Mereka menempuh perjalanan sudah bermil-mil, namun belum menemukan perkampungan. Sejauh mata memandang, pemandangan yang terlihat hanyalah pepohonan dan semak belukar. Mereka senang saat menjumpai sungai kecil dengan air sangat jernih, mengalir bergemericik di sela bebatuan. "Air ini dapat menyambung hidup kita," kata Arjuna. "Dingin sekali." Arjuna membasuh muka, kemudian mengisi bumbung bambu yang nyaris kosong. Arjuna mengedarkan pandang ke sekitar mencari tempat untuk bermalam. Mereka bisa tidur di dahan besar dan rimbun, cukup nyaman ketimbang di atas batu ceper, ada juga pohon buah. "Kita bermalam di sini," ujar Arjuna. "Kita lanjutkan perjalanan besok." Seekor ayam hutan muncul dari rumpun semak. Arjuna berjalan mengendap-endap mendekat, lalu melemparkan kujang emas. Kujang pusaka itu menghunjam tepat di bagian leher, ayam hutan mati seketika. Padahal Arjuna serampangan saja melempar, kemudian kujang emas berputar balik ke arahnya, ia menangkap kujang itu. "Kujang emas
Terakhir Diperbarui : 2024-09-06 Baca selengkapnya