All Chapters of MISTERI KEMATIAN ISTRIKU: Chapter 31 - Chapter 40
68 Chapters
31. JAWABAN SAMUDRA
Waktu tengah malam sudah lewat.Airish sudah tertidur lelap sejak tadi sehabis meminum obat, namun berbeda dengan Sudirman yang masih asik menatap layar ponsel di tangannya.Maju mundur Sudirman ingin menghubungi Samudra.Satu sisi, dia merasa begitu berat untuk mewujudkan permintaan sang putri tercintanya, namun di sisi lain, Sudirman melihat adanya binar cerah kebahagiaan di balik sorot mata indah milik Airish saat sang putri menceritakan tentang sosok Samudra padanya.Sebagai seorang Ayah, Sudirman pun paham, bahwasanya Airish, memang sudah menyukai Samudra.Pada akhirnya, setelah cukup lama menimang-nimang dengan segala konsekuensi yang mungkin harus dia tanggung kelak, Sudirman pun memutuskan untuk menghubungi Samudra malam itu.Dan mengajaknya bertemu.Tak membutuhkan waktu lama, begitu Samudra di sana menyanggupi ajakannya, Sudirman pun langsung mendatangi Samudra ke daerah pasar ikan di Muara Baru."Airish bilang, kamu sudah pulang ke rumahmu, kenapa masih di sini?" tanya Sudi
Read more
32. SEBUAH PERASAAN INGIN MEMILIKI
"APA KATAMU, MAS? JADI PAPA MENINGGAL AKIBAT ULAH GARA?" pekik Senja di hadapan sang suami.Alden tak tahu lagi kemana harus mencari pertolongan, itulah sebabnya dia harus mengungkap semua kejahatan Gara yang sebenarnya pada Senja sebelum Gara bertindak lebih jauh.Setidaknya, Alden harus membuat Senja tetap berada di pihaknya dan membenci Gara."Gara sudah menipu kita, sayang. Dia sudah mengingkari janjinya padaku," jelas Alden lagi. "Setelah aku menuruti semua perintahnya untuk memfitnah Aisha di hadapan Papa, hingga Papa jadi membenci Aisha dan mengusir Samudra dari rumah, aku pikir Gara akan menepati janjinya dengan membantuku menjadi pimpinan utama di perusahaan Papa, tapi apa yang dia lakukan sekarang, dia malah diam-diam merencanakan pembunuhan terhadap Papa, Senja. Bahkan dia mengakui bahwa kecelakaan yang Papa alami kemarin itu semua ulahnya," jelas Alden panjang lebar."Ya sudah, kalau begitu kenapa kamu tidak melaporkan Gara ke kantor polisi? Dia sudah membunuh Papa dan dia
Read more
33. PEMBAGIAN HARTA WARISAN
Seluruh keluarga kini sudah berkumpul di dalam home theater pribadi yang cukup luas di kediaman utama keluarga Atlanta.Sebuah ruangan besar yang biasa dijadikan tempat bersantai dan berkumpulnya keluarga.Dawis selaku pengacara Adipati, di dampingi Gara akan memutarkan sebuah video di mana di dalam video tersebut, akan menampilkan isi dari pembagian harta warisan yang akan diberitahu oleh Adipati sendiri.Hanya saja, mereka belum memulai acara karena masih harus menunggu kedatangan seseorang saat itu.Dan orang tersebut adalah Samudra."Coba lo telepon lagi si Samudra, Gar? Kita udah hampir satu jam loh nunggu di sini?" Teriak Alden yang sudah mulai bosan menunggu.Gara kembali menoleh ponselnya dan mendapati pesan masuk dari Samudra."Sam lagi di jalan, tunggu sebentar lagi," beritahu Gara saat itu.Benar saja apa yang dikatakan Gara saat itu, karena tak lama setelahnya, orang yang sejak tadi mereka tunggu-tunggu kedatangannya pun tampak memasuki ruangan home theater itu. Dan kedata
Read more
34. SALAH TARGET
"Dan sebagai bukti rasa cintaku terhadap Rika dan juga Narendra, aku ingin kalian, terutama Samudra, melanjutkan kasus penyelidikanku yang sempat tertunda itu. Dawis akan membantu kalian karena dia yang mengetahui semuanya selama ini. Tangkap dan beri hukuman setimpal para manusia biadab yang sudah membunuh anak dan istriku. Maka setelah kasus ini selesai, kalian semua baru bisa menikmati bagian harta warisan yang sudah kusebutkan satu persatu tadi.""Maaf, jika ini terkesan memaksa, tapi, aku tidak akan bisa pergi dengan tenang sebelum pelaku pembunuhan terhadap keluargaku diberi hukuman setimpal. Aku ingin Almarhumah Rika dan Narendra mendapat keadilan yang seadil-adilnya atas semua penderitaan yang sudah mereka alami sejauh ini.""Jika kalian merasa keberatan dengan keputusanku, maka jangan mengharap apa pun dari harta milikku karena itu tidak akan pernah menjadi milik kalian. Maaf kan Papa untuk keputusan ini, namun, Papa hanya ingin, kalian menunjukkan rasa empati kalian terhadap
Read more
35. MAIN HATI
"Ada apa?" Tanya Gara saat dirinya sampai di sebuah kafe elit di daerah Kemang.Samudra yang memintanya datang, sementara Gara terlalu malas untuk bertanya lebih jauh. Toh mereka nanti akan bertemu juga.Samudra meringis, saat aroma alkohol terhirup menyengat hidung. "Lo mabok?" tanya Samudra spontan, karena sejauh dirinya mengenal sosok Gara selama ini, Samudra tahu bahwa Gara tidak suka minum.Menenggak air bening di atas meja yang memang sudah tersedia, Gara hanya memulas senyum tipis, "sedikit," jawabnya singkat."Ada masalah apa, Gar? Kenapa lo kelihatan kacau banget malam ini?" tanya Samudra lagi dengan segelintir kekhawatiran atas kondisi Gara saat itu."Gue ke sini buat dengerin omongan lo, bukan menjelaskan apa-apa tentang gue. Jadi, ada apa lo minta gue dateng ke sini malem-malem begini?" Tanya Gara balik yang jelas tak akan bicara apa pun soal alasan mengapa dirinya bisa menjadi begitu kacau malam ini."Gue cuma mau kasih tau lo tentang alasan kenapa gue sampai memutuskan u
Read more
36. MENGGENGGAM KEPERCAYAAN
"Ada apa, Aisha?" tanya Gara setelah jarak antara dirinya dengan Samudra sudah berjauhan.Ini sudah hampir tengah malam dan tak biasanya Aisha menelepon larut malam begini jika bukan dalam keadaan urgent."Mas, Angkasa demam, Mas. Dari tadi sore, sudah diminumi obat tapi panasnya nggak turun-turun. Ini malah semakin tinggi, dia sampai mengigau terus, aku bingung, Mas?" racau Aisha di sana. Dari suara yang terdengar cemas, Gara bahkan sempat menangkap suara isakan tangis Aisha.Gara menoleh kembali ke belakang, di mana Samudra masih duduk di lokasi yang sama menunggunya."Kamu tenang dulu ya, nanti aku hubungi lagi. Sekarang, beri obat-obatan tradisional saja dulu pada Angkasa, panggil Pak Suwirno," saran Gara saat itu yang jadi ikutan panik juga."Tadi aku sudah suruh Adi panggilkan Pak Wirno tapi sampai sekarang Pak Wirno nya belum nongol-nongol juga ke rumah," balas Aisha lagi."Oke, kamu tenang dulu. Tunggu sampai Pak Wirno datang, nanti aku hubungi lagi ya?"Klik!Tanpa menunggu j
Read more
37. KEMBALI KE DESA
Keadaan Airish sudah jauh lebih baik setelah menjalani perawatan intensif selama satu minggu di rumah sakit.Kabarnya, dua atau tiga hari ke depan, Airish sudah diperbolehkan untuk pulang.Pagi ini, cuaca cerah.Mentari pagi bersinar hangat.Airish tampak bersemangat menyambut hari saat pagi ini dia melihat kedatangan Samudra yang kembali menjenguknya.Sudah sejak tiga hari lalu, Samudra memang rutin menemani keseharian Airish di rumah sakit, karena Sudirman sendiri yang memintanya. Tak ingin melewati kesempatan ini, Samudra pun mengiyakan perintah Sudirman dengan senang hati. Anggap saja, ini sebagai masa pengenalan dirinya dengan Airish sebelum mereka benar-benar menikah nanti."Kamu nggak ke kantor hari ini, Sam?" Tanya Airish yang terduduk di kursi roda yang di dorong Samudra. Saat ini mereka sedang berjalan-jalan di taman rumah sakit menikmati hangatnya mentari pagi. Dua orang bodyguard berjas hitam tampak mengawal mereka dari belakang. Mereka adalah anak buah Sudirman yang Sudir
Read more
38. AYAH DAN IBU PENGGANTI
"Hm, Mas Gara pasti capek kan habis menempuh perjalanan jauh? Kebetulan aku masak hari ini, Mas," ucap Aisha dengan wajah tersipu. Mencoba untuk tetap menjaga pandangan, namun pesona Gara seolah meluluhlantahkan keimanan seorang Aisha.Aisha sadar, dirinya benar-benar sudah jatuh dan takluk oleh sosok Gara, tak ada lelaki lain di hatinya selain Gara saat ini."Yaudah ayo kita pulang, aku juga kangen sama Ibu," balas Gara seraya berjalan mendahului Aisha.Aisha melangkah di belakang Gara, menatap punggung lelaki yang sudah sejak lama dia nantikan kehadirannya itu.Lelaki yang telah lama mendiami relung hatinya.Penyelamat hidupnya.Pahlawannya.Meski, sikap dingin Gara sepertinya belum berubah sejauh ini, tapi entah kenapa, Aisha seolah tak ingin menyerah untuk terus menghancurkan tembok es dalam diri Gara. Aisha yakin, dengan kesabaran dan ketulusannya selama ini, dia mampu membuat Gara menyambut perasaannya.Sesampainya di rumah, kedatangan Gara disambut oleh seorang wanita tua yang
Read more
39. PERMINTAAN TALIA
Luka operasi Airish sudah pulih total, namun Airish masih harus melakukan rawat jalan untuk penyakit leukimia yang dideritanya.Hari ini, Samudra dan Sudirman yang mengawal kepulangan Airish dari rumah sakit, di mana Talia dan Jingga pun turut serta menyambut kepulangan Airish di kediaman Sudirman.Hari ini, ditemani salah satu anak perempuannya, Talia menyambut Airish dengan menghidangkan beberapa makanan favorit Airish di meja makan.Sebagai seorang Ibu, Talia sangat senang melihat perubahan signifikan dari sikap Samudra semenjak Samudra menjalin hubungan dekat dengan Airish. Dan menjadi sebuah keajaiban bagi Talia saat dirinya mengetahui bahwa sang anak lelaki semata wayangnya itu berencana menikahi Airish."Ayo di makan sayang, Tante dan Jingga yang memasak ini semua tadi," ucap Talia saat itu.Kini, mereka sudah duduk di depan meja makan dengan hidangan lezat beraneka rupa. Dari hidangan tradisional hingga hidangan modern ada di atas meja makan."Kamu mau apa? Aku ambilkan," ucap
Read more
40. PERCAKAPAN RAHASIA
Seorang lelaki paruh baya tampak mondar-mandir di dalam kamarnya.Wajahnya kelihatan pucat dan gelisah setelah beberapa teror mulai diterimanya sejak hari di mana pembagian surat wasiat Adipati.*"Dan sebagai bukti rasa cintaku terhadap Rika dan juga Narendra, aku ingin kalian, terutama Samudra, melanjutkan kasus penyelidikanku yang sempat tertunda itu. Dawis akan membantu kalian karena dia yang mengetahui semuanya selama ini. Tangkap dan beri hukuman setimpal para manusia biadab yang sudah membunuh anak dan istriku. Maka setelah kasus ini selesai, kalian semua baru bisa menikmati bagian harta warisan yang sudah kusebutkan satu persatu tadi."*Itulah sederetan kalimat Adipati yang secara tidak langsung sudah membongkar fakta bahwa dirinya lah satu-satunya kaki tangan Adipati dalam menyelesaikan kasus kematian tragis yang dialami Rika dan Narendra berpuluh-puluh tahun silam.Dawis sadar betul, bahwa teror yang mulai diterimanya, pasti ada sangkut pautnya dengan kasus Rika dan juga Na
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status