"Lara," panggil Abian lirih. Suaranya nyaris seperti bisikan, lemah namun sarat dengan makna. Jemarinya bergerak pelan, lalu menggenggam tangan Lara erat-erat, seolah tak ingin membiarkannya pergi barang sedetik pun.Nama itu—Lara, bukan Lea. Lara seketika tercekat. Jantungnya berdegup tak terkendali. Ada kehangatan yang menyeruak dalam dadanya, sebuah perasaan yang tak bisa ia bendung, campuran bahagia dan gugup sekaligus. Selama ini, yang selalu keluar dari bibir Abian hanyalah nama samaran. Namun kini, di saat tubuh Abian masih lemah dan pucat, ia justru memanggil identitas yang sejati.Ada bahagia yang menjalari tubuh Lara, tapi juga rasa canggung menyelubungi hatinya. Dia belum siap. Belum siap bila Abian benar-benar menyadari siapa dirinya. Namun genggaman tangan Abian terasa begitu tulus, begitu hangat, membuat hatinya goyah."Sebenarnya... aku tidak tahu apa yang terjadi hingga kamu bisa seperti ini." Abian menarik napas panjang, lalu tersenyum tipis, senyum yang meski pucat t
Terakhir Diperbarui : 2025-08-20 Baca selengkapnya