Semua Bab Pengawalku Suamiku : Bab 31 - Bab 40
63 Bab
Bagian 31. Kepulangan Randy
Berdiri tegak seseorang dengan muka tersenyum licik menatap pagar rumah yang tinggi menjulang. Ini adalah kali pertamanya datang kembali ke rumah itu semenjak dia menikah dengan Justin, lelaki yang berhasil direbutnya dari sang kakak. "Aku tidak akan membiarkan ada ketenangan di rumah ini. Kalian harus membayar kematian ibuku dengan harga yang mahal!" ucap Derina dalam hatinya bersamaan dengan senyuman mengerikan yang ia pendarkan. "Silahkan masuk Nona," ucap Satpam mempersilahkan namun dengan angkuh dan acuh Derina melangkah masuk begitu saja tanpa mengucapkan terima kasih. Saat langkah kaki itu mulai menjauh, Satpam hanya bisa menggelengkan kepalanya dan mengelus dada. Sikap arogan Derina benar-benar luar biasa. Sangat jauh berbeda dengan sikap Renata yang masih mau menyapa hangat para pekerja di kediaman Harisson dan memperlakukan mereka layaknya manusia. Tapi Derina? Tidak, jangan harapkan itu darinya. Sampailah Derina di depan pintu ruang tamu, baru saja dia hendak melangkah
Baca selengkapnya
 Bagian 32. Maunya Kelor 
Tertegun Renata saat melihat sosok Justin tiba-tiba duduk di sampingnya dengan penampilan yang sedikit berantakan. Dasinya tak lagi terikat rapi, jasnya hanya ia sampirkan di atas tas kerjanya dan hanya mengenakan kemeja warna biru langit.“Kau?” gumam Renata terkejut dan dia cepat-cepat menarik kakinya dari kolam untuk segera pergi.“Iya ini aku. Apa kabarmu Rena?” sapa Justin sambil tersenyum dan satu tangannya mencekal tangan Rena mencegahnya pergi.“Kau sudah gila Justin. Kenapa kau ada di sini? Aku sudah lelah dengan drama yang istrimu ciptakan.”Justin menatap nanar Renata, tatapan mata yang bingung dan tidak bisa menangkap apa maksud perkataan mantan tunangannya itu. “Apa maksudmu Rena, drama apa?” tanyanya.Renata menggeleng, dia tersenyum simpul lalu duduk lagi dengan kekesalan yang memuncak. Apa Justin benar-benar tidak tahu tentang drama di rumah sakit itu?Jika diingat kembali memang waktu itu Justin sedang tak sadarkan diri bahkan dia sama sekali tidak mengetahui kedatang
Baca selengkapnya
  Bagian 33. Mendekati Titik Terang 
“Apa kamu makan dengan baik?” tanya Alex pada Renata melalui sambungan video call. “Iya, Alex aku makan dengan baik.” Renata menjawabnya sambil memasak sesuatu di panci kecil. “Itu sedang apa? ini sudah jam tidur Rena. Harusnya kamu tidur.” Alex melihat asap mengepul dari panci kecil. “Hehehe! Aku masak mi instant. Habisnya terlalu lama menunggu Hera dan Rio kembali,” kata Renata sambil meringis memamerkan jajaran giginya yang putih. Dia tahu Alex akan mengomel ketika tahu istrinya itu hanya makan mi instant, terlebih sedang hamil. Alex menghela nafasnya, dia sudah melakukan banyak konsultasi dengan dokter spesialis kandungan. Dia tahu banyak hal tentang nutrisi yang baik untuk ibu hamil, lalu Rena, dia malah memakan mi instant. “Rena, aku ini ternyata bandel juga ya. Sejak kapan kau tidak mendengarkan ucapanku. Seingatku dulu kau selalu mematuhiku.” Renata tersenyum manis. “Sejak aku mengakuimu sebagai suamiku dan ayah dari anakku ini. apa yang harus kutakutkan? Kita tidak akan
Baca selengkapnya
Bagian 34 Penelusuran Justin
Jarum jam mengarah pada angka 2, sesuai dengan apa yang mereka bicarakan, Justin dan si manager bertemu dan berbincang di dalam mobil. "Operator yang Anda cari itu sudah berhenti bekerja, kebetulan saat kejadian itu terjadi saya tidak berada di lokasi. saya sedang mengajukan cuti menemani istri saya melahirkan." "Iya, saya memaklumi itu. Di mana alamat Operator itu?" Justin tidak mau berbasa-basi. "Tunggu, sebenarnya ada masalah apa?" "Malam itu, saya rasa ada seseorang yang memberikan sesuatu kepada tunangan saya sehingga dia dan pengawal pribadinya melakukan kekeliruan. Saya sangat mengenal kepribadian tunangan saya, jadi tidak mungkin dia melakukan hal semacam itu." Sejenak si manager terdiam, dia seperti berpikir keras untuk mengurai kasus tersebut. "Sebenarnya Anda tidak perlu memberikan saya uang seperti tadi. Saya mengajak Anda berbicara berdua di sini karena saya tidak mau nanti jabatan saya hilang karena kasus ini.
Baca selengkapnya
 Bagian 35. Sedikit Bukti 
“Tapi daun kelor itu?”Pertanyaan singkat dari istrinya itu sukses membuat Alex menelan ludah perlahan. Pasalnya sampai detik itu dia belum juga memenuhi keinginan istrinya untuk bisa makan sayur daun kelor.“Aku pikir berapa hari berlalu dia sudah lupa, nyatanya masih ingat saja. Hemh,” batin Alex dalam hatinya.“Kenapa melamun? Aku tanya kapan daun kelornya tiba?” tanya Renata lagi dengan ekspresi wajah penuh harap yang tak bisa Alex abaikan begitu saja.“Nanti, hari ini aku minta Hera untuk mencarikan ke berbagai tempat tanaman hias, tempat penjual bibit tanaman.”“Apa kelor termasuk tanaman hias Lex?”“Yang terpenting mereka mau usaha dulu, sabar ya. Memangnya sangat ingin sekali?” tanya Alex lagi memastikan, padahal dia sangat berharap jawabannya tidak.“Iya, entahlah aku ingin sekali, sepertinya sangat segar kalau dimakan dengan nasi hangat. Selama hamil aku tidak pernah meminta sesuatu padamu ‘kan?”Memang jika diingat benar apa kata Renata, dia sama sekali tidak pernah meminta
Baca selengkapnya
Bagian 36. Tidak Perlu Menunggu
"Sementara kau bisa tinggal di sini kalau mau. Ini sangat kebetulan sebentar lagi kakakmu melahirkan, ada kau di sini itu berarti ada teman untuk kakakmu." Alex meminta Randy untuk menetap di apartemen. "Aku sangat senang kau di sini, ada teman untuk kakakmu. Belakangan dia sering merasa bosan tapi sama sekali tidak bisa keluar karena...." "Karena berita-berita jahat di sosial media ya? Soal kakak yang diberitakan berselingkuh?" tebak Randy. "Iya, aku hanya tidak siap dituduh begitu sedangkan aku dan Alex sama sekali tidak pernah melakukan perselingkuhan. Adanya aku sampai hamil ini karena kami berada di bawah pengaruh obat sialan itu." Randy menatap teduh kakaknya, ia genggam erat tangan wanita yang terusir dari keluarganya itu dan tersenyum manis. "Aku percaya dengan kalian. Aku sangat percaya dengan kalian daripada berita jahat itu. Berita jahat itu sudah pasti Derina yang membuatnya." "Kau seyakin itu?" Renata menatap tak percaya adiknya. Randy mengangguk pelan dengan tatapan
Baca selengkapnya
Bagian 37. Kontraksi Palsu
Kontraksi yang kerap muncul meski sebentar di usia kehamilan 7 bulan membuat Alex panik. Dia panik sebab mengetahui hal itu belum semestinya terjadi. "Kita harus ke rumah sakit besok. Apa ada cairan yang keluar? Apakah ada bercak darah juga?" tanya Alex yang begitu cemas. Dia terus saja mengusap perut Renata. "Tidak ada Lex, tenanglah. Ini hanya karena aku kaget tadi. Sudahlah, tidak perlu sepanik itu," sergahnya berusaha untuk menenangkan suaminya. Alex melepaskan dasi dan jasnya. Dia menghempaskan tubuhnya di ranjang sambil menatap nanar Renata. "Rena, apa tidak bisa kau itu menyadari kalau kau sedang hamil?" "Apa maksudnya?" Renata duduk perlahan. "Ya kau tadi, bergerak secepat itu. Hati-hatilah, aku takut kalau terjadi sesuatu dengan kalian." Alex menatap cemas perut Renata. Renata duduk dan menempatkan tangan Alex di atas perutnya. "Jangan cemas ayah, dia hanya berlatih untuk melakukan kontraksi. Ini seperti kontraksi palsu. Jangan terlalu cemas ya." Alex mengulum senyumn
Baca selengkapnya
Bagian 38. Mengenalkan Ibu Bos
Stelan jas hitam, dasi biru Dongker dan rambut klimis, sepatu mengkilap. Pria yang bertinggi badan 170cm dengan kulit kuning langsat berjalan menuju ke meja makan menghampiri istri dan adik iparnya. "Siapa yang memasak semua ini?" tanya Alex kepada Randy dan Renata. "Randy Sayang, dia yang memasak semua ini. Aku bangun dan sudah selesai semuanya. Hemh... menyenangkan sekali rasanya seperti ini, ada orang yang membantuku, ada teman juga bagiku untuk mengobrol," ucap Renata sambil mengambilkan nasi goreng untuk Alex. Saat itu mereka seperti keluarga kecil yang bahagia. Keluarga yang utuh dan hangat. Sama sekali tidak terlihat keretakan di dalamnya. Ada kerinduan di hati Renata dengan suasana yang hangat seperti itu. Jika diingat, jarang sekali dia bisa berkumpul dengan sang adik di meja makan, terlebih sejak adiknya-Randy, yang sedari SMP sudah secara terang-terangan menolak dan menyatakan ketidaksukaan terhadap Derina. "Apa ibu menghubungimu?" Renata menatap adiknya yang sedang ma
Baca selengkapnya
 Bagian 39. Derina Otak Kejahatan
Berada di dalam ruangan yang bernuansa putih, dengan beberapa tanaman hias dan juga akuarium kecil dengan ikan-ikan hias sebagai pengurai kejenuhan membuat Renata tersenyum senang sedari tadi dia memasuki ruangan kerja sang suami.“Mana ini, dari tadi aku menunggu mereka mengajukan surat pengunduran diri kenapa tidak ada?” gumam Alex yang langsung disahuti oleh Frans.“Mana mungkin mereka berani, mencari pekerjaan di jaman sekarang ini sangat sulit.”“Alex, sebenarnya kamu juga tidak perlu melakukan hal itu. Aku sudah bisa menerima kalau mereka terbagi menjadi dua kubu. Ada yang menyukai sudah pasti ada yang membenci. Apa masalahnya?” kata Renata dengan ekspresi wajah yang datar seolah tak mempermasalahkan gunjingan para karyawan yang ada di perusahaan suaminya.Alex menatap Renata penuh makna. Dia memperhatikan bagaimana wanita itu bisa tersenyum bebas hanya karena melihat ikan-ikan cantik berenang.“Kamu suka ikan?” tanya Alex.“Suka, aku senang melihat mereka. Kenapa di rumah kita
Baca selengkapnya
Bagian 40. Dia Harus dipenjara
Bagian 40. Dia Harus dipenjara "Aku berjanji padamu ibu, aku tidak akan membiarkan keluarga itu tenang." Kalimat penuh dendam itu terlontar dari mulut seorang wanita yang berusia 25 tahun dibawah guyuran hujan. Derina, setelah berhasil menghancurkan masa depan Renata dan membuatnya terusir dari rumah tak lantas membuatnya puas. Derina masih saja menggencarkan aksinya, termasuk mempengaruhi ibu Rima melalui jalur mistis. Selain ingin membuat keluarga itu hancur, dia juga ingin menguasai seluruh hartanya lalu menyingkirkan semuanya satu per satu. "Sekarang juga kamu harus menemui kakakmu dan meminta maaf. Aku sama sekali tidak menyangka jika otakmu akan sedangkan itu Rina!" berang tuan Harisson yang memarahi Derina sampai kedua bola matanya nyaris menggelinding. "Ayah, kenapa ayah tega sekali kepadaku? Aku kehabisan waktu untuk belajar. Aku tidak mengenal cinta dari pria lain, selama ini yang sering kulihat adalah Justin. Apa salah jika aku juga menginginkannya Ayah? Apakah itu s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status