All Chapters of Anak Kembar Empat si Presdir Dingin: Chapter 2191 - Chapter 2200

Setelah Robbin pulang kerja, dia masih belum pulang ke rumah. Dia terus menunggu di ruang kerjanya. Ketika melihat Naomi dan Caden, Robbin segera berdiri untuk menyapa, “Caden, Bu Naomi!”Naomi kelihatan gelisah. Dia langsung bertanya pada Caden, “Apa mungkin ada yang salah dengan hasil pemeriksaan Andrew?”Robbin menggeleng. Dia berkata dengan sangat yakin, “Nggak akan salah. Aku lihat kalian sangat mementingkannya. Aku pun sengaja mengatur dua regu untuk melakukan pemeriksaan. Hasil dari kedua pemeriksaan itu sama.”Kening Naomi berkerut.Hasil pemeriksaan tidaklah bagus bagi Andrew!Dari segi kesehatan, sebenarnya kondisi Andrew cukup bagus. Dia memang sudah berkali-kali menyuntikkan cairan itu, tapi tubuhnya tetap bisa dipulihkan, asal racun yang tersisa di dalam tubuh berhasil didetoks saja, tidak akan membahayakan nyawa dan juga meninggalkan efek samping.Namun permasalahannya adalah … obat yang disuntikkan Andrew tergolong obat saraf. Meskipun bukan tergolong obat terlarang, sep

Entah sudah berapa lama berlalu, Naomi dan Robbin pun berjalan kembali dari laboratorium. Ketika melihat Andrew, Naomi pun kelihatan sakit hati.Biasanya orang lain menyuntik obat penghilang rasa sakit ke diri sendiri. Namun, Andrew malah takut dirinya kurang sakit!“Andrew, aku mau ngomong berdua sama kamu. Apa kamu leluasa?”Andrew mengangguk, lalu bersama Naomi berjalan ke dalam kantor Robbin.Robbin dan Caden tidak ikut ke dalam. Caden bertanya, “Ada apa?”Robbin berkata, “Hasil tes darah pasti nggak bermasalah. Dari segi kesehatan, dia juga baik-baik saja. Cukup dikontrol dengan obat saja.”Caden bertanya, “Kalau begitu, langsung minum obat saja, ‘kan? Ngapain Naomi ngobrol berdua sama dia?”Robbin menggeleng. “Aku nggak begitu jelas dengan pemikiran Bu Naomi. Mungkin dia khawatir Andrew masih belum sepenuhnya keluar. Dia ingin memberi arahan kepadanya.”…Setelah satu jam kemudian, Naomi dan Andrew sudah selesai mengobrol. Mereka berdua pun berjalan keluar ruangan.Naomi menyera

Robbin berkata, “Shane sudah bisa keluar rumah sakit, tapi dia nggak mau keluar dari rumah sakit. Aku merasa dia melakukannya demi Tiara. Tapi, Tiara sudah jadian sama Andrew. Kalau Shane nggak lepas tangan, bukannya nggak bagus buat mereka?”Dokter Shane sudah memperingatinya sejak awal bahwa dia sudah diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit. Hanya saja, Shane tidak bersedia untuk mengurus prosedur. Tempat ini adalah rumah sakit swasta termahal di Kota Jawhar!Dengan gaji bulanan sedikit milik Shane itu pasti tidak cukup untuk bisa tinggal seminggu di ini. Jelas-jelas Shane sudah diizinkan untuk keluar dari rumah sakit, tapi dia malah tidak keluar. Itu sama saja dengan membakar uang.Keluarga Salim juga bukan keluarga kaya yang bergelimang harta. Kenapa dia mesti menghabiskan uang di sini? Robbin merasa masalah ada di diri Tiara.Seandainya bukan karena berhubungan dengan Andrew, Robbin baru malas untuk memperhatikan hal ini. Ini adalah rumah sakit Keluarga Lukman. Tentu saja dia

Shane berkata, “Dari seorang teman. Papa, kamu bantu aku urus prosedur keluar rumah sakit ya. Kita akan pulang setelah prosedur selesai.”Diandra tertegun sejenak, lalu spontan bertanya, “Apa kalian lagi bahas soal Andrew?”Shane terdiam. Beberapa saat kemudian, dia menjelaskan, “Temanku penasaran siapa yang berhasil mengalahkanku, bisa merebut Tiara dari sisiku. Jadi, kami ngobrol soal Andrew.”Kening Diandra berkerut. Dia pun menghela napas panjang. “Shane, Tiara memang sudah memilih Andrew, tapi bukan berarti kamu dikalahkan dan juga nggak berarti Andrew lebih unggul daripada kamu. Cuma karena Tiara menyukainya saja.”“Ini juga nggak termasuk ‘merebut dari sisimu’. Kamu dan Tiara memang nggak pernah jadian. Aku bisa memahami kesedihanmu, tapi kita nggak boleh menentang Andrew. Dalam masalah tiga orang dalam satu hubungan, pada akhirnya kamu akan merasa sedih. Hanya saja, nggak seharusnya kamu tanggung jawab atas kesedihan mereka berdua! Mereka berdua juga nggak bersalah!”Shane terd

Ketika Andrew melihat reaksi mereka berdua, Andrew mengira dirinya telah salah paham. Dia pun menatap Tiara dengan sedikit tidak berdaya dan berkata, “Aku … lain kali aku ganti.”Tiara segera mengambil bunga itu. Tangannya bahkan gemetar. “Nggak usah ganti! Aku suka! Aku suka sekali! Aku suka banget sama emas batangan! Hanya saja, emas batangan terlalu mahal, malah akan menghabiskan uangmu.”Andrew mengamati ekspresinya dengan bingung. “Kamu nggak usah memaksakan diri.”Tiara segera berkata dengan tersenyum, “Aku nggak lagi memaksakan diri! Astaga, kalau aku nggak suka dengan buket bunga emas ini, bukannya aku itu bodoh?”Tiara mengatakan dia sangat menyukainya memang bermaksud untuk menghibur Andrew, tetapi dia memang juga sangat menyukainya! Jujur saja, wanita mana yang tidak suka dengan bunga pemberian Andrew?Setelah Andrew melihat reaksi Tiara, dia pun memalingkan kepalanya dengan bingung, lalu melihat Dylan dan Caden sekilas. Hadiah yang dianggap risi oleh mereka berdua, malah di