Lahat ng Kabanata ng Anak Kembar Empat si Presdir Dingin: Kabanata 1851 - Kabanata 1860

Pesawat Kevin dan Lyana terbang pada pukul 10 pagi. Setelah mereka meninggalkan Kediaman Keluarga Nandara pada pukul 9 pagi, Camila pun menelepon Naomi dan mengajaknya makan di Restoran Paroyal.Hari ini adalah hari ulang tahun pacarnya Edward. Edward pun mengadakan pesta ulang tahun baginya di Restoran Paroyal. Camila dan Naomi juga diundang. Namun, berhubung tidak kenal dekat dengan pacarnya Edward, mereka tidak ingin pergi terlalu cepat untuk berbasa-basi. Pada pukul 11 siang, mereka baru tiba. Tak disangka, baru saja turun dari mobil, mereka melihat Nichelle dan Aurelius.Nichelle memegang sebuah boneka beruang yang sangat besar. Sementara itu, Aurelius memegang sebuah kado dan sebuket bunga segar. Mereka juga baru tiba.Begitu melihat Camila dan Naomi, Nichelle langsung bersemangat dan menghampiri mereka. Dia menyapa, “Halo, Kak Camila! Kak Naomi!”Nichelle berlari ke arah Camila dan Naomi, sedangkan Aurelius juga mengikutinya berjalan mendekat. Dia memasang tampang bersahabat da

Camila tertegun untuk beberapa saat. Dia benar-benar tidak bisa berkata-kata dan hanya menjulingkan matanya. Setelah teringat hal di pesta sebelumnya, dia menggoda, “Kamu memang pantas punya reputasi tampan dan karismatik. Ke mana pun kamu pergi, selalu ada wanita cantik yang mendekatimu.”Dylan memicingkan matanya. “Kamu lagi ngomong soal gadis-gadis yang mendekatiku di pesta tadi?”Camila tidak menjawab. Dylan pun mengangkat alisnya dan bertanya, “Cemburu?”Camila mencibir, “Siapa yang cemburu? Apa hubungannya itu denganku? Aku lagi puji kamu yang punya banyak penggemar wanita!”Dylan tersenyum dengan sangat menawan. “Kamu memang seharusnya memujiku. Tapi, hal yang kamu puji salah. Kamu seharusnya puji aku setia dan nggak tergoda sama wanita lain demi kamu! Aku usir semua gadis yang dekatin aku, lho!Camila menggigit bibirnya. “Kulihat, kamu malah tersenyum gembira dan ngobrol seru bareng mereka.”Dylan memicingkan matanya dan bertanya, “Kalau begitu, kenapa kamu nggak tanya apa yang

Kevin pun tertawa. “Aku tentu saja mau pamer. Cucu ini datang dengan susah payah, lho! Lihat saja sifat Dylan, sebelumnya, aku benar-benar kira Keluarga Hermawan nggak akan punya keturunan lagi! Kamu tahu betapa aku hargai anak ini. Jadi, kamu jangan rebutan sama aku! Habis anaknya lahir, aku mau menggendongnya tiap hari!”Lyana menyahut, “Kita cuma bisa bantu. Soal mau gimana mendidik dan membesarkan anak itu, kita harus tetap hormati keputusan Camila! Cara membesarkan anak zaman sekarang dan dulu berbeda. Cara kita dulu sudah ketinggalan zaman dan kita juga nggak bisa ikuti perkembangan zaman.”Kevin pun tertegun, lalu terdiam sejenak sebelum berujar, “Habis pulang nanti, aku akan suruh Dylan untuk daftarkan aku ke kelas parenting. Aku mau ikut belajar bersamanya.”Lyana sangat tidak habis pikir. Dia pun memanyunkan bibirnya dan lanjut menggoda Kevin. Pasangan suami istri ini mengobrol dengan gembira di dalam mobil. Suasana hati mereka sangat bagus.Ketika hampir tiba di rumah sakit,

Camila langsung menahan napas dan kepalanya terasa berdengung. Kemudian, jantungnya tiba-tiba berdebar kencang. Meskipun suaranya berbeda, dia tahu bahwa orang yang menelepon adalah Leon, si iblis itu!Kenapa Leon menelepon pada saat-saat seperti ini? Apa Dylan yang tidak bisa dihubungi malam ini berhubungan dengannya?Jantung Camila berdebar kencang. Mungkin karena merasakan kegelisahannya, bayi di dalam perutnya juga bergerak hebat. Bahkan ada tonjolan jelas yang terlihat di perutnya.Camila segera meletakkan tangannya di perut untuk menenangkan bayinya. Dia tahu bahwa Leon yang menelepon pasti berniat buruk. Tanpa sadar, dia ingin langsung memutuskan sambungan telepon.Namun, Leon tiba-tiba berkata lagi, “Memangnya kamu nggak penasaran kenapa Dylan nggak pulang malam ini?”Begitu mendengar nama Dylan, jantung Camila tiba-tiba berdebar kencang. Dia mengerutkan kening, lalu menghibur bayinya sambil memaksakan diri untuk tenang.Camila menjangkau laci di samping tempat tidur, lalu meng

Naomi masih belum tidur saat menerima telepon dari Nancy. Demam Baby berulang kali kambuh di malam hari, dan dia juga mengkhawatirkan Kevin. Jadi, dia berjaga di sisi Bayi tanpa berani tidur.Saat ponselnya berdering, Naomi langsung menjawabnya. “Bibi Nancy.”Nancy berkata sambil menangis, “Naomi, cepat datanglah ke rumah sakit. Sudah terjadi sesuatu pada Camila!”Jantung Naomi sontak berdebar kencang. Dia segera bangkit, lalu berjalan keluar pintu sambil bertanya, “Ca ... Camila kenapa?”Nancy menjawab sambil menangis, “Dia mengalami persalinan prematur. Dokter bilang, ini persalinan sulit, nyawa ibu dan anaknya juga sama-sama terancam. Aku tahu kamu menguasai ilmu medis. Cepat datang dan periksalah dia. Huhuhu ....”Naomi menyahut dengan panik, “Aku akan segera ke sana! Aku akan ke sana sekarang juga!”Setelah mengakhiri panggilan telepon, Naomi segera mengetuk pintu kamar Joseph dan Maria. “Ayah! Ibu!”Joseph yang mengenakan piama membuka pintu dan bertanya, “Ada apa, Celine?”Naomi