Orang bercelana merah itu sengaja dipanggil 'Paman' karena menurut Baraka orang itu berusia sekitar lima puluh lima tahun. Dan yang dipanggil ternyata tidak keberatan, ia menjawab dengan senyum nyengir dan lucu, sebab wajahnya memang berkesan lucu; hidungnya agak bengkok, matanya kecil, alisnya tipis, nyaris tanpa alis, kumis tak ada, guratan ketuaan membekas tajam dari cuping hidung ke arah sisi kanan-kiri mulut."Namaku... Tosidana.""Yang kutanyakan, ada urusan apa dengan Siluman Selaksa Nyawa!" ulang Baraka."Oo... anu, yaah... urusan sepele saja. Tak perlu kujelaskan. Tapi kurasa kau tahu sendiri, Siluman Selaksa Nyawa tak suka melihat orang senang.""Di mana kau bertemu dengannya, Paman?""Yah, lumayan. Sudah agak sehat"Pendekar Kera Sakti menghempaskan napas jengkel. "Aku bertanya, di mana kau bertemu dengan Siluman Selaksa Nyawa itu?""Ooo... ya di sana! Jauh dari sini!" jawabnya sambil nyengir. "Aku ucapkan banyak-banyak ter
Last Updated : 2025-11-08 Read more