Share

Bab 635

Author: Liazta
last update Huling Na-update: 2025-09-20 07:44:50

Dentuman nada piano memenuhi aula sekolah. Jari-jemari Yura menari lincah di atas tuts putih dan hitam, namun wajahnya masih terlihat sendu. Cahaya lampu panggung memantulkan kebaya biru muda yang ia kenakan, membuatnya tampak anggun bak bintang.

Semua mata tertuju padanya.

Namun bagi Yura, semua itu hampa.

Nada demi nada mengalun, tapi hatinya masih terikat pada satu nama yang tak kunjung hadir. Michael…

Air matanya hampir jatuh ketika ia menunduk menatap tuts piano. Tapi tiba-tiba, entah karena insting atau keajaiban—ia mengangkat kepalanya.

Dan di sana.

Di barisan depan, berdiri seorang pria bertubuh tinggi tegap dengan jas hitam mewah, wajahnya lelah, rambutnya sedikit berantakan, namun sorot matanya… sorot yang begitu dirindukan.

Michael.

Jantung Yura berdegup kencang, begitu keras hingga hampir membuatnya berhenti bermain.

Tidak… ini pasti halusinasi. Aku terlalu merindukannya.

Ia memejamkan mata, menahan getaran tangannya, memaksa dirinya kembali fokus pada nada. Jema
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (19)
goodnovel comment avatar
Nur Elifa
seneng dan haru atas pertemuan Mas Michael dan Yura. sehat semangat selalu Author.
goodnovel comment avatar
Mary Angel
Ayo Mic… explained
goodnovel comment avatar
Siti Thowillah
up banyak" kak othor.... hehehe terimakasih up nya kak othor,, sehat" sll
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 651

    Michael berbaring di kasurnya, menatap kosong langit-langit kamar. Lampu meja yang redup membuat bayangan wajahnya terlihat muram. Ia baru saja kembali ke Indonesia, baru saja bisa menatap langsung wajah Yura setelah sekian lama berpisah… tapi anehnya, rasa rindunya justru semakin tak tertahankan.Seharusnya hari ini ia punya banyak waktu untuk berbicara, bercanda, bahkan sekadar duduk berdua dengan Yura. Namun kenyataannya, Kiara justru mengajak gadis itu berbelanja ke mall. Michael hanya bisa menunggu di rumah, menahan rindu yang kian menyesakkan.Dan kini, meski Yura hanya berada di lantai atas, di kamar tepat di sebelah kamarnya, hati Michael tetap merasa jauh.Tangannya meraih ponsel. Jempolnya sempat ragu, tapi akhirnya ia menekan tombol panggilan video.Layar berdering, hanya beberapa detik, lalu wajah Yura muncul. Rambutnya tergerai lembut, wajahnya tampak lelah namun tetap cantik.“Mas Mic? Kenapa belum tidur?” suara Yura terdengar lembut, namun matanya jelas memancarkan kehe

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 649

    “Yura.”Michael refleks menjauhkan wajahnya dari Yura. Begitu juga Yura yang buru-buru duduk sedikit lebih jauh, wajahnya masih merah padam.“Yura, ayo siap-siap. Kita mau ke mall. Mommy mau kamu temani,” suara Kiara terdengar dari arah pintu.“I-iya, Mom,” jawab Yura gugup, bibirnya tampak pucat. Ia sempat menunduk, takut kalau Kiara melihat sesuatu yang seharusnya tidak terlihat.Michael langsung menoleh cepat, ekspresinya penuh protes. “Mall? Sekarang?”Kiara tersenyum ringan, matanya mengerling penuh arti. “Iya, sekarang. Ada beberapa hal yang harus dibeli. Lagipula, Yura juga butuh refreshing, kan?”Yura menatap Michael sekilas, seolah meminta izin. Michael hanya membalas dengan tatapan merajuk, bibirnya setengah terbuka ingin berkata lebih, tapi tertahan.“Padahal… aku pikir kita bisa—” Michael menggantung kalimatnya, pandangannya tak lepas dari Yura.Yura menggigit bibir bawahnya, lalu tersenyum canggung. Tangannya meremas ujung dress, seperti anak kecil yang ketahuan nakal. “M

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 649

    Pagi itu, taman belakang rumah terasa hangat. Michael duduk santai di kursi rotan, menikmati goreng pisang yang masih mengepul. Uapnya naik perlahan, aroma manis bercampur gurih memenuhi udara.“Yura, goreng pisang ini manis sekali, seperti senyum kamu,” ucap Michael sambil mengunyah, suara baritonnya terdengar dalam dan lembut.Yura yang duduk di depannya, dengan kaki yang digoyang-goyangkan seperti anak kecil, langsung menunduk. Senyum malu-malu tersungging di wajahnya. “Mas… jangan gombal gitu, ah.”Michael tertawa, menatap gadis itu lekat-lekat. Baginya, Yura tampak seperti bocah yang baru saja berhasil memasak makanan yang lezat untuk pertama kalinya.“Mas, aku mau tanya sesuatu,” kata Yura, matanya berbinar penuh rasa penasaran.Michael menaruh piring di meja kecil di sampingnya, lalu menautkan jemarinya di depan dada. “Tanya apa, sayang?”“Mas… pernah punya pacar nggak?” Yura bertanya polos, suaranya lirih tapi jelas.Michael tersenyum kecil, lalu menggeleng sambil berkata pela

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 648

    Rizky menyandarkan tubuhnya di kursi, menautkan jemari di atas meja makan. Wajahnya tenang, tapi ada ketegasan khas seorang ayah yang penuh wibawa.“Michael,” ucapnya pelan, “aku senang mendengar niatmu. Tapi melamar Yura bukan hanya soal membawa cincin dan bunga. Lamaran adalah janji besar—janji untuk menjaga, menghormati, dan membahagiakan dia seumur hidupmu.”Michael menatapnya lekat, lalu mengangguk. “Aku mengerti, Paman. Itulah kenapa aku ingin melakukannya dengan sungguh-sungguh. Aku tak ingin setengah hati. Yura… dia bukan hanya seseorang yang kucintai, tapi juga bagian dari hidupku yang tak tergantikan.”Kalimat itu membuat wajah Yura semakin panas. Gadis itu buru-buru menunduk, pura-pura sibuk merapikan sendok yang sebenarnya sudah rapi dari tadi.Kiara menimpali dengan senyum lembut. “Kalau begitu, kamu juga harus tahu, di sini ada tradisi seserahan. Biasanya berisi perlengkapan untuk calon pengantin perempuan, sebagai simbol kesiapan lelaki menanggung hidup pasangannya. Mun

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 647

    Anisa memandang Noah dengan sedikit tersenyum. Meskipun Noah menolak, baginya tidak apa. Jika Noah hanya di kelas, maka ia juga akan di kelas.“Noah, apa kamu suka kue keju?” Anisa mencoba mengalihkan suasana. Ia tersenyum sambil mengeluarkan kotak kue kecil dari dalam tasnya.“Kue ini aku yang buat, loh,” katanya bangga.Noah sedikit tersenyum, lalu menggeleng pelan. “Maaf, Anisa. Aku tidak terlalu suka makanan manis.”Anisa terdiam, raut wajahnya langsung berubah. “Cicipi satu aja, siapa tahu setelah ini kamu jadi suka. Aku buatnya semalam sampai begadang,” pintanya, seakan tidak ingin menyerah.Noah akhirnya mengambil satu kue, memegangnya sejenak. “Baiklah, aku coba.”Mata Anisa langsung berbinar. Dalam hati, ia berjanji kalau Noah suka, ia akan membuatkan kue setiap hari dengan rasa yang berbeda.“Selamat pagi, Anisa! Wah, kamu bawa biskuit, ya?” suara Leo tiba-tiba terdengar. Ia baru saja masuk, langsung duduk di kursi depan Anisa, dan tanpa basa-basi mengambil satu kue.Anisa t

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 646

    Kelas mulai ramai. Noah baru saja bangkit dari kursinya, merapikan buku, dan hendak pergi."Noah, kamu mau ke mana?" Tanya Anisa.“Aku ke motor sebentar, ada yang ketinggalan,” katanya singkat sambil berjalan keluar. Entah mengapa Noah merasa tidak nyaman dengan sikap Anisa terhadapnya. Karena itu dia memilih untuk keluar dengan alasan mengambil sesuatu yang tertinggal di motor.Anisa hanya mengangguk pelan. Ia menatap punggung Noah sampai pria itu benar-benar hilang di koridor. Hatinya terasa aneh… entah kenapa, setiap Noah pergi, kelas ini seolah berubah menjadi tempat yang asing.Benar saja.Kelas ini selalu ramai oleh para siswa. Dari kelas-kelas yang lain. Mereka akan datang di saat guru belum datang. Semua Itu demi bisa melihat Noah secara dekat. Begitu Noah tak ada, bisik-bisik kembali terdengar. Semula pelan, lalu makin jelas menusuk telinga.“Eh, lihat deh si robot. Sok-sokan cari perhatian sama Noah.”“Iya, padahal kakinya aja bukan asli. Kok berani sih suka sama orang cow

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status