Share

SANGAT MENCINTAIMU

71

Hari kedua ayahnya di rumah sakit, Mentari seperti biasa duduk di kursi susun empat tak jauh dari ruang ICU. Sejauh ini ayahnya belum ada perkembangan. Masih berbaring seolah tertidur. Padahal secara berkala ia meminta izin untuk masuk sekadar mengajak bicara sang ayah. Berharap pria cinta pertamanya itu segera bangun dan bicara lagi dengannya.

Waktu demi waktu menunggu di rumah sakit ia habiskan seperti biasa dengan menguprek ponsel menggores pena. Merangkai kata-kata menjadi untaian kalimat bermakna hasil imajinasi yang akhirnya menjelma menjadi sebuah karya yang selalu dinikmati dan ditunggu pembacanya.

Saat konidisi hati dan otak sedang melow seperti ini, ternyata lebih mudah menghayati penokohan yang ia ciptakan sendiri. Terasa lebih masuk hingga ceritanya semakin hidup. Pundi-pundi rupiah yang ia dapatkan dari tulisannya pun semakin banyak. Tabungannya semakin gendut, hingga ia yakin hidup sendiri pun tak akan membuatnya kesulitan.

Bukankah ia harus mempersiapkan semuanya? Ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Ecja Imoet
kq gk bisa lanjut
goodnovel comment avatar
Isnia Tun
Mentari belum update
goodnovel comment avatar
LarasatiEndang PoenyanyaPithy Arjoenaneglendang
lemes bgt mulut si novita itu,,pengen deh ngulek mulutnya pakai cabai,,,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status