat sesarkas itu."Benar, kalian nggak selingkuh?" tanya Bian dengan tatapan penuh selidik."Ya iyalah," angguk Salma cepat. "Kalau aku memang mau selingkuh, aku bakalan cari lelaki yang jauh lebih kaya dibanding kamu, Mas! Bukan sama lelaki kere macam adik ipar kamu ini."Lagi, Dika tertohok karena ucapan Salma.*********"Mbak Najwa...," lirih Neti saat Najwa datang mengunjunginya di kantor polisi.Wajah Neti terlihat sembap. Kantung matanya nampak menghitam."Apa kabar, Neti?" tanya Najwa tersenyum."Mbak! Tolong
Read more
Dipecat
Salma menangis tersedu-sedu saat Bian memutuskan masuk ke dalam kamar. Perempuan itu tak menyangka, bahwa Bian malah menanggapi ancamannya dengan serius. Padahal, Salma berkata seperti itu hanya agar Bian mau memberi apa yang dia inginkan.Namun, rupanya Salma salah. Bian justru terprovokasi dan melontarkan kalimat yang sangat melukai hati Salma."Dulu kamu sangat meratukan aku, Mas! Tapi... kenapa sekarang kamu jadi begini? Mana Mas Bian yang selalu menuruti perkataan aku?" lirih Salma sambil mengusap air matanya.Sementara, di dalam kamar, Bian tampak berbaring sambil menatap langit-langit. Hanya ada matras bekas yang sudah usang didalam kamar itu. Terpaksa, Bian menggunakannya untuk sementara karena belum sempat membeli kasur yang baru."Kenapa hidupku semakin susah begini?" gumam Bian frustasi.Terbayang kehidupannya yang dulu saat masih bersama Najwa. Semua serba enak tanpa harus Bian susah payah mencukupi segala kebutuhan.[Bro, lu kenapa nggak datang kantor hari ini? Hp lu dite
Read more
Surat panggilan
"Jam segini kok udah pulang, Mas?" tanya Salma yang heran melihat kedatangan Bian."Kenapa kamu tanya-tanya?" ketus Bian sambil menatap Salma.Dia masih kesal karena sang istri yang kemarin mengajaknya bertengkar. Wanita yang tak mau hidup susah itu, benar-benar membuat Bian merasa kecewa."Memangnya, salah?" tanya Salma balik. Ia perlahan mendekati Bian lalu memeluk lengan pria itu. "Mas, aku minta maaf. Kemarin... aku cuma lagi pusing aja. Aku cuma nggak siap dengan perubahan hidup kita yang tiba-tiba."Bian masih bergeming."Mas... aku percaya kalau kamu pasti mampu bikin hidup kita jadi enak lagi, kan?""Mau enak gimana, Salma? Sekarang... aku sudah dipecat!" sahut Bian yang seketika membuat wajah Salma jadi pias. "Siap-siap saja! Setelah ini, mungkin hidup kita akan semakin blangsak!""M-Mas? Kamu bercanda, kan?" Reflek, Salma melepaskan tangannya dari lengan Bian."Apa aku keliatan bercanda?" balas Bian sambil menatap tajam Salma.Seluruh persendian Salma terasa sangat lemah. Se
Read more
Pertengkaran Bian dan Salma
"Wa, jangan bilang begitu, Sayang! Tolong maafkan aku! Aku menyesal sudah menyakiti hati kamu.""Simpan penyesalan itu untuk diri kamu sendiri, Mas!" balas Najwa datar.Najwa berbalik. Hendak masuk ke rumah, namun Bian menahan pergelangan tangannya."Apa lagi?" tanya Najwa jengah dengan gangguan yang terus diberikan Bian."Ehmm... mobil itu, punya siapa?" Bian menunjuk Pajero putih yang terparkir manis di depan rumah."Oh, itu mobilku," jawab Najwa sambil melipat kedua tangannya didepan dada."Kamu beli cash atau kredit, Wa?""Alhamdulillah, cash."Degh!Bola mata Bian nyaris menggelinding keluar saat mendengar jawaban Najwa. Cash? Benarkah? Jadi, sebenarnya, berapa banyak uang yang dimiliki Najwa?"Ka-kamu serius, Wa?"Najwa memutar bola matanya malas. "Apa menurut kamu, aku bercanda, Mas?""Dapat uang darimana, kamu?""Tentu saja dari hasil panen sawah dan kebun peninggalan Kakekku."Lelaki itu tertegun. Ditatapnya Najwa dan mobil Pajero itu secara bergantian. Dia masih tak percaya,
Read more
Menantu kesayangan?
"Kamu berubah, Mas!" desis Salma penuh rasa kecewa.Kemana Bian yang dulu sangat memanjakannya?Kemana Bian yang dulu sangat mencintainya?Kenapa, semakin hari, Salma merasa semakin kehilangan sosok Bian yang dulu begitu hangat dan penuh kasih."Cepat, sana, belanja! Aku juga udah laper, ini!" ketus Bian tanpa peduli pada kekecewaan Salma.Salma mengusap air matanya. Gegas, wanita itu berjalan keluar dari rumah untuk membeli bahan makanan agar bisa dia olah hari ini demi menyenangkan sang suami.Setidaknya, ada uang pesangon yang masih harus Salma incar jika ingin meninggalkan Bian secepatnya."Pweh!" Bian memuntahkan makanan yang baru saja masuk ke dalam mulutnya. "Ini ikan goreng atau garam beku sih, Salma?""Memangnya, kenapa, Mas?" tanya Salma heran."Cobain aja sendiri!" titah Bian kesal.Ragu, Salma pun mulai mencicipi ikan goreng buatannya sendiri. Dan, benar saja! Ikan gorengnya memang keasinan."Kenapa asin banget?" lirih Salma."Kok tanya aku? Kan, kamu yang masak!""Padahal
Read more
Permintaan gila
Mediasi yang dijadwalkan oleh pengadilan agama, berlangsung cukup alot. Najwa tetap keukeuh dengan pendiriannya untuk bercerai sementara Bian keukeuh untuk mempertahankan pernikahan mereka."Saya tidak mau bercerai, Pak Hakim!" kata Bian dengan tegas."Saya tetap mau bercerai, Pak Hakim!" timpal Najwa dengan suara tak kalah tegas."Wa... tolonglah!" mohon Bian di ruangan sidang.Najwa tak menggubris permintaan memelas calon mantan suaminya. Dia memilih fokus untuk meraih apa yang sedang dia upayakan saat ini yaitu menyandang gelar menjadi janda.Akibat tak mendapati titik temu, sidang pun akhirnya ditunda dan akan dilanjutkan dua minggu lagi.****"Pokoknya, aku nggak mau cerai, Wa!" tukas Bian dengan rahang mengerat.Ia sengaja mencegat langkah Najwa didepan kantor pengadilan agama sebelum wanita itu pergi dan menghilang dari pandangannya."Dan aku, tetap ingin bercerai, Mas!" balas Najwa anggun dan lebih santai."Apa susahnya sih, untuk kita rujuk kembali?""Jelas susah. Karena, aku
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status