“Mau berangkat ke kantor yang mana nih?” goda Amisha saat dilihatnya Zain sudah tampil rapi dan siap menenteng tas kerjanya.“Maumu aku ke mana? Jangan bilang kau tak bisa jauh dariku!” balas Zain.“Memang,” aku Amisha, menggelayut manja pada lengan Zain.Zain terkekeh, merasa senang mendengar pengakuan polos Amisha.“Tapi, Sweetie … aku harus menyelesaikan beberapa hal, terutama perusahaan milik Paman Andra.” Zain menghentikan langkah, menatap serius pada Amisha.“Aku tak menyangka Paman Andra punya beberapa perusahaan besar, bahkan juga di luar negeri,” gumam Amisha.“Iya. Dan aku lebih tak menyangka lagi kalau ia ternyata mewariskan semua perusahaan itu kepadaku,” tukas Zain, menggeleng tak percaya.“Kau benar-benar beruntung mendapat durian runtuh, Sayang,” puji Amisha.“Hehe … rezeki anak saleh,” pamer Zain, sepakat dengan perkataan istrinya.Sesaat Zain tampak berpikir dan menimbang-nimbang sambil
Terakhir Diperbarui : 2025-05-18 Baca selengkapnya