Semua Bab Marriage Partner: Bab 31 - Bab 40

102 Bab

31. Tantangan Untuk Aluna

"Aaah... jadi ini yang namanya Aluna?" Wanita itu berjalan mendekati Aluna yang masih duduk dan terdiam di sofa. Lalu senyum memikat dari bibir yang terpulas lipstik merah ceri itu pun mengurai dengan sangat cantiknya."Halo, Aluna. Namaku Amanda, cinta pertamanya Gevan," ucapnya ringan bagaikan bulu, dengan suara yang lembut bagaikan belaian sutra.Mata bulat Aluna pun makin membola mendengar perkataan yang keluar dari bibir wanita yang berpenampilan bak model itu. Siapa tadi namanya? Amanda? Dan dia adalah cinta pertama Gevan?Cih, sombong.Jelas-jelas tadi Gevan membentak serta mengusirnya, tapi wanita ini dengan tidak tahu malu malah bersikap keras kepala dan berusaha merayu calon suami Aluna!'Nggak bisa dibiarkan nih!' batin Aluna gemas.Ia memang tidak tahu kebenaran yang sesungguhnya siapa Amanda, tapi Gevan tidak terlihat membantah saat wanita itu mengatakan bahwa dirinya cinta pertama Gevan. 'Hm... mungkin cinta pertama yang gagal move on,' cibir Aluna dalam hati.Aluna m
Baca selengkapnya

32. Gadis Matahari

Aluna hanya bisa menelan ludahnya dan menatap nanar saat dirinya dan Gevan akhirnya telah sampai di rumah Amanda. Saat ini hari sudah menjelang sore, dan rumah Amanda yang luar biasa besar itu pun dipenuhi oleh orang-orang yang sering wira-wiri di televisi. Rasanya Aluna hampir tak percaya kalau dirinya saat ini dikelilingi oleh wajah-wajah rupawan para selebriti!Amanda memang bukan model sembarangan, tentu saja circle-nya pun juga diisi oleh orang terkenal."Jangan takut Al. Mau kamu menang atau kalah puntetap saja nggak akan ada yang berubah kok," tukas Gevan saat melihat ekspresi Aluna yang mendadak pucat pasi. "Apa pun yang terjadi, nggak akan ada yang bisa membatalkan pernikahan kita besok," tambah pria itu lagi dengan penuh keyakinan.Aluna mengalihkan wajahnya kepada calon suaminya yang sekarang sudah terlihat jauh lebih santai daripada beberapa jam sebelumnya. "T-tenang aja, Mas. Aku pasti menang kok," sahut Aluna gugup. Gevan mendengus geli melihat kekeras-kepalaan calon
Baca selengkapnya

33. Masih Mau Berjuang

Tak bisa berkata-kata. Itulah yang sedang dirasakan oleh seorang Gevan Ahza Samudra saat ini. Ia terdiam dan tak mampu bergerak, dengan seluruh jiwa dan raga yang hanya bisa terpusat kepada Aluna. Gevan benar-benar terpukau, larut dalam pesona mematikan Aluna hanya dengan sikapnya yang lugu dan polos. Jika saja sebelumnya Gevan belum jatuh cinta kepada gadis ini, maka sekaranglah saatnya. Ia telah benar-benar jatuh dan terperosok ke dalam dunia menakjubkan ini, yang hanya akan terbentuk dari kerlingan mata indah milik Aluna.Gadis itu terlalu cantik dan terlalu menggemaskan untuk di abaikan, apalagi penampilan Aluna sekarang benar-benar mirip dengan lukisan Gevan yang menggambarkan imajinasi lelaki itu tentang Aluna yang seperti peri hutan.Rangkaian bunga putih di kepalanya, sebuket bunga warna-warni di tangannya, serta glitter kuning yang ia tiupkan dari telapak tangannya, sebagai simbol kunang-kunang yang hinggap di jarinya.Gevan bahkan belum sempat bertanya tentang lukisan it
Baca selengkapnya

34. Akad

Suara sorak sorai tamu dan lagu Happy Birthday pun mengalun merdu mengiringi langkah kaki Adam, yang saat ini sedang membawakan kue ulang tahun super besar yang penuh dengan hiasan bunga berwarna gradasi merah dan emas untuk sepupunya.Dengan wajah cantiknya yang terlihat berseri-seri, Amanda menatap lilin berbentuk angka 26 di atas kue tersebut dengan penuh senyuman yang terukir di bibir."Make a wish, Amanda!" Teriak seseorang, saat lagu Happy Birthday telah selesai dinyanyikan.Senyuman di bibir merah ceri milik Amanda pun semakin lebar, dengan mata kucingnya yang menawan pun seketika memejam dengan perlahan. 'I want Gevan's heart,' bisiknya penuh harapan dalam hati.Lalu Amanda pun meniup api di lilinnya hingga padam, membuat sorak sorai dan gemuruh tepuk tangan kembali terdengar saling bersahut-sahutan.Musik yang hingar-bingar pun kembali terdengar. Pesta yang sesungguhnya pun telah dimulai. Amanda terlihat gembira dan bersenang-senang, larut dalam suka cita hingga malam yang se
Baca selengkapnya

35. Honeymooners

"Sudah siap semua, Van?"Gevan menoleh, lalu mengangkat wajahnya dari koper hitamnya untuk menatap ke arah Andromenda, Ayahnya."Sudah, Yah. Gevan sudah cek semua barang. Mudah-mudahan sih nggak ada yang ketinggalan," sahutnya.Tiba-tiba saja Andromeda tergelak kecil. "Kalau cuma barang saja yang ketinggalan sih nggak masalah, asal jangan istrimu saja yang ketinggalan, Van! Alamat gigit jari deh nggak jadi honeymoon!" Goda lelaki itu sambil menepuk pelan bahu anaknya yang malah nyengir mendengar ledekan Ayahnya.Ya mana mungkin juga Gevan bisa melupakan istri mungilnya itu! Bahkan rasanya ia sudah benar-benar tidak sabar untuk segera sampai di Zira Ayna, sebuah pulau pribadi di Dubai yang ia maharkan untuk Aluna.Akad nikah Gevan dan Aluna baru saja dilaksanakan pagi hari ini sekitar pukul sembilan dengan bertempat di kediaman Andromeda, yang kemudian dilanjutkan dengan perayaan sederhana bersama sanak saudara dan tetangga dekat. Andromeda dan Gevan sengaja tidak mengundang rekan-reka
Baca selengkapnya

36. Untuk Pertama dan Selamanya (21+)

"Apa?! Jadi mereka sudah menikah?!" Amanda memelototi Adam melalui sambungan video call yang baru saja memberitahukan informasi yang membuatnya sakit kepala. "Gimana sih, Dam! Kamu kan sebelumnya pernah bilang mereka menikahnya masih sebulan lagi?!"Adam menghela napas pelan. Sejujurnya ia agak kecewa juga dengan Gevan karena sama sekali tidak mengundang dirinya dalam acara pernikahan temannya itu, meskipun di sisi lain ia mengerti juga alasannya.Mungkin Gevan hanya tidak ingin Amanda datang dan bertingkah merepotkan di sana."Aku juga nggak tahu alasannya kenapa pernikahan mereka dipercepat. Namun menurut Om Andro, mereka baru melaksanakan akad hari ini dan untuk resepsinya sendiri baru bulan depan," tukas Adam. Andromeda memberitahu Adam, karena dirinya yang akan menggantikan sementara posisi Gevan sebagai CEO sementara temannya itu bulan madu. Biasanya Andromeda-lah yang take over semua pekerjaan jika Gevan sedang berhalangan, namun kali ini mantan CEO sekaligus ayah dari Gevan
Baca selengkapnya

37. Saling Menguntungkan (21+)

"I love you, Aluna," bisik Gevan saat ia mendekap tubuh lembut itu di dadanya. "With all my heart and untill my last breath..."Aluna mengira apa yang ia dengar itu adalah bagian dari mimpi indahnya saja, sebuah pengakuan lembut dan penuh perasaan dari Gevan itu tak lebih dari sekedar bunga tidur. Meskipun tanpa disadari bahwa Aluna juga sangat menginginkan kalimat itu dibisikkan di telinganya seperti ini.Tubuhnya teramat sangat lelah jika tidak ingin dikatakan remuk, setelah beberapa jam terus digempur oleh Gevan dengan birahinya yang seakan tak ada habisnya itu.Kedua mata bening beriris hitam milik Aluna kini telah terpejam rapat, dan samar-samar aroma mint berpadu dengan kayu-kayuan yang maskulin dan familier menyentuh indra penciumannya. Aroma Gevan.Seketika bibir merah alami itu pun melengkungkan senyuman. Meskipun dengan mata yang masih tertutup, Aluna bergelung nyaman di dekapan hangat suaminya. Ia menyurukkan wajahnya di dada bidang Gevan, dan tak lama kemudian Aluna pun
Baca selengkapnya

38. Lepaskan Obsesimu

"Mau steak welldone sama seporsi spaghetti."Gevan menaikkan alisnya heran menatap istrinya. "Bukannya kamu baru saja makan chicken grilled dan tuna sandwich?" Tanyanya takjub. Nafsu makan Aluna hari ini sungguh membuat Gevan tercengang. Belum ada lima menit dia menghabiskan enam potong ayam dan setangkup sandwich, tiba-tiba saja sudah meminta dua menu lagi?Aluna mengatupkan mulutnya yang mencebik sambil memicingkan mata kesal menatap suaminya. "Jadi nggak boleh?!" Tukasnya sewot. "Boleh banget dong, Sayang. Cuma apa perut kamu nanti nggak sakit makan sebanyak itu?" Gevan mengelus rambut istrinya dan mengecup bibir cemberutnya sekilas dengan gemas.Desahan kecil pun terhempas dari mulut Aluna. "Aku laper banget, Mas. Nggak tahu deh, kenapa hari ini rasanya kepengen makan terus," keluhnya. Padahal selama hamil, nafsu makan Aluna tidak terlalu bertambah secara signifikan. Bahkan Gevan pun pernah bertanya-tanya kenapa Aluna tidak rakus selama hamil.Tiba-tiba sekelebat pemikiran memb
Baca selengkapnya

39. Rahasia Aluna

Aluna memandangi ponselnya dengan kening berkerut dan bibir yang digigit. Sikapnya yang terlihat ragu-ragu itu pun membuat Gevan yang tadi telah membuka matanya menjadi waspada."Siapa?" Suara Gevan yang terdengar dingin membuat Aluna menatap suaminya sambil meneguk ludah."Mmm... T-Tommy..."Sontak Gevan pun langsung menegakkan badannya dan menatap tajam Aluna. "Ngapain si kunyuk itu telepon kamu?!" "Ya nggak tahu, Mas. Kan teleponnya belum aku angkat," sahutnya sambil mengedikkan bahu. "Boleh kuterima nggak, Mas?" Aluna pun meminta ijin kepada suaminya. "Ck! Terimanya di sini saja. Dan nyalakan speakernya," perintah Gevan sambil melipat kedua tangan di dada. Tatapan dari manik hazel-nya tak lepas memandang Aluna yang malah jadi salah tingkah. Aduh mudah-mudahan saja Tommy nggak ngomong yang aneh-aneh di telepon!"Halo?"Selama beberapa detik yang terdengar hanya keheningan, sehingga membuat Aluna pun mengecek kembali sambungan teleponnya."Halo, Aluna. Apa kabar?" Sahut suara yan
Baca selengkapnya

40. Dia Anak Kita, Titik!

Suara tawa yang terdengar sedih pun tiba-tiba berderai dari mulut Tommy. "Gevan sialan! Kenapa kamu bisa sesempurna itu?! Kenapa kamu mau menerima Aluna yang sedang mengandung anakku?!" Ucapnya dengan nada putus asa.Seketika Amanda pun tersentak dan membelalakkan matanya, saat mendengar sesuatu yang di luar perkiraannya. 'Apa dia bilang?? Aluna sedang mengandung anak Tommy?!'Dengan penuh emosi, gadis itu pun menjambak rambut ikal lebat Tommy dan membuat kepalanya yang rebah di meja bartender sontak mendongak karena tertarik kuat oleh jemari Amanda."Tommy!! Wake up!!" Lalu tanpa ragu, Amanda pun menampar-nampar pipi lelaki itu dengan satu tangannya yang bebas agar matanya yang terpejam bisa membuka."Aluna... jangan pergi... jangan pergi dengannya..." "Damned it!!" Umpat Amanda geram saat Tommy masih saja meracau dengan mata yang masih juga terpejam.Sepertinya pria sok bijak yang munafik ini benar-benar teler dan tidak akan sadar. Percuma saja Amanda berusaha membangunkannya."T
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status