Keadaan Airish sudah jauh lebih baik setelah menjalani perawatan intensif selama satu minggu di rumah sakit.Kabarnya, dua atau tiga hari ke depan, Airish sudah diperbolehkan untuk pulang.Pagi ini, cuaca cerah.Mentari pagi bersinar hangat.Airish tampak bersemangat menyambut hari saat pagi ini dia melihat kedatangan Samudra yang kembali menjenguknya.Sudah sejak tiga hari lalu, Samudra memang rutin menemani keseharian Airish di rumah sakit, karena Sudirman sendiri yang memintanya. Tak ingin melewati kesempatan ini, Samudra pun mengiyakan perintah Sudirman dengan senang hati. Anggap saja, ini sebagai masa pengenalan dirinya dengan Airish sebelum mereka benar-benar menikah nanti."Kamu nggak ke kantor hari ini, Sam?" Tanya Airish yang terduduk di kursi roda yang di dorong Samudra. Saat ini mereka sedang berjalan-jalan di taman rumah sakit menikmati hangatnya mentari pagi. Dua orang bodyguard berjas hitam tampak mengawal mereka dari belakang. Mereka adalah anak buah Sudirman yang Sudir
"Hm, Mas Gara pasti capek kan habis menempuh perjalanan jauh? Kebetulan aku masak hari ini, Mas," ucap Aisha dengan wajah tersipu. Mencoba untuk tetap menjaga pandangan, namun pesona Gara seolah meluluhlantahkan keimanan seorang Aisha.Aisha sadar, dirinya benar-benar sudah jatuh dan takluk oleh sosok Gara, tak ada lelaki lain di hatinya selain Gara saat ini."Yaudah ayo kita pulang, aku juga kangen sama Ibu," balas Gara seraya berjalan mendahului Aisha.Aisha melangkah di belakang Gara, menatap punggung lelaki yang sudah sejak lama dia nantikan kehadirannya itu.Lelaki yang telah lama mendiami relung hatinya.Penyelamat hidupnya.Pahlawannya.Meski, sikap dingin Gara sepertinya belum berubah sejauh ini, tapi entah kenapa, Aisha seolah tak ingin menyerah untuk terus menghancurkan tembok es dalam diri Gara. Aisha yakin, dengan kesabaran dan ketulusannya selama ini, dia mampu membuat Gara menyambut perasaannya.Sesampainya di rumah, kedatangan Gara disambut oleh seorang wanita tua yang
Luka operasi Airish sudah pulih total, namun Airish masih harus melakukan rawat jalan untuk penyakit leukimia yang dideritanya.Hari ini, Samudra dan Sudirman yang mengawal kepulangan Airish dari rumah sakit, di mana Talia dan Jingga pun turut serta menyambut kepulangan Airish di kediaman Sudirman.Hari ini, ditemani salah satu anak perempuannya, Talia menyambut Airish dengan menghidangkan beberapa makanan favorit Airish di meja makan.Sebagai seorang Ibu, Talia sangat senang melihat perubahan signifikan dari sikap Samudra semenjak Samudra menjalin hubungan dekat dengan Airish. Dan menjadi sebuah keajaiban bagi Talia saat dirinya mengetahui bahwa sang anak lelaki semata wayangnya itu berencana menikahi Airish."Ayo di makan sayang, Tante dan Jingga yang memasak ini semua tadi," ucap Talia saat itu.Kini, mereka sudah duduk di depan meja makan dengan hidangan lezat beraneka rupa. Dari hidangan tradisional hingga hidangan modern ada di atas meja makan."Kamu mau apa? Aku ambilkan," ucap
Seorang lelaki paruh baya tampak mondar-mandir di dalam kamarnya.Wajahnya kelihatan pucat dan gelisah setelah beberapa teror mulai diterimanya sejak hari di mana pembagian surat wasiat Adipati.*"Dan sebagai bukti rasa cintaku terhadap Rika dan juga Narendra, aku ingin kalian, terutama Samudra, melanjutkan kasus penyelidikanku yang sempat tertunda itu. Dawis akan membantu kalian karena dia yang mengetahui semuanya selama ini. Tangkap dan beri hukuman setimpal para manusia biadab yang sudah membunuh anak dan istriku. Maka setelah kasus ini selesai, kalian semua baru bisa menikmati bagian harta warisan yang sudah kusebutkan satu persatu tadi."*Itulah sederetan kalimat Adipati yang secara tidak langsung sudah membongkar fakta bahwa dirinya lah satu-satunya kaki tangan Adipati dalam menyelesaikan kasus kematian tragis yang dialami Rika dan Narendra berpuluh-puluh tahun silam.Dawis sadar betul, bahwa teror yang mulai diterimanya, pasti ada sangkut pautnya dengan kasus Rika dan juga Na
Posisi Dawis sudah benar-benar terjepit.Saat Alden memperdengarkan rekaman percakapannya dengan Talia di telepon tadi, Dawis sadar dunianya sudah hancur detik itu juga.Kejahatannya sudah terbongkar dan Dawis hanya bisa pasrah menerima nasibnya kelak yang pastinya akan berakhir di balik jeruji besi.Ternyata Alden sudah berkomplot dengan Sudirman untuk menjebaknya.Dan malam ini, Dawis berhasil menjadi sandra mereka setelah Dawis menyanggupi permintaan Alden untuk bertemu.Dengan posisinya yang terikat di atas kursi besi, Dawis tak sama sekali berontak apalagi berteriak meminta dilepaskan. Lelaki paruh baya itu hanya terdiam duduk dengan kepala menunduk lemah. Hadir beribu sesal dalam benak Dawis jika dia harus kembali mengingat semua kejahatan yang telah dia lakukan di masa lalu terhadap Rika dan Narendra.Sayangnya, semua sesal itu kini hanya menjadi sesuatu yang percuma karena tak mampu merubah apa pun."Kenapa kamu melakukan ini, Dawis? Ada hubungan apa di antara dirimu dengan Ta
Karena banyak hal yang memang harus diurus, alhasil, rencana untuk membawa Aisha, Angkasa juga Rika ke Jakarta mengalami kemunduran waktu hingga beberapa hari.Sebagai seorang lelaki, Gara memang tak pernah mengingkari ucapannya.Hari itu, di hari-hari akhir cutinya, Gara benar-benar membawa Aisha, Angkasa juga sang ibunda menuju Jakarta.Banyak persiapan dan perkiraan yang sudah Gara lakukan agar perjalanan mereka aman tanpa hambatan. Salah satunya, dengan meminta Aisha mengenakan cadar.Gara pikir, dengan cadar tersebut, keamanan diri Aisha akan lebih terjamin.Perjalanan mereka yang cukup panjang memang melelahkan. Malam hari tiba, Aisha dan Angkasa sudah tertidur lelap begitu pun Rika.Seharian ini, Rika terus saja mengoceh di dalam mobil dan bertanya, kemana sang anak akan membawanya pergi? Kenapa perjalanan mereka sangat lama?Hingga nama Adipati sesekali terlontar dari mulut renta Rika kala itu. Dan Gara, dengan segala ketabahannya, harus menjawab satu persatu pertanyaan sang I
"Dawis dan Talia adalah dalang dibalik kasus pembunuhan Rika dan Narendra, Gar. Dawis kini sudah aman dalam pengawasanku. Aku hanya perlu menyembunyikan fakta ini dari Samudra sementara waktu sampai pernikahan Airish dan Samudra berlangsung minggu depan. Setelah itu, kita akan membongkar semua kejahatan Dawis dan Talia di hadapan Samudra bersama-sama. Biarkan Samudra yang memutuskan kemudian,"*Itulah sederetan penjelasan yang Gara ketahui dari laporan Sudirman kemarin sebelum dirinya dan Aisha sampai di Jakarta.Awalnya, Gara merasa sangat syok mendengar bahwa Talia pun ikut terseret dalam kasus tersebut karena sejauh ini, Gara tak sama sekali mencurigai wanita itu. Gara hanya curiga pada Dawis usai Adipati mengumumkan surat wasiatnya hari itu. Hingga akhirnya tersusunlah rencana untuk menyadap ponsel Dawis melalui Alden.Kini, Gara sudah mendapatkan target balas dendam yang sebenar-benarnya, itulah sebabnya, Gara memutuskan untuk mempertemukan Samudra dan Aisha secepatnya.Pada akh
"Kamu yakin Mas, cara ini akan berhasil?" Tanya Senja pada sang suami saat Alden mengajaknya makan siang bersama di luar."Makanya aku ajak kamu, supaya kamu bisa melindungiku," balas Alden dengan perasaan cemas bercampur takut.Pasalnya, dia harus bersitatap dengan Samudra dan mengakui semua kejahatan yang sudah dia lakukan terhadap Aisha. Itulah sebabnya, Alden membawa serta Senja bersamanya.Hari itu, Alden mengajak sang istri untuk membuntuti aktifitas Samudra seharian. Dan saat siang hari Samudra tampak bertemu Airish di kantor untuk makan siang, Alden dan Senja langsung bergerak mengikuti kemana kendaraan Samudra melaju.Sesampainya mereka di sebuah pusat perbelanjaan elit di selatan kota Jakarta, Alden melihat Samudra dan Airish memasuki salah satu restaurant Jepang."Kamu sudah paham kan, apa yang harus kamu lakukan, Senja?" Ucap Alden saat keduanya berada di posisi aman untuk bersembunyi dari penglihatan Samudra dan Airish."Ya, Mas, aku paham kok. Cuma, aku khawatir Kak Sam