‘’Mas, bagaimana ini? Sudah hampir seminggu Javier tidak mau keluar kamar. Bahkan ia sampai memakaikan baju Celena pada guling loh," gumam Jenar saat sedang berdua dengan Arya.Yah memang selama seminggu ini Javier hanya berdiam diri di dalam kamar. Ia masih belum bisa melupakan bayang bayang Celena. Bahkan, guling yang ia pakaikan baju Celena pun mengira bahwa itu Celena. Dan Javier selalu memeluknya sepanjang waktu.Katakan lah Javier gila. ia memang sangat gila karena belum bisa merelakan Celena pergi."Bagaimana anak anaknya? Apakah sudah bisa di bawa pulang? Mungkin kehadiran anak anak nya dia bisa melupakan Celena,""Lalu bagaimana dengan Felly?""Entahlah aku bingung Sayang. Coba kamu bicara sama Fahmi, biar dia yang mengurus nya," ujar Arya."Mas, Aku takut kalau nanti Javier tau bahwa Felly dan Celena sempat berbicara berdua seperti itu bagaimana? Aku takut Javier akan—" "Apa maksud Mommy?" tanya Javier yang ternyata sedari tadi menyimak pembicaraan Arya dan Jenar di ruang k
"Ayo pulang Sayang," Lagi dan lagi Mommy mengajakku untuk pulang. Namun aku masih enggan beranjak dari tempat ini. Aku masih ingin disini, menemani istriku. Apakah aku salah?"Vier mau disini dulu Mom," jawabku dengan suara serak karena habis menangis."Sudahlah Nak, ikhlaskan Celena. Pikirkan anak anak kamu," ujar mommy Narra ikut membujuk ku."Kamu tidak perlu berpura pura hancur seperti ini. Bukankah harusnya kamu bisa senang karena akhirnya kamu bisa melanjutkan pernikahan mu dengan mantan mu," kata Daddy Bisma lagi lagi menyindirku, "Lupakan anakku, dan aku akan membawa cucu cucuku. Jadi kamu bisa terus kan hidup kamu dengan mantan kamu itu," imbuhnya membuat ku mengepalkan tangan dengan kuat."Asal Daddy tau, Javier sangat mencintai Lena. Kalaupun Sekarang Lena pergi, Javier tidak akan pernah menikah lagi. Bahkan sampai Javier menyusul Lena nanti," kataku dengan tegas, ‘’"Dan untuk anak anak? Mereka anakku, juga aku masih sanggup mengurus mereka bertiga tanpa i
Javier semakin mempercepat laju kendaraan nya. Tak butuh waktu lama, kini ia sudah sampai di rumah sakit, Javier langsung berlari menuju ruangan Celena. Dan setelah sampai ia hanya mampu terdiam di ambang pintu. Ternyata keluarganya sudah ada di sana. Daddy arya, Daddy Bisma, mommy Narra dan Mommy Jenar.TesAir mata langsung luruh saat melihat tubuh istrinya sudah di tutup oleh kain putih. Tubuh Javier seolah lemas tak ada tulang. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa ia pergi setelah Javier pulang sebentar. Hanya sebentar, belum ada dua jam ia meninggalkan istrinya. Kenapa malah seperti ini? Batin Javier."Son," panggil daddy Arya menghampiri Javier yang diam dengan tatapan kosong nya."Javier hiks hiks," gumam Narra merasa tidak tega melihat menantu nya."Hem, Daddy pasti Vier bermimpi kan Dad?" tanya Javier dengan tawa getir di wajahnya."Daddy yakin, kamu kuat dan bisa menerima semua ini dengan ikhlas," ucap Arya menepuk bahu Javier.Dengan perlahan, Javier
‘’Bagaimana keadaan Celena sekarang?" tanya Bisma saat amarahnya sudah sedikit reda."Koma," jawab Javier pelan dan menahan tangisnya."Koma? Bagaimana bisa?" tanya Bisma lagi.Akhirnya Javier menceritakan bagaimana kondisi Celena selama ini dan alasan mengapa dirinya tidak ingin memberitahu Bisma dan Narra. Narra lah yang paling terpukul, berarti Celena selama ini menjalani hidup sama sepertinya dulu.Seolah tau apa yang di pikirkan istrinya, Bisma pun segera memeluk tubuh Narra dengan erat."Sshhhtt tenang lah, kita akan segera menemukan jalan keluarnya." Bisik Bisma pada istrinya."Kenapa harus Lena mas hiks hiks," ucap Narra terisak."Saya sudah mencari pendonor untuk Lena, orang itu sudah setuju dan siap menunggu sampai Lena melahirkan tapi—" ucap Arya setelah mendekat ke arah besan nya."Tapi?" tanya Bisma mengerutkan dahinya."Orang itu menghilang," ucap Arya pelan dan kecewa.Memang, Arya dan Arlan sudah mencari sosok pendonor sumsum t
‘’Aku ingin sekarang Mas,” pinta celena dengan tatapan memohon.‘’Tapi Sayang—“‘’Mas …”Javier tak kuasa menolak., Laki laki itu menarik napas nya dalam, lalu mulai bernyanyi lirih di telinga Celena."Dan kau hadir merubah segalanya Menjadi lebih indah Kau bawa cintaku setinggi angkasa Membuatku merasa sempurna Dan membuatku utuh tuk menjalani hidup Berdua denganmu selama-lamanya Kaulah yang terbaik untukku." javier bernyanyi sambil menangis dan seperti orang berbisik di telinga Celena. Hingga saat ia sudah menyelesaikan lagunya, ia menatap wajah Celena yang kini sudah menutup matanya. "Sayang, hey. Lena bangun Sayang, jangan tidur dulu," Javier menyentuh pipi Celena."Dok mengapa istri saya tidak bangun!" tanya Javier membuat Dokter yang baru selesai menjahit langsung panik dan seketika itu pula Javier langsung di suruh keluar ruangan.‘’Lebih baik sekarang, anda tunggu di luar !’’ usir salah seorang perawat.‘’T
"Bagaimana?" tanya Langit dengan napas terengah karena habis berlari."Aku tidak tau," jawab javier lirih. Kini tubuhnya sudah terduduk di lantai dan menangis sambil menjambak rambutnya dengan kuat."Ya Allah selamatkan istri dan anakku," gumam Javier pelan sambil menangis.Ini adalah tangisannya kedua, setelah yang pertama saat ia kehilangan saudara kembarnya. Langit yang melihat Javier menangis seperti itu pun merasa sangat iba dan kasian. Kini dirinya tahu bahwa Javier benar benar sudah mencintai Celena. Namun cinta itu harus di uji seperti ini .Langit segera menghubungi Bunda nya agar mengabari semua orang, termasuk orang tua Javier dan Celena. Tentu saja, Bisma dan Narra sangat terkejut dan marah saat mendengar keadaan Celena di indonesia kritis dan Celine di sana juga kritis. Mereka di landa kebingungan hebat, bagaimana bisa kedua nya kritis bersama seperti ini.Apakah keadaan Celine memburuk karena ia merasa akan terjadi sesuatu pada Celena atau sebalikny