Semua Bab Marriage Partner: Bab 41 - Bab 50

102 Bab

41. Singa Tidur

"Naah, sudah sampai!" Seru Gevan gembira. "Aku buka tanganku ya, satu... dua... tiga!"Saat pandangan matanya sudah tidak lagi terhalang oleh tangan Gevan, Aluna pun mengerjap-kerjapkan matanya sesaat, sebelum akhirnya benar-benar membulatkan matanya saat melihat object raksasa yang membuatnya terperangah."M-Mas??" Aluna masih terkejut dengan surprise yang disiapkan suaminya hingga tak mampu berkata-kata."Surprise," bisik lembut Gevan di telinga Aluna, yang masih saja terkesima.Sebuah yacht supermewah dan terlihat supercanggih di dekat jembatan yang menjorok ke lautan sedang tersandar di sana. Namun bukan itu saja yang membuat Aluna terdiam dalam ketertegunan, tapi sebuah tulisan berwarna merah besar yang tertera di bagian lambung yacht itu yang bertuliskan kalimat : 'Sweet Aluna'."Itu hadiah pernikahan untukmu, Sayang," bisik Gevan dengan mata hazelnya yang berbinar-binar, dan mengecup pelipis Aluna dengan penuh cinta."Ayo, kita naik!" Ajak Gevan antusias sambil menarik pelan t
Baca selengkapnya

42. Dasar Gadis Gila!

Cahaya matahari pagi yang masuk lewat kisi-kisi jendela dan tembus melalui gorden putih dan tipis itu terasa menusuk mata Tommy yang terasa berat.Dengan mengernyit, ia berusaha membuka kelopak matanya perlahan, lalu mengerjap-ngerjap dan mengerang lirih saat merasakan pusing hebat yang menghantam kepalanya.Satu tangannya terangkat untuk memijat kening, dan matanya pun kembali memejam karena tak kuat menahan sensasi berputar di kepala. Sial. Pasti semalaman ia mabuk berat hingga tak sadarkan diri!Tapi... tunggu. Jika ia mabuk, bagaimana ia bisa sampai di rumah dengan selamat? Siapa yang mengantarnya??Serta merta Tommy pun membuka matanya, mengabaikan tusukan rasa nyeri yang tiba-tiba menyeruak karena matanya yang terbuka lebar."Mmmhhh..."Tommy pun terpaku mendengar suara gumanan lirih seorang wanita yang berasal dari arah samping kanan ranjang, serta ada sesuatu yang terasa bergerak-gerak di dadanya. Sontak Tommy pun menunduk, menatap nanar pada sebuah tangan lembut yang memelu
Baca selengkapnya

43. Obsessive Love (21+)

"Jangan pernah memancing singa tidur, Al..." guman Gevan sambil menatap lekat istrinya. "Jadi sekarang, kamu harus tanggung sendiri akibatnya."Aluna terkesiap saat Gevan mengangkat tubuhnya dalam gendongan seperti koala. Bokongnya dipegang erat oleh Gevan, dan Aluna pun otomatis mengalungkan kedua tangan di leher suaminya untuk menjaga keseimbangan. Gevan langsung menyerbu bibir ranum merekah istrinya dengan ganas, bibir yang sangat membuatnya tergoda sedari tadi. Kaki panjangnya yang terbalut chinos pants coklat muda melangkah pasti dengan membawa serta Aluna menuju sofa besar yang menghadap kolam jacuzzi.Ia membaringkan tubuh istrinya dengan perlahan dan hati-hati, seakan Aluna terbuat dari porselen yang sangat rapuh. Untuk sesaat Aluna mengira Gevan akan langsung menerjang dan melahap tubuhnya dengan beringas seperti tadi pagi. Namun yang terjadi malah lelaki itu hanya terdiam dan menatapnya dengan mata hazelnya yang masih terlihat kelam dan pekat.Aluna pun ikut membisu. Ia
Baca selengkapnya

44. Sebuah Telepon Dari Amanda

Saat Aluna terbangun di dalam master bedroom, ia sudah sendirian tanpa Gevan di sisinya. Gelombang laut yang tenang dan suara deru lembut dari mesin yacht membuat Aluna tertidur cukup lama.Sambil menguap dan mengucek-ucek matanya, Aluna beringsut turun dari ranjang, bermaksud ke kamar mandi untuk membersihkan badannya yang terasa lengket setelah aktivitas panas bersama suaminya tadi."Sssshhh..." Aluna mendesis sambil mengernyit ketika merasakan sedikit nyeri di bagian bawah tubuhnya saat bergerak. 'Iisssh... ini pasti gara-gara Mas Gevan yang nggak ada jedanya minta jatah melulu!' Sungutnya sambil cemberut. Meskipun masih terasa nyeri, namun Aluna berusaha mengabaikannya dan terus saja berjalan ke kamar mandi dengan sedikit lesu.Sesampainya di kamar mandi, ia pun terbelalak melihat kemewahan di dalamnya. Namun yang membuatnya terkagum-kagum adalah bath tub bulat yang menghadap ke arah kaca tembus pandang superbesar yang memperlihatkan panorama indah lautan luas!Wah, kayaknya as
Baca selengkapnya

45. Tidak Akan Pernah Melepasmu

Desahan lembut yang dibuat-buat pun terdengar dari saluran seberang. "Gevaan-Gevan! Hmm... apa menurut kamu bukankah sebaiknya Om Andro dan Tante Desti tahu tentang status anak yang dikandung oleh Aluna?"Gevan pun mencengkram ponsel Aluna dengan kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Ternyata Amanda yang telah ia kenal benar-benar bisa sekeji itu! Dalam hati Gevan pun mengutuk hari dimana ia mengenal seseorang yang bernama Amanda Almira Wrighton, dan hari-hari dimana ia mengira telah jatuh cinta sekaligus hancur karena wanita itu!"Ayolah, Gevan. Kamu tahu sendiri kan? Bangkai tak akan bisa selamanya disembunyikan, karena baunya bagaimana pun akan tercium juga," sindir Amanda.Seketika Gevan pun mengeluarkan tawa mengejek yang membahana. "Yap, kamu benar sekali. Dan bangkai milikmu? Hah! Kamu jauh lebih busuk, Amanda!" Sinisnya telak. "Diego, Alessandro, Dante, Ernesto, dan... ah... maaf aku lupa siapa saja nama lelaki yang telah tidur denganmu selama kau di Roma, KARENA MEREKA TERL
Baca selengkapnya

46. Saat Semuanya Terungkap

Tak terasa seminggu yang sangat menyenangkan pun telah berlalu sejak Gevan membawa Aluna untuk honeymoon ke pulau pribadi di Zira Ayna, Dubai. Aluna begitu menikmati hari-hari bulan madu bersama suaminya, yang setiap hari selalu memberinya kejutan manis yang tak terlupakan.Seperti semalam contohnya, Aluna benar-benar kaget saat Gevan membawanya dinner romantis di pinggir pantai yang dihiasi lampu warna-warni dan tebaran kelopak mawar di atas pasir.Lalu setelah mereka makan malam, Gevan kembali memberinya kejutan, yaitu pertunjukan kembang api yang menyala megah dan gegap gempita di langit malam.Meskipun rasanya seperti bermimpi, namun saatnya kini kedua pasangan suami istri itu untuk kembali ke Jakarta, ke kehidupan nyata dan normal mereka. Selama seminggu berada di pulau pribadi membuat Aluna sangat betah dan lebih rileks, sehingga ada perasaan tak rela saat semuanya harus berakhir. Aluna melamun sambil mengamati pohon-pohon palem yang berjejer rapi dengan daun-daunnya yang ber
Baca selengkapnya

47. Kejarlah Kebahagiaanmu

Aluna terdiam membisu sambil menatap satu-persatu semua orang yang ada di situ, mencoba menebak apa yang sedang mereka pikirkan saat ini.Mamanya yang masih menangis sedih. Papanya yang terlihat shock dengan tatapan kosong dan nanarnya yang tertuju pada Gevan dan dirinya. Ayah Andro dan Bunda Desti yang muram dan seperti menghindari untuk menatapnya.Tommy yang terus saja menunduk dari tadi, seakan dipenuhi beban berat dan rasa bersalah yang sangat besar.Dan Amanda yang... terlihat... puas??Aluna mengalihkan pandangannya kepada suaminya, yang masih juga menggenggam erat tangannya, namun kini ia sedang menatap Papa Aluna dengan sorot tak percaya setelah apa yang lelaki mantan pilot itu sampaikan barusan."Papa, tolong jangan gegabah. Tidak mungkin pernikahan kami dibatalkan!" Ucap Gevan, akhirnya memutuskan keheningan yang sebelumnya melanda di antara mereka.Bagas memejamkan mata dan memijit pelipisnya sebelum kembali menatap menantunya. "Gevan, apa benar... kamu yang berinisiati
Baca selengkapnya

48. Hatimu Terbuat Dari Apa?

Sepanjang perjalanan ke rumah sakit, Aluna dan Bagas terus memanggil-manggil Anggita yang masih juga belum sadar. Tommy yang sedang menyetir pun tak bisa untuk tidak ikut khawatir melihat mamanya Aluna. Ia juga cemas melihat Aluna yang terus-menerus menangis tanpa henti, namun Tommy diam dan tak berkata apa-apa.Sesampainya di rumah sakit, Anggita segera dibawa ke IGD untuk diperiksa oleh petugas kesehatan yang terus ditemani Bagas dan Aluna, sementara Tommy masih memakirkan mobilnya.Hanya satu orang yang boleh menemani Anggita di ruang IGD, maka Bagas menyuruh Aluna yang sedang hamil agar duduk di ruang tunggu karena ruang IGD tidak menyediakan kursi.Dengan langkah gontai dan matanya yang masih sembab, Aluna pun mengikuti perkataan Papanya, dan duduk di kursi besi yang berada di ruang tunggu tak jauh dari IGD.Tak lama kemudian, Tommy pun datang dengan tergopoh-gopoh dan duduk di samping Aluna. Ia menyodorkan sebotol air mineral kemasan yang baru ia beli di cafetaria rumah sakit
Baca selengkapnya

49. Dan Akhirnya

"Tapi Ma, Tommy adalah Ayah biologisnya! Bagaimana mungkin cucu kita tidak bisa merasakan bagaimana situasi keluarga yang normal, yaitu dimana ibu dan ayah kandungnya yang berada dalam satu rumah? Apa kamu tidak memikirkan bagaimana perkembangan jiwanya nanti? Dia pasti akan merasa malu karena berbeda!" Bagas masih bersikeras mempertahankan pendapatnya bahwa Aluna tetap harus menikah dengan Tommy, karena pemikirannya yang terlalu konservatif. Pernikahan anaknya dengan lelaki yang bukan ayah dari cucunya, membuat Bagas pusing dan menolak keras bila Aluna masih mempertahankan pernikahannya dengan Gevan.Saat ini Aluna, Anggita dan Bagas sedang berada di kamar rawat Anggita untuk diskusi keluarga. Ketika mendengar informasi bahwa istrinya telah sadar, Bagas pun bergegas mendatangi kamar rawat Anggita bersama dengan Aluna. Ketika mereka sampai di sana, ternyata Gevan masih berada di dalam, masih berbincang serius dengan Anggita. Aluna pun menatap Gevan tanpa putus dengan raut sedih, se
Baca selengkapnya

50. Ini Tidak Mungkin Terjadi

Resepsi pernikahan Gevan-Aluna akhirnya selesai setelah acara tersebut berlangsung dari siang hingga sore hari. Satu persatu tamu yang hadir pun pamit pulang, hingga hanya menyisakan beberapa orang serta kerabat dari pihak pengantin. "Van, Lun. Aku pamit dulu ya... Sekali lagi selamat atas resepsi pernikahan kalian," Tommy menyalami Gevan yang saat ini sedang memijat pelan bahu Aluna. Ketika istrinya tadi mengeluh karena merasa lelah, tanpa berkata-kata Gevan langsung berdiri dari kursinya dan berdiri di belakang Aluna. Tangannya mulai mengusap-usap pundak dan bahu wanita itu serta memberikan pijatan-pijatan yang lembut dan berhasil menenangkan syaraf-syaraf Aluna yang tegang."Terima kasih ya, Tom. Pesawatmu jam berapa ke London?" Tanya Gevan basa-basi saat menyambut jabat tangan Tommy."Jam 12 malam. Sengaja pilih malam banget karena aku mau mampir dulu ke rumah."Gevan mengangguk. "Salam buat keluarga di rumah ya.""Iya, mereka juga minta maaf hari ini nggak bisa datang karena
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status