Semua Bab PUSAKA PEDANG LANGIT : Bab 21 - Bab 30
75 Bab
21. Hal Aneh
Disamping itu Zoe yang masih baik-baik saja mulai lelah. Ia sudah berjalan cukup jauh bersama Azil.Melihat Azil yang tak kenal lelah kesana kemari, membuat Zoe mengimbanginya. Ia juga masih dalam tahap pemulihan.Langkah kaki yang tak lagi cepat, keringat yang bercucuran. Membuat Zoe terduduk lemas di dekat pohon besar.“Apa kau menyerah?” tanya Azil melihat Zoe duduk diam, bersandar di dekat pohon seakan ia tak mau lagi melanjutkan perjalanan.Selama perjalan Azil juga merasa aneh, karena ia tak bisa merasakan tenaga dalam milik Zoe. Padahal Zoe seorang pendekar pedang, harusnya memiliki kekuatan hebat.“Tidak, aku hanya lelah. Kita istirahat sebentar,” jawab Zoe yang ingin istirahat karena perjalanan jauh, ia benar-benar lelah.Jadi jelas Zoe memilih untuk istirahat, daripada memaksakan diri yang akan membuatnya pingsan kehabisan tenaga. “Kenapa staminamu lemah, bukannya kau pendekar?” tanya Azil yang merasa heran melihat Zoe sudah kelelahan, sedangkan dirinya belum. Meski ia juga
Baca selengkapnya
22. Serangan Dadakan
Suasana begitu tegang, Zoe mundur beberapa langkah, ia melihat situasi yang tidak baik, dua lawan sepuluh bukanlah hal yang mudah.“Mau apa kalian?” tanya Zoe melihat ia sudah dikepung. Tak ada dari mereka yang ia kenal.Kondisi diluar dugaan yang tidak menguntungkan. Membuat Zoe berusaha untuk tetap waspada. Ia mengulur waktu sambil bertanya. Serangan mendadak membuat Zoe tak tahu apa yang harus ia lakukan, ia belum menyusun rencana. “Hahahaha…., masih saja kau bertanya. Serahkan harta kalian,” acam rombongan perampok yang terlihat geram. Mereka langsung menyerang.“Kau ke kanan!” Teriak Azil yang mengatur perlawanan. Rombongan yang begitu banyak akan mempersulit mereka. Jadi Azil berniat membagi dua rombongan. Dengan Zoe yang ke Kanan dan Azil ke kiri.Sayang Zoe bingung karena panik, ia yang seharusnya kekanan malah ke kiri. Jadi mereka sama-sama terkepung dan mencoba melawan.“Kenapa kau kemari?” tanya Azil lagi yang merasa kesal karena Zoe mengacaukan rencana.“Aku kaget menden
Baca selengkapnya
23. Serangan Brutal
Melihat itu Zoe sadar jika ia tak bisa terus menghindar. Ia merasa kesal dengan apa yang terjadi di hadapannya. “Apa kau tak apa-apa?” tanya Zoe yang mendekati Azil. Darah keluar membasahi baju. Karena serangan tadi membuat Zoe hilang fokus.Mata Zoe tak bisa berpaling. Ia tak jika terjadi sesuatu pada Azil. Ia mencoba memastikan jika temannya itu baik-baik saja. “Aku bukan anak kecil, fokus dan bunuh mereka,” kesal Azil yang menyuruh Zoe untuk lebih serius. Goresan pedang membuat Azil terluka bukan jadi masalah besar baginya. Ia sering sekali melakukan perjalanan dan bahkan bertarung. Azil yang bangkit setelah mengikat tangannya untuk menghentikan darah yang keluar. Membuat Zoe lega, ia tahu jika Azil baik-baik saja.“Kau istirahat saja,” ucap Zoe yang maju sendirian ingin melawan musuh. Dengan pedangnya, Ia segera bangkit.Azil mengangguk dan segera duduk kembali, ia hanya perlu istirahat. Jadi sebenarnya ia masih bisa bertarung. Tapi melihat Zoe yang semangat membuatnya lega dan
Baca selengkapnya
24. Mencari Tempat Istirahat
Azil seketika menghentikan pengejarnya, melihat Zoe yang juga berhenti. Ia tak bisa balik arah untuk mengejar perampok yang tak penting.Mendengar pernyataan tadi jelas ada hal tidak baik di depan sana, dari keduanya tidak ada yang tahu. Mereka harus terus berjalan agar cepat sampai.“Kita lanjutkan perjalanan saja dan mencari penginapan,” kata Azil yang memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Karena hari juga sudah siang. Mereka harus segera sampai ke kota atau desa. Karang mereka tidak bisa bermalam di hutan yang penuh bahaya.“Iya, kau benar. Mari kita lanjutkan,” kata Zoe yang setuju untuk melanjutkan perjalanan.Mereka berjalan beriringan dengan pakaian yang tidak tapi lagi, tapi tak dihiraukan karena itu dihutan.Azil melihat peta yang ia bawa, ia memperkirakan seberapa jauh lagi mereka sampai di kota. Agar bisa menyiapkan semua dan tidak kemalaman di hutan.“Masih jauh lagi kah?” tanya Zoe memperhatikan Azil yang masih membaca peta yang ada di tangannya.“Sepertinya begitu, ay
Baca selengkapnya
24. Orang Tak Dikenal
Zoe berjalan melewati puing-puing rumah, kabur yang mulai menyebar membuat penglihatannya terganggu. Desa yang tadi terlihat luas, sekarang mulai samar karena kabut.Suasana semakin sunyi, udara mulai dingin. Perubahan yang tiba-tiba membuat Zoe tak nyaman. Ia melihat ke arah Azil yang sepertinya sedang kedinginan, sambil menahan luka di tangannya.“Kita menginap saja di sini,” ucap Azil pelan yang sepertinya tidak ingin melanjutkan perjalanan. Padahal suasana di Sana tidaklah menyenangkan. Bagaimana bisa Azil meminta berhenti.Zoe tak langsung menjawab, ia melihat sekelilingnya yang benar-benar tidak stabil. Ada suasana yang membuatnya tak nyaman dan ingin segera pergi dari sana.“Apa kau yakin?” tanya Zoe pada Azil memastikan lagi pilihannya. Karena tampar itu benar-benar tidak baik.Zoe terbiasa tidur di sembarang tempat. Tapi ia jelas merasa tak nyaman saat melihat kabut dan suasana dingin di sana. Ia rasa ada hal aneh yang mungkin tidak dirasakan oleh Azil.“Iya dari pada tidur d
Baca selengkapnya
25. Sebuah Desa
Zoe merasa terancam melihat ada orang lain di sana, untuk memastikan jika itu bukan hal yang berbahaya Ia mendekat. Sayangnya ia tak menemukan apa-apa.“Kau berlarian seperti ada hal penting saja,” ucap Azil mulai kesal, ia ingin segera istirahat. Tapi melihat Zoe sepertinya belum mau duduk diam.Jadi Azil dengan terpaksa mengikuti Zoe yang masih belum menemukan, tempat nyaman untuknya.“Bukan begitu aku curiga. Kalau ada seseorang di sekitar kita, apa kau tak merasakannya?” Zoe yang benar-benar merasa jika ada banyak orang di sana dan jelas ingin tahu kenapa desa itu bisa hancur.Sayang Azil tak peduli dengan itu karena rasa lelahnya dan ia ingin segera istirahat. Jadi jelas ia tak menghiraukan apapun di sana.“Aku lelah cepat berhenti berhalusinasi dan istirahat lah,” ucap Azil yang tak peduli, ia ingin istirahat.Tapi berbeda dengan Zoe yang merasakan firasat buruk, suasana semakin berkabut. Malam jadi cepat, ia yang duduk di samping Azil tak tenang.Zoe terus berjaga dalam gelap,
Baca selengkapnya
26. Desa Ilusi
Belum sempat rasa kaget mereka hilang, tiba-tiba dua orang penjaga datang dihadapan Zoe dan Azil yang masih belum beranjak dari tempat.Kehadiran dua pernah penjaga diluar dugaan, yang mana hal itu semakin membuat Zoe dan Azil makin bingung.“Selamat datang di desa kabu. Kami menyambut kalian,” kata Penjaga itu membuat Zoe menatap Azil.Azil belik menatap Zoe dengan bingung. Keduanya tak ada yang menjawab malah saling tatap-tatapan. Mencoba memahami apa yang sedang terjadi.“Mari,” kata Penjaga mencoba untuk mempersiapkan Zoe dan Azil yang sepertinya masih belum sadar.“Tunggu, desa yang hancur tadi dimana?” tanya Zoe yang jelas masih tak paham dengan kejadian yang tiba-tiba. Karena desa yang sebelumnya hancur tak lagi terlihat. Kabut tebal pun sudah tak ada.Terpampang jelas di depan matanya sebuah desa yang rapi dan megah dengan nyala lampu yang tertata, benar-benar pemandangan yang bertolak belakang. “Iya, kalian tak sedang menipun kan?” tanya Azil yang tak percaya, ia juga tak me
Baca selengkapnya
27. Gantian Berjaga
Mendengar kecurigaan Azil, membuat Zoe sendiri juga merasa waspada. Ia sendiri tidak banyak pengalaman.Zoe menatap Azil yang masih berpikir keras memikirkan kebaikan Darso, sebagai kepala desa kabut. Dengan sambutan yang tiba-tiba setelah melewati solusi yang mengerikan, dan Bahkan mereka hampir saja terbawa suasana dan ingin menginap di sana.Tapi karena racun yang ada di kekuatan ilusi tersebut membuat tangan hasil bereaksi dan begitu sakit. Hingga akhirnya mereka melanjutkan perjalanan dan menemukan Desa Kabut.Suasana malam yang sepi hanya jangkrik dan binatang malam lainnya yang bersuara. Zoe terdiam cukup lama. Tapi, ia tak merasa khawatir.Apalagi setelah penjelasan yang disampaikan oleh Darso, membuat Zoe cukup paham jika penghalang ilusi yang dibuat cukup kuat.“Benarkah demikian, kau yang lebih berpengalaman,” ucap Zoe yang jelas tidak merasa terancam. Ia malah lebih senang mendapatkan bantuan dan bisa tidur ditempat yang lebih nyaman.“Menurutmu bagaimana, kebaikan ini tul
Baca selengkapnya
29. Sarapan Pagi
Zoe langsung bangkit dan mengeluarkan pedangnya. Begitu juga Azil yang langsung bersiap dengan pedangnya. Dua belah pedang tepat di leher pelayan yang saat itu kaget. Seketika pelayanan itu kejut tak bisa bergerak.Melihat hanya seorang pelayan yang datang, membuat Azil langsung memasukkan kembali pedangnya. Begitu juga dengan Zoe.“Maaf, aku kira musuh,” ucap Zoe yang langsung meminta maaf karena tak tahu jika hanya pelayan yang masuk ke kamar mereka.Azil juga kaget dengan kedatangan pelayan yang tiba-tiba masuk ke kamar. Ia tak mau minta maaf sama sekali karena tahu apa yang dilakukan oleh pelayan itu salah. Jadi hasilnya menatapnya dengan tatapan kesal. Apalagi dia yang baru saja bangun tidur tentunya hal itu membuatnya menahan marah.“Aku hanya ingin mengantarkan sarapan, kata tuan tidak boleh mengganggu kalian yang sedang istirahat. Jadi aku masuk diam-diam,” ucap Pelayan yang menjelaskan kedatangannya.Setelah itu pelayan yang lain langsung masuk bergantian membawa nampan mak
Baca selengkapnya
30. Batuk Darah
Zoe mantap tajam Azil yang menyerangnya barusan, i tak menyangka jika Azil melemparkan pedang ke arahnya.“Apa yang kau lakukan?” Tanya Zoe dengan kesal atas ulah Azil yang membuat dia pun tidak jadi sarapan. Zoe tidak tahu jika Azil akan datang sebegitu cepat dan melemparkan pedangnya titik Padahal tadi dia bilang ingin mandi.“Jangan di makan dulu, itu bisa saja beracun.” Azil yang mengeluarkan jarum perak mencoba mengecek makanan itu.Zoe mengangkat alisnya sebelah, rasa kesal sempat hiinggap. Tapi seketika hilang setelah memahami Azil yang perhatian pada dirinya, meskipun cara yang digunakan salah.“Kenapa tidak bilang dari tadi,” ucap Zoe yang tidak jadi makan selama yang dilakukan oleh Azil. Jelas kali bagian miliknya pun jatuh terbuang sia-sia hanya ada satu bagian lagi yang masih belum tersentuh yaitu milik Azil.Jadi melihat itu Zoe merasa sayang pada nasi yang dibuang. Padahal hidangan senikmat itu untuk sarapan pagi belum sempat dia mencicipi malah terjadi insiden di luar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status