All Chapters of Dokter Ajaib Primadona Desa: Chapter 2301 - Chapter 2310

Jadi, orang kepercayaan Ernesto merasa Tirta hanya bisa bertahan setengah hari. Itu sudah batas maksimal Tirta.Alis Ernesto berkerut. Dia menyanggah sembari menggeleng, "Cara ini memang bagus, tapi waktu setengah hari terlalu panjang. Takutnya pasukan Negara Darsia sudah menerobos masuk ke Negara Yumai."Orang kepercayaan Ernesto menanggapi, "Pak Ernesto, nggak usah cemas. Waktu setengah hari cuma perkiraanku. Asalkan para wanita ini berusaha lebih keras, aku rasa Tirta akan kehabisan tenaga sekitar dua jam. Dia pasti nggak kuat melawan kita lagi dan cuma bisa menyerah.""Dalam waktu dua jam ini, kita bisa mengutus orang untuk bernegosiasi dengan pasukan Negara Darsia. Bilang saja kita sudah melayani Tirta sebaik-baiknya. Nanti Tirta akan menemui mereka setelah bersenang-senang sampai puas. Pokoknya kita harus usahakan jangan bertikai dengan pasukan Negara Darsia," lanjut orang kepercayaan Ernesto.Orang kepercayaan Ernesto menambahkan, "Orang-orang Negara Darsia itu merasa lebih ungg

Kinsella yang merasa bersalah berucap, "Pak Tirta, apa yang kamu perbuat benar-benar membuat kami salut. Seharusnya sebelumnya kami nggak meremehkanmu. Maafkan kami."Brianna adalah orang terakhir yang bicara. Dia melipat tangannya di dadanya yang berisi dan berujar, "Hei ... Pak Tirta, maaf sebelumnya aku salah paham padamu. Seharusnya pahlawan yang hebat sepertimu nggak akan perhitungan dengan gadis biasa sepertiku, 'kan?""Haha, tentu saja aku nggak akan perhitungan dengan kalian. Aku juga bukan pahlawan, panggil aku 'Tirta' saja," balas Tirta.Ucapan Tirta yang santai membuat ekspresi Lilian, Kinsella, dan Brianna berubah. Mereka berpikir ternyata Tirta gampang dibujuk. Dia sama sekali tidak terlihat seperti orang kejam yang menghancurkan rumah presiden Negara Yumai. Hal ini membuat mereka tanpa sadar makin dekat dengan Tirta.Sebelum mereka bicara lagi, Tirta langsung menegur mereka, "Bukannya sebelumnya aku menyuruh kalian pulang ke Negara Darsia? Kenapa kalian nggak mengikuti ar

Selesai bicara, Brianna memandang Tirta dengan wajah memerah. Dia sangat menantikan jawaban dari Tirta.Jantung Tirta berdegup kencang. Dia bertanya kepada Lilian, "Menaklukkan apanya? Jangan-jangan dia juga ingin menyerahkan dirinya?"Lilian tidak ingin Tirta meniduri Brianna di sini, jadi dia berujar, "Nggak apa-apa ... Pak Tirta, aku cuma bercanda dengannya."Tirta berdeham, lalu membalas, "Lain kali, jangan bercanda sembarangan. Nanti aku salah paham."Tirta mulai berhasrat melihat ketiga wanita itu. Sementara itu, entah apa yang dilihat Lilian dan lainnya. Mereka juga mulai berhasrat.Namun, Lilian dan lainnya tidak bicara lagi. Mereka terus menghela napas. Seketika suasana di puncak gunung menjadi intens.....Di sisi lain, anjing hitam yang menaiki Pedang Terbang sedang melaju ke arah belasan pesawat tempur itu dengan stabil.Orang kepercayaan Ernesto yang bernama Faleo juga menerima kabar dari pilot pesawat tempur. "Lapor, Pak. Ada sesuatu yang nggak jelas terbang di depan, sep

"Cih ...," balas Brianna seraya mencebik. Dia tidak buta. Jika tidak berpikiran kotor, kenapa Tirta berereksi?"Haha ... oke, Pak Tirta. Aku suruh mereka turun sekarang," sahut Faleo. Awalnya dia mengira Tirta akan menolak setelah melihat dia bicara dengan penuh wibawa. Siapa sangka, Tirta malah bicara seperti itu.Faleo yang merasa lega langsung menyuruh semua wanita yang ditangkap turun dari pesawat tempur.Tak lama kemudian, wanita Negara Yumai dengan pesona yang berbeda-beda memenuhi puncak Gunung Fozi. Ada mahasiswi, wanita dewasa, istri orang, guru, dan staf yang memakai seragam. Sebagian besar berusia 20 sampai 30 tahun. Tubuh wanita pada usia seperti ini paling menggoda. Pokoknya tidak ada wanita yang jelek. Kecantikan mereka semua sangat menonjol.Melihat semua wanita itu, Tirta tanpa sadar menelan ludah. Dia berujar dengan mata berbinar-binar, "Kalian benar-benar licik! Oke, kalian berhasil! Cepat pergi, jangan ganggu aku membereskan urusan penting."Saat bicara, Tirta menje

Semua wanita Negara Yumai itu mengerumuni Tirta.Lilian berujar, "Hei ... kalian semua minggir! Jangan sentuh Pak Tirta! Dia nggak tertarik pada kalian!"Lilian didesak hingga ke samping Tirta. Dia segera memeluk Tirta dengan erat dari depan supaya para wanita Negara Yumai tidak bisa mendekati Tirta.Tirta berdeham. Dia memang tidak berniat untuk berhubungan intim, tetapi dia terus digoda wanita Negara Yumai. Ditambah lagi, Lilian memeluk Tirta dengan erat. Dia mulai ....Hanya saja, sekarang panggilan telepon sudah terhubung. Tirta buru-buru ingin memberi tahu Saba untuk membawa pasukan Negara Yumai pergi. Jadi, Tirta tidak menghentikan aksi para wanita di sekelilingnya. Selain itu, Tirta merasa nyaman dipeluk Lilian makanya dia tidak menyingkirkannya.Lilian juga merasakan ada yang aneh. Dia melihat Tirta sekilas dengan ekspresi malu, lalu segera menunduk dan memeluk Tirta lebih erat.Terdengar suara Saba yang kebingungan di ujung telepon. "Kamu siapa?"Ini adalah nomor telepon priba