All Chapters of SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH: Chapter 61 - Chapter 70
128 Chapters
HARUS KUAT
61“Asal kamu tahu ya, Mentari. Kalau ayahmu tercinta itu sudah bangkrut. Sudah tidak punya apa-apa. Sudah tidak bisa lagi mencukupi kebutuhanku. Jadi aku harus berusaha menutupi kebutuhanku sendiri. Karenanya aku tidak bisa terus mengurusinya.”Mentari masih mematung di tempatnya. Dadanya masih bergerak cepat, tapi ia tidak bisa berbuat apa pun. Hanya matanya yang menatap nyalang kepergian ibu tirinya bersama dua petugas keamanan.Atas negosiasi Samudra, akhirnya Yulia yang dibawa keluar petugas keamanan karena sebelum kedatangan wanita itu semua baik-baik saja.“Kita duduk lagi, ya,” ajak Samudra lagi lembut. Tangannya merangkul pundak Mentari yang masih mematung padahal ibu tirinya sudah lama menghilang di tikungan koridor rumah sakit.“Ayahmu bangkrut. Tidak punya apa-apa. Ayahmu bangkrut, Mentari.” Ucapan Yulia terus berputar-putar di kepala Mentari seolah kaset rekaman yang kusut. Bahkan saat Samudra membimbingnya untuk duduk, ia hanya pasrah. Lelembutnya entah ke mana. Ia seola
Read more
BUKAN URUSAN SAYA
62Mentari sempat tertegun untuk beberapa saat, tetapi kemudian dapat menguasai diri. Bukankah ia sudah memperkirakan ini? Lalu, kenapa harus kaget?Ia menelan ludah walaupun sangat seret. Baru mengulurkan tangan dan menerima uluran tangan wanita yang mengaku bernama Lucyana itu.“Saya Mentari,” ujarnya singkat tanpa embel-embel apa pun. Tidak harus mengaku sebagai istri Samudra bukan? Toh itu memang hanya di atas kertas. Lagipula untuk apa? Istri sah yang dinikahi atas sebuah perjanjian akan kalah oleh cinta pertama yang jelas-jelas pernah dicintai. Bahkan mungkin hingga saat ini.“Boleh minta waktunya sebentar saja?” tanya Lucy lagi ramah yang membuat Mentari jengah sebenarnya. Begitu santai dan percaya diri wanita ini di depannya. Apa karaena usianya yang sudah dewasa, atau karena merasa jika dirinya akan menang ke mana-mana dibandingkan dirinya?“Untuk?” Mentari juga berusaha bersikap setenang mungkin. Walaupun masih muda dan tidak berpengalaman, ia tidak mau terlihat payah. Ia ti
Read more
BEBASKAN
63 Seraya berjalan menjauh, Mentari menggigit bibirnya. Langkahnya tersaruk karena menahan sesak yang memenuhi dadanya. Walaupun di permukaan dan terutama di depan wanita itu terlihat kuat dan tegar, sesungguhnya hatinya remuk-redam. Ia hancur. Sudahlah kondisi sang ayah yang entah kapan akan sadar, kini harus menghadapi kenyataan jika rumah tangganya akan segera berakhir. Lihatlah bahkan Samudra tidak menyusulnya sama sekali. Itu artinya sang pria memang datang untuk Lucy, cinta pertamanya. Bukan untuk dirinya. Mentari terus menyeret langkah. Lalu saat mendapati tempat lumayan sepi di mana tidak ada banyak orang berlalu-lalang, ia pun berjongkok memeluk lututnya dan menangis untuk meluapkan sesak yang berjejal. Air matanya bercucuran melewati pipi sebelum akhirnya berjatuhan di atas lututnya. Sesak itu begitu menyiksa jika tidak dikeluarkan. Karenanya ia memilih menumpahkan dulu tangisnya. Entah berapa lama Mentari melakukannya, yang pasti saat dadanya tidak terlalu berjubel deng
Read more
EGOIS
64Mentari melerai pelukan Samudra saat tangisnya mulai mereda. Sungguh ia nyaman di sana, merasa tidak sendirian. Hanya saja, rasanya tak lagi sama. Karena ia tahu apa yang diberikan Samudra hanya rasa nyaman karena kasihan. Setidaknya itu yang ia pikirkan.Mentari menarik dirinya, kemudian mengeringkan sisa air mata di pipi. Duduk tegak menghadap ke depan. Tak ingin lagi membuat Samudra mengasihaninya.“Jadi, kapan Om akan mengurus perceraian kita?” tanyanya setelah berkali-kali menarik napas dalam.Sementara helaan napas terdengar dari mulut Samudra.“Apa sebegitu ingin bercerainya kamu dariku?” tanya sang pria dengan suara tertahan.Mentari menoleh, lalu menatap lurus pria yang wajahnya ternyata juga kusut.“Apa ada alasan kita tetap mempertahankan pernikahan ini?” tanyanya balik.“Jika hanya karena Om butuh keturunan seperti tuntutan Nenek Widya, Om bisa memilikinya dengan wanita yang Om cintai. Atau jika karena perjodohan itu, bukankah kita sudah menunaikannya? Kewajiban kita se
Read more
MENGERTILAH
65“Ya Tuhan … betapa egois laki-laki ini ….” Mentari melepaskan tangan Samudra di pundaknya, kemudian memutar tubuh dan mengusap kasar wajahnya dengan punggung sedikit membungkuk.Tidak menyangka jika pria yang terlihat tegas dan berpendirian teguh ini ternyata hanya sosok egois yang ingin memiliki segalanya tanpa memikirkan perasaan orang lain. Padahal, dirinya sudah jelas-jelas mau mengalah, dan mundur agar ia bisa bersatu dengan wanita yang dicintainya. Namun, Samudra tidak mau melepaskannya, tapi juga tidak mau menjauhkan Lucy dari pernikahan mereka.Apa sebenarnya yang diinginkannya? Jangan bilang ia menginginkan mereka berdua.“Apa sebenarnya mau Om?” Akhirnya pertanyaan itu Mentari lontarkan setelah beberapa lama.“Jangan bilang Om mau menjadikanku tameng semata di hadapan keluarga. Bertingkah seolah suami yang bertanggungjawab dan anak yang berbakti. Padahal semua hanya untuk menutupi hubungan dengan kekasih masa lalu.”“Tari, pikiranmu terlalu jauh. Aku tidak sejahat yang ka
Read more
DEMI KEBAIKAN BERSAMA
66Ketegangan menyelimuti, sebelum Mentari bergegas menghampiri wanita sepuh yang masih menatapnya dan Samudra dengan wajah tak bersahabat. Diraihnya tangan wanita itu lalu diciumnya takzim.“Nenek, kenapa ada di sini?” tanyanya dengan menatap sebentar. Tak berani menantang mata sang mertua yang seakan tengah mengulitinya.Tidak ada jawaban dari mulut wanita sepuh itu. Melainkan tatapan yang terus menghujam tajam berganti-gantian antara dirinya dan Samudra.“Kenapa tidak memberitahu Nenek jika ayahmu sakit?” Kalimat pertanyaan yang akhirnya terlontar dari mulutnya setelah puas memindai anak dan menantunya. Suaranya sangat jelas jika ia menuntut.Mentari menunduk dan memilin jemarinya. Sungguh ia tidak mau merepotkan ibu mertuanya. Apalagi hubungannya dengan Samudra kini sudah di ujung tanduk.“Sam, kenapa tidak memberitahu Ibu?” Nenek Widya yang tidak pernah dijauhi asistennya itu kini mengalihkan pandang terhadap anaknya.“Pak Bumi sampai koma seperti ini, dan di antara kalian tidak
Read more
KEMBALI KE AWAL
67“Kak Bima?” Kening Mentari berkerut mendapati laki-laki usia tiga puluhan itu berada di sana. Bukan apa-apa, ia tidak pernah mengatakan tempat tinggalnya karena Bima juga tidak pernah bertanya.“Dek Violet, kamu tidak apa-apa?” tanya lelaki itu dengan ngos-ngosan begitu tiba di hadapannya. Raut cemas berpendar di sana.Mentari mengerjap dan memicing.“Kak Bi-ma, ke-napa ada di sini?” tanyanya bingung seraya mengedarkan pandangan. Seingatnya ia tudak pernah mengatakan tempat tinggalnya.“Saya mengkhawatirkanmu, Dek. Nomormu tidak aktif dan kamu tak kunjung mengirim e-mail. Padahal kamu sudah berjanji tadi.”Mentari tertegun. Ia baru ingat jika tadi berjanji. Namun, banyak kejadian dialaminya sejak kepulangannya bertemu Bima, membuatnya jangankan teringat janji itu. Dari pertemuan dengan Bastian yang akhirnya memaksanya mengantar hingga dirinya dituduh dan dianiaya Novita. Lalu mendapati ibu tiri keluar dari apartemen Samudra dan terakhir berita sakitnya sang ayah.Belum lagi menyamb
Read more
BENCI
68Plak!Sebuah tamparan Mentari daratkan di pipi Samudra setelah berhasil melepaskan diri. Beberapa saat lamanya ia meronta hingga akhirnya dapat terlepas setelah menggigit lidah sang pria. Tatapan nyalang pun ia hujamkan setelahnya. Lalu dengan dada bergerak cepat, ia memekik.“Aku benci Om Sam!”Setelah sekali lagi tatapan itu terhujam, Mentari pun berbalik dan berjalan cepat menuju kamarnya. Meninggalkan pria yang masih meringis dan menatapnya nanar. Wanita itu menutup kasar pintu, lalu bersandar di baliknya.Satu lagi luka tergores di hatinya karena perlakuan pria itu. Kali ini karena harga dirinya yang terkoyak. Entah apa yang diinginkannya, bahkan setelah beberapa luka ia goreskan, masih berpikir untuk melecehkannya.Ya, ia anggap itu pelecehan karena dilakukan dengan cara yang tidak baik. Sungguh, ia semakin terluka dan membenci pria itu.Mentari menghabiskan tangisnya setelah beberapa lama. Sebenarnya malas untuk menumpahkan lagi air mata, tapi perlakuan Samudra barusan sanga
Read more
KARMA
69Kediaman keluarga Hanggara.“Apa kamu sudah menjenguk ayahmu, Novita?” tanya Nenek Widya setelah beberapa lama ruang makan mereka hanya dihiasi suara denting sendok dan garpu yang beradu dengan piring saja. Ya, keluarga mereka tengah berkumpul untuk makan malam.Keluarga mereka memang termasuk kaku. Setiap berkumpul makan tidak pernah dihiasi obrolan hangat layaknya sebuah keluarga, apalagi canda tawa. Hanya sesekali obrolan terdengar bila berkumpul. Itu pun seputar pekerjaan Benny dan Bastian di kantor.Nenek Widya juga tidak terlalu dekat dengan kedua menantu wanita di rumah itu hingga membuat mereka jarang terbuka satu sama lain.Semua orang kini menghentikan aktivitas mereka saat wanita nomor satu di rumah itu terdengar bertanya. Dan semua mata pun kini tertuju wajah Novita yang selalu berlapis make up meski di rumah sekali pun.“Memangnya ayah kenapa, Nek?” Dengan polosnya Novita balik bertanya. Tak ada raut apa pun di wajahnya selain heran.Nenek Widya mendengkus pelan sembar
Read more
SANGAT MENCINTAIMU
71Hari kedua ayahnya di rumah sakit, Mentari seperti biasa duduk di kursi susun empat tak jauh dari ruang ICU. Sejauh ini ayahnya belum ada perkembangan. Masih berbaring seolah tertidur. Padahal secara berkala ia meminta izin untuk masuk sekadar mengajak bicara sang ayah. Berharap pria cinta pertamanya itu segera bangun dan bicara lagi dengannya.Waktu demi waktu menunggu di rumah sakit ia habiskan seperti biasa dengan menguprek ponsel menggores pena. Merangkai kata-kata menjadi untaian kalimat bermakna hasil imajinasi yang akhirnya menjelma menjadi sebuah karya yang selalu dinikmati dan ditunggu pembacanya.Saat konidisi hati dan otak sedang melow seperti ini, ternyata lebih mudah menghayati penokohan yang ia ciptakan sendiri. Terasa lebih masuk hingga ceritanya semakin hidup. Pundi-pundi rupiah yang ia dapatkan dari tulisannya pun semakin banyak. Tabungannya semakin gendut, hingga ia yakin hidup sendiri pun tak akan membuatnya kesulitan.Bukankah ia harus mempersiapkan semuanya? Ka
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status