All Chapters of Anak Kembar Empat si Presdir Dingin: Chapter 1841 - Chapter 1850

Semua orang menggertakkan giginya dan hendak bersuara, Welly pun segera menggeleng untuk menghentikan mereka.George berpihak terhadap Negara Horea. Seandainya mereka semua pergi, dia pun akan bersikap semakin lancang di asosiasi. Dengan begitu, bukannya semua budaya kuno Negara Carika akan diserahkan George kepada Negara Horea?Welly memelototi George sembari berkata, “Padahal kamu sudah berusia 50-an tahun, kamu malah nggak bisa dibandingkan dengan seorang anak kecil! Demi melindungi dan mempromosikan seni budaya Negara Carika, anak sekecil itu bahkan sudah melakukan siaran langsung selama 3 hari 3 malam. Meskipun mulutnya sudah merasa kering, dia masih saja berbicara!”“Coba kamu lihat dirimu sendiri, kamu memalukan sekali! Kamu nggak pantas untuk menjadi bagian dari Negara Carika. Aku harap kamu bisa segera keluar dari Negara Carika!”Selesai berbicara, Welly berjongkok untuk memungut barang di atas lantai. Semua itu adalah barang-barang yang dibuang George dari kantor ketua asosia

Oleh sebab itu, raut wajah George menjadi muram. Dia melirik Jayden dengan tersenyum dingin. “Dari mana kamu dapat lencana ini?”Jayden adalah anak yang memiliki nyali kecil. Dia pun merasa agak takut dengan George. Ditambah lagi, Jayden tidak boleh mengatakan lencana ini diberikan oleh Kakek Buyut Ketiga. Jadi, dia tidak berbicara, melainkan bersembunyi di belakang tubuh Morris dengan takut sembari menatap George dengan gugup dan gelisah.Ketika George menyadari sikapnya telah menakuti Jayden, dia pun berkata dengan suara dan ekspresi galak, “Lencana ini memiliki makna yang sangat besar bagi asosiasi kami. Kalau kamu nggak kasih tahu dari mana asalnya, aku akan lapor polisi! Aku curiga kamu sudah mencurinya!”Jayden segera menjelaskan, “Bukan aku yang mencuri. Aku nggak akan mencuri barang milik orang lain.”Kening George berkerut. Dia menatap Jayden dengan dingin. “Kalau begitu, coba kamu bilang, sebenarnya dari mana kamu dapat lencana ini?”Kening Jayden berkerut. Dia menggigit bibi

George pun terdiam. Meskipun tidak mengenal Caden, George tahu mengenai legendanya. Dia tidak hanya kaya, tetapi juga kejam. Orang luar mengatakan bahwa dia lebih menakutkan daripada iblis. Jika ada yang menyinggung perasaannya, orang itu akan berakhir buruk. Caden jauh lebih menakutkan daripada Morris. Setidaknya Morris tidak membunuh orang ....George menghabiskan waktu yang lama sebelum bisa menenangkan dirinya. “Pak, kamu ....”Caden menyela, “Kembalikan lencana anakku kepadanya.”George memberanikan diri berkata, “Pak, dengar dulu. Lencana itu milik Pak Latif, juga milik asosiasi. Aku ....”Caden menyela lagi dan berujar dengan dingin, “Aku nggak mau dengar tentang urusan internal asosiasimu. Itu nggak ada hubungannya denganku. Aku cuma tahu bahwa lencana itu milik anakku sekarang. Aku nggak suka orang lain rebut barang anakku. Kalau nggak, kamu akan kehilangan tanganmu atau bahkan nyawanya.” George langsung menahan napas dan menelan ludah karena takut. Sementara itu, orang lai

Kakek Kelima juga menjadi serius. Dia menjawab, “Kita berusaha saja sebaik mungkin! Kalau kita nggak bisa menyelesaikannya, pasti akan ada generasi junior yang bisa gantikan kita. Hanya saja, aku nggak tega untuk biarkan generasi junior hidup sesulit ini dan khawatirkan hal ini.”Beberapa orang tua ini tidak memiliki anak. Generasi junior yang mereka bicarakan adalah keturunan Negara Carika, termasuk Naomi, Braden, Hayden, Jayden, dan orang lainnya.Kakek Ketiga menghela napas panjang lagi. “Aku merindukan Naomi dan anak-anak, juga kangen sama Kakak Pertama dan Adik Keempat! Apa kita masih punya kesempatan untuk ketemu sama mereka sebelum mati?”Kakek Kelima menepuk-nepuk bahunya dan menyahut, “Nggak apa-apa. Kakak Kedua sudah tunggu kita di bawah sana. Kalau nggak bisa ketemu sama mereka lagi, kita bisa ketemu sama Kakak Kedua. Kita nggak akan kesepian.”Kakek Ketiga mengangguk. “Benar juga. Menurutmu, di mana Kakak Pertama dan Adik Keempat sekarang? Apa mereka masih mungkin kembali?”

Begitu mendengar ucapan Camila, Kevin langsung menggosok-gosok tangannya dengan gembira. “Aku sudah pikirkan beberapa nama. Tahu nggak? Nama-nama yang aku cari ini sangat bagus, lho! Aku sudah pikirkan dengan saksama, bahkan juga baca banyak buku-buku karya klasik!”Camila bertanya dengan penasaran, “Benarkah? Apa namanya?”Dylan menjawab, “Palingan Siti atau Slamet.”Camila pun terdiam.Dylan lanjut berkata, “Kamu salah cari orang kalau mau minta nama anak. Level Ayah cuma begitu. Menurutnya, makin merakyat nama seorang anak, makin mudah pula anak itu dibesarkan!”“Dulu, dia mau kasih nama Teratai Hermanto ke Kak Fiona, dengan harapan Kak Fiona akan jadi gadis yang suci dan polos. Dia juga sempat mau kasih aku nama Rezeki Hermanto, dengan harapan aku punya cukup banyak rezeki untuk hidup baik setelah aku besar nanti. Jadi, nama bagus apa yang bisa dia berikan untuk anak kita?” cibir Dylan.Rezeki Hermanto .... Camila tanpa sadar membayangkan sebuah peristiwa.Dyla yang mengenakan pak