All Chapters of Pengawalku Suamiku : Chapter 11 - Chapter 20
63 Chapters
Bagian 11
  Seharian, Rena bekerja dengan nyaman. Rio dan Hera, keduanya menjaga dengan baik istri bos mereka. Sama sekali tidak ada yang membuat kesulitan. Hanya saja sesuatu yang tidak diharapkan justru terjadi saat jam pulang kerja.Alex menjemput Rena seperti biasa. Dia datang ke resto & cafe miliknya. Alex tidak pernah menyangka jika Justin rupanya sudah mengintai Rena sampai sejauh itu. Justin menunggu Rena di depan cafe.“Sudah selesai? Ayo mari kita pulang,” kata Alex sembari membawakan tas Rena.Sikapnya begitu lembut layaknya suami yang begitu mencintai istrinya. Sikap yang begitu alami tanpa ada sesuatu yang dibuat-buat. Perhatian dan sikap manisnya ia tunjukkan dengan sepenuh hati. Namun Rena, dia masih belum mau membuka hatinya meski
Read more
Bagian 12
"Siapa yang bilang kau orang ketiganya? Kau suamiku," ralat Rena yang duduk dan memasang sabuk pengaman dan menatap ke luar jendela. Alex terdiam, dia sesekali melirik memandang Rena, menelusuri garis wajah cantik yang selama ini hanya bisa dikaguminya. "Sejujurnya, aku tidak memahami pola pikirmu. Malam itu, malam itu kau menciumku. Tapi sekarang kau menempatkan dirimu sendiri sebagai orang ketiga dalam hidupku. Aku tak pernah menempatkan mu sebagai orang ketiga." "Tapi aku masih bisa melihat pancaran rasa cintamu kepadanya. Kau sangat mencintainya Rena," ujar Alex sembari menahan ledakan amarah dalam dirinya. "Kalau dia benar-benar mencintaimu seharusnya dia tidak terpengaruh dengan kejadian malam itu dan mencoba untuk mencari tahu. Tapi apa? Dia justru ikut menghakimi." Alex kembali mengingat peristiwa yang memalukan itu. "Dia hanya terbawa emosi. Bayangkan saja jika kau yang ada di posisinya." Rena terkesan membela Justin.Alex seketika membuang pandangan, mendengar pembelaan
Read more
Bagian 13
Bagian 13~~~*~~~“Seharusnya kau lebih berhati-hati,” ucap Hera ketika mengantarkan Rena pulang.“Iya, aku merasa kurang fokus hari ini, entahlah. Maafkan aku ya sudah merepotkan kalian,” kata Rena ketika dia turun dari sepeda motor Hera dan melepaskan helmnya. Rena berjalan masuk ke dalam apartemen dengan perasaan yang kacau. Pertengkaran dengan Alex nyatanya membuatnya kehilangan fokus dalam bekerja hingga membuat tangannya terluka.Entahlah, perasaan apa itu Rena pun tidak ingin tergesa-gesa memutuskan. Sedangkan sebelah sisi hatinya sebenarnya masih dipenuhi oleh nama Justin.Di satu tangannya dia membawakan kue untuk Alex, Rena berharap hari ini dia mempunyai kesempatan untuk bisa memperbaiki suasana dengan suaminya itu. Ayahnya, dari dulu selalu mengajarkan tentang bagaimana sikap saling menghargai antar suami istri. Beberapa kelas pembinaan sebelum berumah tangga pun sempat diikuti, Rena hanya perlu sedikit niat untuk berubah dan menerapkan pelajaran yang pernah diperoleh.
Read more
Bagian 14
    Bagian 14~~~*~~~ “Oh, tasnya tertinggal.” Alex yang tadinya ingin mendiamkan Rena, mau tidak mau mengambil tas wanita itu dan mengikuti ke mana mobil yang Rena tumpangi melesat pergi. “Rumah sakit mana yang dia tuju?” gumam Alex sendirian sembari terus memperhatikan arus lalu lintas. Jarak mobil mereka lumayan jauh sehingga Alex sedikit kesulitan dan tiba lebih lama. Sementara keributan sudah terjadi di dalam rumah sakit dan Rena memutuskan untuk pergi. Dia keluar melalui pintu samping. Langit menghitam, alam seolah tahu dan bisa merasakan kesedihan yang Rena alami. Ibunya tertahan dengan keberadaan ayahnya. Sementara dirinya terlempar keluar setelah adanya Derina. “Tuhan, sampai detik ini aku masih tidak tahu apa salahku? Kenapa semuanya begini? Apakah niat baikku yang ingin keluarga kami kembali
Read more
 Bagian 15
  ~~~*~~~ “Kenapa sedari tadi terus berputar-putar?” Rena bertanya sebab Alex sudah 2 kali putaran mengitari jalanan kota bersamanya. Alex tersenyum, dia terus mengemudikan mobilnya dengan memutar lagu yang menenangkan tanpa ada vokalis yang bersuara. Benar-benar hanya alunan musik relaksasi. “Kau sangat suka menghabiskan waktu seperti ini saat sedang banyak pikiran bukan? Aku sudah cukup lama mengawalmu nona Rena, aku sudah mengetahui banyak rahasiamu.” Rena menatap ke jendela luar, apa yang Alex katakan adalah benar. Dia sudah mengetahui banyak sekali rahasia tentang dirinya. Bahkan sebelum semua kasus ini terjadi, Alex adalah tempat curhat bagi Rena. “Iya, aku ingat. Kau dulu adalah tempat curhat terbaik bagiku.” “Hahaha! Aku tidak menyangka sama sekali jika takdir akan membawaku sampai pa
Read more
Bagian 16
  ~~~*~~~ “Sebenarnya dia mau pergi ke mana?”  gumam Rena sambil terus berjalan masuk ke dalam apartemen.Dia duduk sejenak, merebahkan tubuhnya di sofa dan menatap langit-langit, merenungi semua yang telah terjadi. Apa yang Derina lakukan pun dia tidak berani memvonis apakah itu tindakan yang disengaja atau sebuah kebetulan. Rena terlalu baik dalam menghadapi adik yang tak tahu diri itu. Rena terdiam dan menatap ke arah kamar Alex, kamar laki-laki yang telah berubah status menjadi suaminya namun sama sekali tidak pernah mendapatkan hal ataupun menyentuhnya dalam beberapa bulan mereka hidup bersama.
Read more
Bagian 17
~~•~~ Burung berkicau menyambut pagi yang cerah. seperti biasa Alex sudah bersiap untuk pergi ke kantornya. pagi ini perasaannya sudah lumayan membaik setelah semalam melihat Rena menunggunya di sofa. dia merasa seperti sedang diperhatikan oleh istrinya tersebut. "Apa aku sudah terlihat tampan?" ucap Alex seorang diri ketika dia tengah bercermin sebelum keluar meninggalkan kamar. "Oh aku tidak boleh terlihat begitu rapi. Aku harus menguji sampai mana tingkat perhatiannya terhadapku," kata Alex yang kemudian justru melonggarkan dasi dan sedikit membuat rambutnya berantakan. Alex juga berijingkrak-jingkrak seperti seseorang yang telah melakukan pemanasan sehingga penampilannya menjadi sedikit kusut dan berantakan. Setelah dia siap dengan segala rencananya itu, Alex mulai berjalan memasuki area dapur untuk membuat kopinya sendiri. Namun, hatinya bergemuruh senang saat melihat Rena tengah berdiri dengan gaya rambutnya yang sedikit berantakan dan sedang membuat kopi. Bagi Alex peman
Read more
Bagian 18
Seorang laki-laki tengah memainkan pens di tangannya. Alex, saudari tadi senyuman bahagia tidak pernah surut dari bibirnya. Seolah dunianya terasa begitu indah dan menakjubkan. "Sudahlah aku perhatikan kau seperti terkena sindrom tertentu. Apa tidak terasa lelah bibirmu itu sudah dari tadi tersenyum terus?" Frans dengan sengaja mengejek sahabatnya itu. Sedari tiba di kantor pagi tadi, suasana hati Alex begitu baik. Saat jam berapa pun dia sama sekali tidak mengeluarkan suara tinggi, ataupun menangkap tajam karyawan yang salah dalam presentasi. "Kenapa kenapa harus merasa lelah? Kau itu belum tahu bagaimana rasanya bisa mendapatkan perhatian dari orang yang kau sukai. Kau tahu kan sudah berapa lama aku hanya dia memendam perasaan ini." Frans mengulum senyumnya. Dia adalah saksi dari perjalanan cinta seorang Alex kepada Renata. Perjalanan cinta yang semula hanya bisa menunggu dalam diam, memuja tanpa suara. "Baiklah-baiklah, aku sangat memahami itu. lalu bagaimana hari ini, perusaha
Read more
Bagian 19 
Bagian 19 ~~~*~~~ “Kau dengar sendiri ‘kan Rena. Dia ini pembohong!” tunjuk Justin kepada Alex yang sedikit lebih pucat sebab tertangkap basah. Siapa yang tahu bila saat itu segala kecemasan mulai menggelayutinya. Rena hanya diam. Tangannya memegang kuat mangkuk mi yang baru saja dibuatnya. “Bisa saja dia memang sengaja ingin menjebakmu dan membuat kita berpisah karena dia membenci ayahmu,” ucap Justin yang lagi-lagi membangun asumsinya sendiri dan ingin Rena kembali padanya. Rena masih diam, sebisa mungkin dia berusaha untuk mengendalikan amarahnya. Perlahan diletakkannya mangkuk tersebut dan dia menghela nafasnya menatap Alex yang sama sekali tidak mengeluarkan pembelaan. “Apa yang Justin katakan bisa saja ada benarnya. Dia ... dia merahasiakan siapa dirinya yang sebenarnya hanya untuk membalas dendam? Bisa saja itu terjadi, itu mungkin saja meski belum terbukti adanya kaitan meninggalnya tuan August dengan ayah. Aku hanya sering mendengar ayah mengomel menyatakan ketidak coco
Read more
Bagian 20. Kecupan Sayang Alexander
*** Setelah perbincangan serius, dan setelah Renata mengetahui semuanya tentang siapa Alexander sebenarnya, hubungan mereka menjadi renggang. Beberapa hari Renata tidak masuk kerja karena keadaannya yang tidak memungkinkan. Renata merasa begitu lemas, pusing, dan mual. Pagi itu adalah waktu di mana mereka sarapan bersama. Keduanya memang sarapan di satu meja namun tidak saling bicara. Selain suara sendok dan piring yang saling beradu tidak akan ada suara lain di meja makan tersebut. Akan tetapi pagi itu sedikit berbeda, Renata kesusahan membuka selai strawberry yang baru dibelinya. "Sini aku bantu," kata Alexander sembari mengulurkan tangannya. Renata tetap diam dia tetap berusaha mencoba membuka tutup selain itu sendiri. Namun tetap saja dia gagal melakukannya."Tidak usah aku tidak membutuhkan bantuanmu," tolak Renata dengan ketus. "Terserah saja Kalau kau mau marah. Mau marah seperti apapun juga kau akan tetap menjadi istriku. Karena aku sama sekali tidak akan sudi menceraik
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status