Semua Bab Dokter Ajaib Primadona Desa: Bab 2311 - Bab 2320

Krak! Krak! Sebongkah batu besar menggelinding ke kaki gunung. Situasinya benar-benar mengerikan! Jika para wanita Negara Yumai ini berani menyebutkan kata "penjajah" lagi, Tirta tidak keberatan untuk langsung membunuh mereka.Lilian, Brianna, dan Kinsella juga mengkritik para wanita Negara Yumai itu."Apa yang dibilang Pak Tirta benar. Orang Negara Yumai paling pantas kena karma!""Beraninya kalian mengkritik Pak Tirta!""Kalian benar-benar nggak tahu malu!"Melihat tindakan Tirta yang mengerikan, para wanita Negara Yumai yang berteriak tadi langsung ketakutan. Mereka mundur dengan tubuh gemetaran sambil memohon."Ah ....""Jangan bunuh kami!""Maaf, kami nggak sengaja bicara kasar kepadamu!""Tolong maafkan kami!"Hanya saja, mereka juga tidak berani pergi tanpa persetujuan Tirta. Salah satu wanita Negara Yumai berucap, "Dia terlihat sangat membenci orang Negara Yumai. Seharusnya dia nggak akan menyakiti kita. Apa kita memang ditipu?"Para wanita Negara Yumai ini juga meragukan keben

Selain itu, dilihat dari posisinya, sepertinya batu itu mendarat di tempat Ernesto dan bawahannya. Jaraknya kurang dari ratusan meter.Duar! Suara menggelegar itu makin keras. Biarpun tidak dihantam, orang yang disenggol batu sebesar itu juga akan mati di tempat.Banyak pasukan sudah mundur saking takutnya. Namun, orang yang berkumpul di tempat ini terlalu banyak. Pasti ada yang terinjak saat semua orang yang panik mundur sama-sama."Sialan ... biarkan aku naik ke mobil. Kalian cepat turun dari mobil!" bentak Ernesto. Dia memang tidak tahu kenapa batu itu mendadak muncul, tetapi dia tetap buru-buru mencari tempat untuk bersembunyi.Hanya saja, banyak pasukan yang takut mati malah masuk ke mobil pribadi Ernesto. Hal ini membuat Ernesto kaget dan juga kesal!Namun, semua orang ingin hidup saat menghadapi batu yang begitu besar. Tidak ada yang memedulikan Ernesto."Sialan!" maki Ernesto yang berang. Dia langsung menembak mati beberapa bawahannya, lalu dia baru bisa masuk ke dalam mobil un

Mendengar pertanyaan ini, Faleo langsung tahu kebohongan yang dia karang sebelumnya pasti sudah terungkap. Sekarang Faleo terpaksa harus mengakui dia memfitnah Tirta demi bertahan hidup.Para wanita Negara Yumai yang mengetahui kebenarannya sangat marah. Mereka menegur Faleo."Pak Faleo, kamu benar-benar jahat!""Sebagai rekan sebangsa, kamu malah menipu kami!""Negara Yumai dirusak oleh politikus seperti kalian! Jangan salahkan orang Negara Darsia ini membantai semua orang di rumah presiden!"Kemudian, mereka meminta maaf kepada Tirta, "Maaf ... Pak Tirta. Kami salah paham padamu. Seharusnya kami nggak memusuhimu."Tirta tertawa dan menanggapi, "Nggak masalah, kalian juga ditipu. Aku bukan orang yang sangat murah hati. Kalau kalian bisa menilai dengan benar dan nggak membenciku, aku pasti lepaskan kalian. Kalau nggak bisa, jangan salahkan aku bertindak kejam. Biarpun kalian itu wanita, juga nggak akan memengaruhi keputusanku."Di antara para wanita Negara Yumai itu, seorang wanita mud

Ernesto meneruskan, "Tapi, pasukan Negara Darsia pasti langsung melancarkan serangan begitu Tirta mati. Aku juga nggak bisa menanggung konsekuensinya kalau Gunung Fozi meledak ...."Ernesto sangat pusing begitu memikirkan masalah ini. Dia tidak berani menghubungi keluarganya untuk memberi tahu mereka situasi di sini.Namun, salah satu anggota keluarga Ernesto menelepon. Ernesto terpaksa harus menjawab panggilan telepon itu. Hanya saja, terdengar suara anggota keluarganya yang marah dan tidak berdaya sehingga membuat Ernesto panik. "Ernesto, gawat. Kemungkinan kamu harus dikorbankan!"Ernesto bertanya dengan geram, "Kenapa, Kak? Apa keluarga kita mau membunuhku karena kerjaanku nggak beres?"Penelepon adalah kakak kedua Ernesto yang bernama Alec. Dia mendesah dan menyahut, "Bukan, tapi kami menemukan peluru kendali balistik antarbenua dari Negara Martim .... Dilihat dari jalurnya, seharusnya tujuan serangan mereka itu Gunung Fozi. Mungkin paling lambat lima menit lagi, peluru kendali ba

Pada saat-saat genting, ide itu terlintas di benak Tirta. Dia langsung memasukkan energi ungu yang sudah dikumpulkannya cukup lama ke dalam tubuh anjing hitam.Anjing hitam meraung dan berseru, "Sialan ... kekuatannya sangat dahsyat dan murni! Aku merasa seperti hampir meledak!"Seketika anjing hitam membuka segelnya. Duar! Tiba-tiba, peluru kendali balistik antarbenua yang ditembakkan Negara Martim itu langsung meledak.Gelombang ledakan membuat lapisan awan buyar. Awan jamur kemerahan yang super besar muncul bak pilar yang menembus langit.Kemudian, puncak Gunung Fozi diledakkan hingga hancur. Gunung itu memuntahkan lava berwarna jingga bagaikan hujan deras yang turun dari langit.Abu vulkanik kemerahan menyelubungi area dia sekitar gunung itu dan terus menyebar. Pemandangan ini terlihat seperti kiamat.Ernesto yang berada di kaki gunung tertawa seperti orang gila dan berseru, "Semuanya sudah berakhir!"Setelah itu, gelombang ledakan membuat Ernesto terpental dan langsung mati di tem