“Jawab aku, Pras,” suara Medina pecah, getir sekaligus keras.Pertanyaan itu seolah menggantung di udara. Prasetya menatap istrinya lekat-lekat, kemudian menarik napas panjang.“Aku akan selamatkan Lea terlebih dahulu,” jawabnya tenang, tanpa ragu.Medina membeku. Seluruh wajahnya tegang, sorot matanya berubah sendu sekaligus murka.Namun sebelum ia sempat meledak, Prasetya menambahkan kalimat lain sembari terkekeh pelan. “Karena kau bisa berenang. Medina, jangan konyol.”Tawa ringan itu menusuk lebih dalam daripada jawaban pertama. Medina menggertakkan gigi, tangannya mengepal, sementara dadanya naik-turun menahan emosi.Prasetya mendekat, duduk di sisi sofa berlawanan. “kau sudah menghapus dan memblokir kontak Lea dari ponselku? Dan sekarang kau mengaitkannya dengan tuduhan yang tidak-tidak.”Medina terperanjat sejenak. Ingatan itu memang nyata. Sejak kejadian di cafe Hallyu, rasa cemburunya tak bisa ditahan lagi, ia merampas ponsel Prasetya, mencari nama Lea, lalu tanpa berpikir pa
Terakhir Diperbarui : 2025-08-25 Baca selengkapnya